23. Suddenly

104 18 1
                                    

Insiden ciuman panas Sela dan Jeno berbuntut panjang. Kini mereka berdua terlibat kebingungan akut di tengah acara makan malam kedua keluarga mereka.
Ini berlangsung di rumah Sela. Bahkan mamanya dan mama jeno sudah sibuk sejak sore dengan banyak bahan makanan, selain itu Yunho dan Donghae juga membeli banyak wine.
Ini seperti acara perayaan yang Sela dan Jeno sendiri tidak yakin perayaan apa itu.

Dua orang itu adalah satu-satunya yang berwajah linglung di meja makan dan itu membuat Sungchan berulang kali terkekeh geli saat matanya menatap Sela.

Sela juga berulangkali memberi Sungchan isyarat dan bertanya 'sebenarnya ada apa?' Tapi Sungchan menolak menjawab.

Sela pikir setelah insiden tadi dia dan Jeno akan disidang dan mungkin di hukum karena hampir berbuat mesum tapi tampaknya dia salah. Kedua orang tuanya dan orang tua Jeno malah terlihat bahagia, bukannya marah.

Mereka semua makan dan ngobrol diiringi suasana bahagia, sampai tiba di acara minum Wine, Jessica mendekati Sela dan berujar,

"Mulai sekarang panggil aku mama ya.." Dia tersenyum penuh arti. Sela melemparkan tatapannya ke Jeno dan lelaki itu hanya mengedikkan bahu.

"Mulai hari ini kalian resmi bertunangan." Kata Krystal.

"Hah??" Sela menganga kaget sementara Jeno hanya melebarkan matanya, lalu dia senyum-senyum.

"Mah.. Sela dan Jeno baru jadian. Kenapa harus tunangan sekarang?"

"Biar kamu tidak lari sayang, kamu pikir mama ngga tau kalau kamu suka ganti-ganti pacar ?" Nada bicara Krystal sangat tajam dan menusuk, itu membuat Sela langsung diam dan merengut.

Sementara di sisi lain, Jeno tampak menahan tawanya karena penuturan Krystal.

Jessica tampak mengeluarkan sebuah kotak hitam kecil dari tasnya. Isinya adalah kalung emas dengan berlian kecil di tengahnya. Kedua tangan wanita itu melingkar di leher Sela untuk memakaikan kalungnya.

"Ini dulu papa Jeno yang berikan saat acara tunangan, sekarang kamu yang pakai ya."

Seketika seperti ada beban besar yang di letakkan di pundak Sela.
Memakai kalung ini dan menyandang status sebagai 'calon istri Jeno' membuat Sela merasa terbebani. Kebebasannya telah berakhir. Dan masa lajangnya tengah berada di ujung tanduk. Sela tidak berpikir dia terlalu muda untuk bertunangan tapi tetap saja dia belum ingin tetikat dalam hubungan serius seperti ini.

Acara makan malam berakhir tidak terlalu larut. Kedua orangtua Jeno bersiap untuk pulang. Tapi perdebatan kecil kembali terjadi disini.

"Kamu disini saja temani Sela tidur." Kata Jessica. Donghae dan Yunho menahan senyumannya melihat wajah gelisah Jeno.

"Mah.. kan belum menikah, Jeno mau ikut pulang aja."

"Ga boleh. Disini saja dengan Sela, besok temani dia berangkat kerja." Jessica mendorong tubuh Jeno yang hendak masuk mobil.

"Jangan nakal ya disini Jen. Mama dan papa mau pulang dulu."


Jeno dan Sungchan bermain game sampai tengah malam sementara Sela sudah tidur lebih dulu di kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno dan Sungchan bermain game sampai tengah malam sementara Sela sudah tidur lebih dulu di kamarnya. Lelaki itu baru masuk ke kamar setelah Yunho memarahi Sungchan karena bermain game sampai jam 1 dini hari.

Sela tidak merasakan Jeno masuk, tapi ketika ranjangnya bergoyang saat Jeno naik akhirnya Sela terbangun.

Laki-laki itu terlihat seperti mayat hidup. Tidur terlentang, diam dengan kaku dan hanya berkedip-kedip. Melihat itu Sela jadi ingin tertawa.

"Mau peluk hmm.." Tawar Sela. Jeno terkejut dan meliriknya.

"Apa kamu terbangun gara-gara aku?"

"Iya."

Sela menarik selimutnya untuk menutupi tubuh Jeno lalu memaksa lelaki itu mendekat.

"Peluk."

"Kayaknya lebih baik aku tidur dengan Sungchan saja." Kata Jeno, posisi tidurnya miring menghadap Sela tapi dia tidak berani mendekap gadis itu.

"Kenapa?"

"Takut kelepasan."

Sela terkekeh mendengar jawabannya. Sungguh Jeno adalah laki-laki yang baik. Dan Sela kecewa pada dirinya sendiri karena tubuhnya ini sudah pernah terjamah oleh laki-laki lain.

"Lakukan aja kalau ingin. Ini bukan pertama kalinya untukku." Sela menatap 2 manik mata Jeno dengan tatapan sendu. Pancaran mata penuh rasa bersalahnya membuat hati Jeno terenyuh.

"Kau pasti kecewa kan?" Lanjut Sela.
Gadis itu menunduk. Rasanya terlalu malu menghadap Jeno seperti ini. Seperti sedang melakukan pengakuan dosa. Tapi Sela benar-benar sudah memperingatkan Jeno saat itu kalau dirinya bukanlah wanita baik-baik.

"Kau tau.. aku tidak masalah kau mau mundur. Ini baru bertunangan, belum menikah, kau masih bisa menolak..."

"Tidak akan." Potong Jeno cepat. Satu tangan lelaki itu mengusap kepala Sela dan membuat mata penuh penyesalan itu kembali menatap Jeno.

"Sudah kubilang kan.. aku tidak akan melihat masa lalumu. Kau seorang wanita, apapun yang pernah kau alami di masa lalu, kau tetaplah berharga untukku."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Serendipity Next Door | LEE JENOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang