20.Naughty

203 16 0
                                    

Sela dan Jeno basah kuyup. Hujan deras melanda di tengah jalan dan Sela menolak untuk berteduh.
Ada yang aneh dengan gadis itu, Sela merasa sepeti sedang dikejar orang. Gadis itu menyuruh Jeno ngebut dan memeluknya posesif dari belakang.
Jeno pun hanya fokus menyetir dan menahan dirinya untuk bertanya sampai mereka tiba di rumah Jeno.
Ya, Jeno membawa Sela ke rumahnya karena jarak ke rumah Sela lebih jauh.

"Ini baju mama, pakai dulu." Kata Jeno ketika Sela baru keluar dari kamar mandi yang ada di dapur. Sela yang hanya memakai bathrobe akhirnya kembali masuk ke kamar mandi untuk ganti baju.

"Tante Jessica kemana?" Sela keluar dari kamar mandi dengan handuk yang tergulung di kepalanya, dia mendekati Jeno yang ada di depan mesin kopi sambil meracik 2 kopi susu untuk mereka.

"Lagi pergi ke jeju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lagi pergi ke jeju. Bulan madu katanya."

"Kamu mau punya adek?" Entah kenapa pertanyaan konyol itu tiba-tiba muncul di pikiran Sela.

"Kurasa aku sudah terlalu tua buat punya adek. Lagipula mamah sudah ngga bisa hamil lagi."

Sela hanya mengangguk, dia tidak ingin menanyakan alasannya karena Sela tau itu melanggar privasi.

"Mm.. tadi kenapa??"

Jeno duduk di samping Sela setelah meletakkan 2 cangkir kopi susu di meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno duduk di samping Sela setelah meletakkan 2 cangkir kopi susu di meja. Lelaki itu juga sempat mengambil 2 slice  redvelvet cake dari lemari es nya.

"Ah.. iya.." Karena Jeno membahas ini, Sela jadi teringat sesuatu. Gadis itu berjalan ke sofa lalu mengambil blazer Taeyong yang ikut terbawa olehnya. Lalu dia memberikannya pada Jeno.

"Lee Taeyong tadi sangat aneh, dia tidak berperilaku seperti biasanya, dia juga salah saat aku bertanya tentang pasiennya yang harusnya dia tidak mungkin salah. Maksudku.. yah.. Lee Taeyong itu sangat pintar...."

Jeno menatap Sela dan blazer ditangannya bergantian.

"Lalu ini....?" Jeno menunjuk blazer hitam itu.

"Taeyong memberikan itu tadi saat aku kedinginan. Kau cium baunya... bau itu sangat familiar. Baunya sama seperti bau orang yang menyekapku."

Rahang Jeno menegas, wajahnya berubah sangat serius. Lelaki itu mendekatkan blazer itu ke hidungnya dan mencium aromanya.

Serendipity Next Door | LEE JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang