Sudah lama aku tidak menulis, sangat lama bisa kubilang, tapi aku senang, karena aku bukan tidak menulis karena melupakanmu, meragukanmu, atau mencoba menghilang darimu. Tapi aku mulai banyak membenahi diri dan ya, hanya mencoba untuk hidup seperti orang lain pada umumnya, seperti kamu salah satunya.
Aku kembali menulis karena dua hari yang lalu, kamu baru saja menanyakan hal yang cukup umum dan selalu menjadi pekerjaan rumah yang berat untukku. Kepalaku seolah sulit bekerja dengan sistematis ketika pertanyaan itu datang, dan pertanyaan itu sebenarnya bukanlah pertanyaan yang sulit atau tricky, itu hanyalah pertanyaan biasa ketika orang mengobrol, "How was your day?", dan aku menjawabnya dengan desahan panjang. Ya! Aku tidak sengaja melakukannya seperti orang normal lainnya, tapi bukan karena hariku cukup berat, meskipun 40% darinya, tapi 60% lainnya adalah karena aku bingung harus mengatakan apa.
Anehnya adalah aku adalah yang pertama menanyakannya padamu, mungkin karena alam bawah sadarku yang mengkhawatirkanmu, tapi itu mengalir begitu saja dari mulutku, aku tampak normal di awal. Dan kamu menjawabnya begitu runtut, ringkas, dan mudah dipahami. Dan ketika kamu kembali bertanya, kamu menyadarkanku, aku selalu kesulitan untuk bercerita.
Sebulan yang lalu, aku keluar dari rumah karena aku tidak bisa mengutarakan kekecewaanku kepada adikku yang paling besar. Bukan berarti aku tidak mengkomunikasikannya sama sekali, tapi nampaknya mereka sangat takut dengan respon yang aku akan berikan karena aku selalu diam selama ini, dan berakhir mendiamkanku. Ujungnya adalah aku yang kesal dan marah karena aku tidak punya satupun orang untuk aku ajak bicara atau setidaknya untuk melampiaskan kemarahanku di rumah, maka aku keluar. Cukup rumit saat itu, dan sejak itu, sejak aku kembali ke rumah, aku berusaha untuk berbaur bersama keluarga seusai bekerja, dan mengisi baterai introvertku setelah jam 8 malam.
Sesulit itulah aku yang sudah 26 tahun, sudah cukup tua untuk belajar berkomunikasi. Ironisnya adalah aku adalah perempuan, aku bisa dibilang aneh, tidak biasa untuk dibandingkan dengan sesama perempuan bahkan oleh saudara-saudaraku yang adalah perempuan, dan ekstrovert. Aku merasa aku sangat berbeda. Ketika mereka bercerita, rasanya semua hal bisa dikeluarkan, otak mereka seketika kosong ketika mengobrol, seperti tidak memiliki beban. Dan aku, aku hanya menambah beban sendiri ketika hendak bercerita.
Aku merasa bersalah, merasa sedih, merasa kecil karena kamu mendapatkan aku yang sangat jauh dari sempurna. Atau setidaknya seharusnya kamu mendapatkan wanita normal. Bukan berarti aku tidak 'normal', hanya aku jauh dari ekspektasi ibu mertua. Hahaha ini terdengar lucu, tapi sebenarnya ini akan menjadi masalah besar. Coba bayangkan, jika aku satu atap dengan orangtuamu, dan aku hanya menjadi pendengar setia mereka. Mereka pasti akan mengeluh padamu, "kenapa istrimu sangat pendiam? Apa dia tidak pernah bercerita padamu?", dan kamu menggelengkan kepala karena kamu pun mempertanyakan hal yang sama. Bayangkan jika aku dicurigai adalah psikopat atau pemurung. Aku yang diam sejuta bahasa ini akan membuat kalian ketakutan tanpa arti, tepat seperti bagaimana keluargaku saat ini.
Untungnya, di momen yang hebat seperti kemarin, aku masih sempat mengatakan, "Aku menyadari satu hal hari ini, aku kesulitan untuk mengutarakan perasaan dan pikiranku, aku rasa aku masih harus banyak belajar untuk mengobrol seperti orang lain.", setidaknya kini kau tahu dengan siapa kamu berhubungan. Aku bisa melihat reaksimu cukup kebingungan, meskipun kamu hanya tertawa setelah itu. Aku bisa melihat bagaimana caramu memproses informasi baru dariku.
Sayangku, aku masih harus belajar. Dan entah sampai kapan wanita introvert ini akan berada dalam proses belajar. Mungkin suatu saat kamu akan muak dan murka. Tapi aku harap momen itu bukanlah akhir dari segalanya. Aku harap. Tapi, bukan berarti aku memaksa kehendakku agar kamu tetap tinggal, akupun cukup tau diri bahwa memproses diriku adalah hal yang sulit. Kamu bisa melihatnya dari caraku menulis. Tapi sejauh ini, meskipun baru beberapa bulan kita berjalan bersama dalam jarak yang cukup jauh ini, aku menghargai keputusanmu untuk terus bersama denganku, dan aku menghargai dirimu yang mencoba lebih keras untuk bertahan. Aku sangat mencintaimu, J.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letters to My Lover
RomanceINDONESIAN Ini adalah kumpulan surat-surat yang sangat ingin kuberikan padamu saat aku siap untuk membagikan semua perasaanku, tumpahan pikiranku tentang hidup dan dunia ini. Aku hanya ingin membuka diriku lebih lebar untukmu, kekasihku yang akan me...