8th : letters to my lover

2 0 0
                                    

Seperti kemarin, hari ini begitu melelahkan, di tengah perjalanan, penjualanku tidak begitu berjalan baik. Dan aku pun mulai putus asa. Ditambah lagi, temanku menghubungiku setelah aku menerjemahkan surat kemarin, responnya sangat singkat, "ya, itu adalah mimpi". Jantungku serasa tidak berdetak. Mall yang begitu ramai seketika terasa hening. Satu pertanyaanku yang langsung muncul pertama kali, langsung kulontarkan, "benarkah? Lalu, apakah aku harus menghentikan ini?", dia tidak ragu menjawab, "tidak, lanjutkan suratmu". Bukan bukan! Aku kesal sekali karena di saat seperti ini dia tidak paham arah pertanyaanku, "maksudku, haruskah aku berhenti mencintainya?"

Aku sedih sekali aku harus menjelaskan betapa tidak ada harapan lagi yang aku rasa saat itu. Apapun itu terdengar sia-sia. Ternyata, bagi orang lain pun, cerita cinta kita terdengar seperti mimpi. Apalagi yang harus aku katakan? Bukankah cara termudah untuk mengakhiri perasaan yang bisa jadi lebih buruk adalah dengan memahaminya ini semua harus berakhir?

"Tidak, jangan berhenti mencintainya. Berhentilah berharap itu akan berakhir seperti kisah Cinderella"

"Jangan mengharapkan apapun."

Dan aku tidak bisa membantah apapun karena semua itu sangat logis. Aku langsung melanjutkan obrolan lain untuk menghentikan percakapan menyedihkan itu.

Di tengah kegilaan perasaan yang kuhadapi, semua perasaan yang ingin aku luapkan kepadamu, cinta, kekecewaan, dan harapan kecil ini, kamu di sana mungkin sedang bersenang-senang, atau bahkan bertemu dengan jodohmu. Dan aku bisa apa soal itu? Jarak kita terpantau sangat jauh, aku tidak bisa memberikan kontrol terhadap hidupmu, aku juga tidak bisa berekspektasi.

Sungguh dalam mencintai, aku ingin semua itu sangat 100%, tidak ingin aku hanya memberikan 50% untukmu. Tapi ternyata, sulitnya hidup sebagai wanita di kelas menengah yang masih banyak harus belajar tentang hidup menyadarkanku, ya memang harus begitu. Kalau aku ceroboh dalam perasaanku, aku bisa membentuk masalah-masalah lainnya yang akan silih berganti muncul.

Sudahlah. Aku harus belajar untuk memberikanlebih sedikit dari yang aku berikan sebelumnya. Aku tidak mau lebih sedih lagidaripada ini.

Letters to My LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang