Apa kabar? Aku tahu jika aku menghubungimu, aku akan sangat mengganggu. Biarkan aku bercerita di sini saja, untuk meluapkannya. Aku di sini belakangan ini, merasa sangat terganggu dengan pikiranku sendiri. Aku merasa selalu tertinggal, dan selalu merasa takut ketika orang-orang bertanya tentang pencapaianku seolah-olah hanya itu saja yang ada di otak mereka. Rasanya lebih mudah untuk menjadi dirimu yang sudah mengetahui jalan yang ingin kau ambil dan fokus menjalaninya.
Aku memiliki teori hidup yang membuatku tertinggal dari yang lain. Diibaratkam seperti dua toko yang menjual produk yang sama, namun salah satunya memiliki antrian yang panjang. Orang-orang biasa pasti akan membeli produk yang meskipun dia harus mengantri, dia merelakan itu, karena dia pikir pasti banyak pelanggan yang memang sudah tahu bahwa produknya memang bagus. Tapi aku, aku yang seperti alien ini sudah pasti akan memilih toko dengan antrian yang pendek. Alasan mudahnya adalah karena aku tidak ingin menunggu, dan aku tidak tahu produk keduanya seperti apa. Banyaknya pelanggan tidak selalu menjadi jaminan aku akan merasa puas. Dan, alasan besar lainnya yang sangat out of the box adalah, karena aku membantu jalan rezeki toko yang sepi itu. Masih sempatnya aku berpikir demikian haha
Dan, coba itu diterapkan dalam hidupku, terhadap apa yang aku pilih. Lihatlah aku sekarang. Aku kehilangan arah. Tidak tahu apa yang akan terjadi dalam hidupku. Hanya dengan merasa aku bertanggungjawab terhadap tindakanku kepada orang lain dan merasa diriku harus membawa pengaruh baik, apapun itu, akhirnya aku merasa tertekan dengan pilihanku sendiri karena aku berakhir tanpa menjadi siapapun untuk diriku sendiri.
Sekarang dengan usia yang sudah jauh dari muda, jauh dari kata segar bugar, dengan badan yang lebih mudah lelah, dengan jam tidur yang lebih awal, aku merasa aku sudah sangat tua untuk memulai sesuatu dari awal, memulainya dari kosong. Tapi egoku yang menginginkan semuanya berubah, yang berarti itu adalah hal yang baik berlawanan dengan lingkunganku yang sangat egois.
Aku merasa kesal jika seseorang selalu menyalahkan orang lain atas pilihan yang pada akhirnya dia buat sendiri, tapi begitupun aku kesal dengan keputusan yang aku buat karena dasar-dasar yang membuatku membuatku memutuskannya selalu, dan selalu saja karena orang lain.
Aku 26 tahun dan rasanya menyakitkan sekali waktu yang kubuang pada akhirnya tidak berarti apapun untuk orang lain. Semua dasar kebaikan yang menjadi landasan semua keputusan, hanya berlaku sementara untuk mereka, hanya sebatas senyuman sesaat. Sebagai gantinya, aku tidak mendapatkan senyuman yang permanen, hatiku selalu merasa aku harus melayani mereka ketika mereka selalu meminta lebih dan lebih dan aku tidak pernah menjadi cukup.

KAMU SEDANG MEMBACA
Letters to My Lover
RomansaINDONESIAN Ini adalah kumpulan surat-surat yang sangat ingin kuberikan padamu saat aku siap untuk membagikan semua perasaanku, tumpahan pikiranku tentang hidup dan dunia ini. Aku hanya ingin membuka diriku lebih lebar untukmu, kekasihku yang akan me...