Baru saja aku tulis tentang rasa percayaku untukmu. Mengatakan aku tidak akan pernah ragu sedikitpun. Rasanya aku banyak membual. Sejak awal aku mengatakan aku tidak mau berharap, tapi ternyata aku menunggu pesan darimu. Aku ini sungguh makhluk yang tidak bisa ditebak.
Atau itu hanya aku saja yang berlagak sok tegar?
Badanku kecil, seperti yang kau lihat. Lebih tepatnya aku pendek seperti anak SMP, berisi, pipi tembem. Tak hanya itu, aku pun sulit bergaul, temanku terhitung jari, dan aku bahkan tidak pernah bermimpi memiliki barisan bridesmaids di sebelahku pada pernikahanku nanti. Pada dasarnya, aku kecil dan selalu sendiri sejak kecil. Aku suka berteman, aku tidak menarik diri untuk berteman, aku membawa diriku sendiri, seringnya aku tampil seperti aku yang mendorong temanku untuk berkembang. Padahal, itu hanya tipuan belaka, aku memang ingin dilihat kuat meskipun penampilanku sangat mudah untuk diremehkan. Mungkin itu adalah sebagian dari caraku membela diri, seperti cicak yang memutuskan ekornya saat bertemu musuh, atau cumi yang menyemprotkan tinta, seperti aku yang mengatakan "aku mampu melakukan semuanya" padahal aku tidak mampu.
Faktanya, aku ini lemah, aku baru bisa mengendarai motor 2 tahun ini, ketika adik-adikku sudah mengendarainya sejak 4 tahun lalu. Apalagi mobil, berapa kali aku sudah latihan, aku selalu mengendarainya seperti nenek-nenek, alias aku selalu lupa apa yang harus dilakukan selanjutnya. Tadi pagi, aku berbincang dengan kakakku, katanya sejak kecil, aku ini adalah putri Solo. Kataku, "jangan menodai kata Putri Solo.". hahaha. Maksudku, aku lebih payah daripada putri solo.
Ya, ku akui sajalah aku ini sok kuat. Sok tegar. Iya, aku kecil dan tidak mau diremehkan. Karena, tidak ada yang ingin diremehkan. Aku tidak ingin kamu bertahan karena mengasihaniku. Aku tidak mau kamu mencintaiku karena pipiku tembem dan menggemaskan.
Pertama kali kita bertengkar, kita hampir saja meninggalkan satu sama lain, hingga aku berkata, "ya sudah mau bagaimana lagi, meskipun sebelumnya aku tertarik padamu, nampaknya ini adalah akhir dari obrolan kita.", kamu langsung sontak menjawab, "aku berpikir kamu imut dan hal-hal lainnya, mungkin kita bisa mengubah ini". Whoa! Kamu mengerti maksudku, apa kamu ingin mencobanya lagi karena aku lucu?
Lalu ingatkah kamu ketika kita kembali berbicara lagi setelah 3 tahun kurang kita tidak bersama, "air matamu mengorek luka di hatiku.", begitu katamu saat kamu kembali lagi padaku. Apa itu satu-satunya alasan kamu mengingatku? Tentu tidak. Tapi mengapa kamu mengatakannya seperti itu seolah-olah aku begitu lemah dan kamu merasa sedih karena meninggalkan wanita kecil dan lemah sepertiku?
Kamu mengerti maksudku? Kamu mengerti mengapa aku sulit mengungkapkan perasaanku sejak itu? Aku bersikap seperti, 'ya, tidak masalah', padahal aku sangat ingin berekspresi seperti dulu, meskipun aku sudah lupa caranya. Menyebalkan karena aku harus mengubur perasaan ini kepadamu hanya karena egoku yang ingin membuatmu mengerti bahwa aku ini kuat, independen, dan berani. Tidak masalah bagiku kalau kamu seperti film-film cinta yang menggelikan itu, tidak masalah kamu tidak mengabariku. Begitu kataku. Hahaha aku ini kenapa sih ? kenapa tidak bilang saja seperti wanita lain yang kataku sangat menggelikan itu ? urgh ! entahlah, aku pun sangat kesal pada diriku sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Letters to My Lover
RomanceINDONESIAN Ini adalah kumpulan surat-surat yang sangat ingin kuberikan padamu saat aku siap untuk membagikan semua perasaanku, tumpahan pikiranku tentang hidup dan dunia ini. Aku hanya ingin membuka diriku lebih lebar untukmu, kekasihku yang akan me...