38. Kekecewaan

118 16 0
                                    

Semuanya terasa hampa, otaknya, tubuhnya, dan juga hatinya kini terasa aneh. Sela seperti berdiri di awang-awang. Berdiam sendirian di tengah ruang gelap yang sunyi.

Secercah cahaya membuat Sela membuka lebar kedua matanya. Menatap bayangan seseorang yang tersenyum manis lalu mengulurkan tangan seolah ingin mengajaknya keluar dari kegelapan itu.

Sela bangkit, bahkan berjalan tanpa ragu mendekati sosok itu.

"Lucas...." Suara Sela menggema, namun semakin dia berteriak bayangan itu semakin menjauh.

"LUCAASSS !!"

Sela mulai berjalan cepat dan perasaan khawatir itu membuatnya mulai berlari untuk mengejar sosok itu, namun langkah kakinya tak membuat jarak di antara mereka menyempit.

"LUCAAASSSS..."

Bayangan tubuh Lucas perlahan menghilang, meninggalkan dirinya seorang diri dalam kegelapan.
Sela jatuh terduduk bersama genangan air matanya yang meleleh di pipinya.

Namun kegelapan itu tak serta-merta membuat Sela ditelan kesunyian. Bersamaan dengan suara langkah kaki yang mendekat gadis itu mulai kembali mengangkat kepalanya.

Jeno berjongkok tepat di hadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno berjongkok tepat di hadapannya. Tatapannya begitu sayu dan terlihat teduh. Lelaki itu mengulurkan tangannya pada Sela.

"Lee Jeno...?"


Flashback...

Lucas sudah memperhitungkan ini, Jeno tidak akan membiarkan gadis itu jatuh. Lelaki itu pasti akan mengorbankan tubuhnya untuk menjadi alas pendaratan Sela.

Dan detik berikutnya terasa seperti slow motion.
Dentuman keras bersumber pada helikopter milik Lucas.

Benda terbang itu berubah menjadi gumpalan api yang mengambang di udara, bersama serpihan-serpihannya yang mencuat kemana-mana.

Jeno merentangkan tangannya di bawah. Dia berlari, berusaha menangkap tubuh Sela yang terjun bebas dari ketinggian 10 meter.

Meskipun tampak mustahil tapi nyatanya Jeno berhasil menangkap tubuh Sela lalu keduanya jatuh dengan keras kebelakang. Hal terakhir yang Jeno rasakan adalah ketika kepalanya membentur lantai beton dan membuatnya tidak sadarkan diri.



💮💮💮

Sela terlonjak dan mendadak duduk hingga membuat ranjang pasiennya bergeser. Seorang perawat yang sedang menggantikan infusnya juga ikut terkejut melihatnya.

"Aku akan memanggil dokter, tunggu sebentar." Kata perawat itu sebelum pergi.

Sela mengamati sekitar. Suasana rumah sakit ini memang sangat familiar dengannya, namun suara dengungan ventilator membuatnya sedikit berpikir, apa dia ada di ruang ICU sekarang?

Serendipity Next Door | LEE JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang