22. Cemburu

110 14 1
                                    

Sela rasanya tidak pernah memiliki hari libur. Termasuk hari minggu dimana dia harusnya santai-santai di rumah dan bermalas-malasan tapi sayangnya sang kepala keluarga memaksanya untuk bangun.

Sebenarnya bukan hanya Sela, Sungchan pun bernasib sama. 2 orang bersaudara itu bermuka masam ketika Yunho mengajak mereka ke lapangan tembak pagi-pagi sekali.

"Sela itu dokter pah, tidak ada gunanya berlatih menembak." Gerutunya sepanjang jalan.

Area tembak di hari minggu tidak terlalu ramai. Area ini terletak di atas perbukitan yang lumayan  jauh dari pemukiman, dan nuansanya seperti hutan buatan.

Sela dan Sungchan langsung duduk begitu mereka sampai sementara Krystal tampak menyapa seseorang di tenda lain.

Ternyata itu adalah keluarga Jeno. Mereka juga berlatih menembak hari ini.
Sela membenarkan tali sepatunya sembari memandang lelaki itu yang tengah fokus menatap sasarannya. Sepertinya Jeno belum sadar kalau ada Sela disini.

"Kak Jeno punya pacar yah??" Celetuk Sungchan. Kalimatnya mengacu pada sosok seorang gadis yang berdiri di samping Jeno.

Gadis itu terlihat akrab dengan Jeno bahkan mereka saling melempar senyuman saat bertatapan.
Sela menautkan alisnya ketika tangan gadis itu mengusap keringat di pelipis Jeno dengan selembar tisu. Entah kenapa Sela merasa tidak senang dengan adegan itu.

"Ciee... cemburu..." Sungchan menyenggol lengan Sela dengan alis naik turun.

"Jangan sembarangan." Sela memperingatinya dengan nada menggertak tapi itu tidak mempan untuk membungkam Sungchan.

"Aku tidak sembarangan. Kau memang cemburu kan... lihatlah aku bisa melihat kepulan asap dikepalamu." Sungchan terkekeh geli.

"Diam !!!"

Sela lebih memilih menghindar daripada meladeni adiknya yang berisik.
Gadis itu berjalan kembali ke tempat parkir mobil lalu tiduran disana.

"Ahh.. menyebalkan sekali... memang lebih baik aku dirumah saja tadi." Gerutunya.

Sela baru menata bantalnya di jok belakang dan mencoba untuk tidur ketika seseorang mengetuk kaca mobilnya. Gadis itu terkejut dan menatap ke jendela. Ternyata itu Jeno.
Sela berdecak, seperti enggan membuka pintu untuk Jeno.

"Ada apa?" Sela hanya menurunkan sedikit kaca jendela nya.

"Mama bilang disuruh ikut makan." .

"Tidak lapar, sana pergi."

"Kenapa cemberut hmm??" Jeno mengamati wajah Sela dan itu membuat Sela tidak nyaman.

"Pergi ! Aku mau tidur." Usir Sela lagi. Jeno tidak mendengarkan.

"Jadi yang Sungchan katakan benar??" Terselip senyuman tipis di bibir Jeno.

"Jangan percaya apapun yang dikatakan brandal itu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Serendipity Next Door | LEE JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang