3. Gombalan

246 26 0
                                    

Sela sudah menyelesaikan laporan kasusnya hari ini, gadis itu mengambil 10 menit di akhir siftnya untuk membersikan diri sebelum pulang.

"Sela, bukunya aku pinjam yah.." Yuka teman barunya mengetuk pintu kamar mandi 2 kali untuk mengajaknya bicara.

"Oke bawa saja." Kata Sela.

"Kamu sudah tau rute keretanya kan??? Jangan sampai tersesat yah.." kata Yuka lagi.

Lama di negeri orang membuat Sela lupa tentang rute bus maupun kereta, dia juga tidak ingat jalan pulang jika memakai taksi.

"Okey.. tenang saja, aku tidak akan tersesat..."

'Mungkin.' Tambah Sela dalam gumamannya.

Yuka harus pulang lebih dulu karena kakaknya sudah menjemput sementara Sela masih sibuk merapikan bekas pakaian kotornya.

Gadis itu berjalan santai dengan menenteng snelli nya lalu membuka gelungan rambutnya dan membiarkannya tergerai. Di depan pintu menuju lobby Sela sempat menempelkan id cardnya sebagai tahap akhir penutupan sift nya hari itu. Dia lalu berjalan ke halaman depan dan tidak sengaja bertemu Jeno lagi.

"Belum pulang??"

"Ini baru mau pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini baru mau pulang." Jawab Jeno.

Sela melihat lelaki itu memakai helmnya dan bergegas mengenakan jaket kulit hitam yang sangat pas di tubuhnya.

Dalam hati Sela berteriak berharap Jeno mau memberinya tumpangan. Toh tujuan mereka sama kan.
Tapi disini Sela sadar, kalau Jeno selalu bersikap dingin padanya sejak awal. Jeno mungkin tidak menyukainya.
Jadi Sela menepis keinginannya untuk meminta tumpangan lalu berjalan lemah ke Halte di samping rumah sakit.

Tidak disangka Jeno mengikutinya, lelaki itu menghentikan motornya di depan halte lalu menbuka kaca helmnya.

"Mau pulang bareng?" 

Wajah Sela berubah sumringah. Gadis itu mengangguk penuh semangat.

"Jangan salah paham. Papa yang nyuruh bareng."

Siapa yang peduli itu. Yang penting Sela bisa cepat sampai rumah dan tidur.

Dugaan awal Sela memang benar, Jeno bukan pengendara yang mau bersabar di kecepatan 40km/jam. Lelaki itu terbiasa untuk ngebut hingga jantung Sela hampir ketinggalan di perempatan.
Gadis itu mau tak mau harus merapatkan tubuhnya ke arah Jeno lalu memeluknya dari belakang karena takut jatuh.

Jeno terkesiap, Sela menyadari itu. Dia pikir mungkin Jeno risih dengan perilakunya. Padahal tidak. Jeno hanya deg-degan saja karena ini pertama kalinya dia melakukan skinship dengan wanita selain mama nya.

Sela yang merasa tidak enak akhirnya menegakkan kembali tubuhnya dan menarik tangannya dari perut Jeno. Tapi lelaki itu menahannya.

"Pegangan. Nanti jatuh." Katanya.

Serendipity Next Door | LEE JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang