Sudah usang dan penuh coretan karya tangan ibu. Aku berangkat dulu, pamit ku pada ibu untuk pergi jauh dari sarang. Di negeri jauh yang katanya bisa hidup dalam mimpi, aku membuat goresan-goresan kecil sebagai tanda pernah ada.
Tangan yang mulai mengkerut kecoklatan sebagai bukti kalau ia pernah menahan matahari demi aku. Direlakannya aku berjalan jauh. Pundak dan kepala diusap. Pasti teringat olehnya sosok bayi merah kecil yang kemarin masih menangis kini sudah berdiri tegap mulai menata hidup.
Langkah demi langkah mulai memudarkan sosoknya dari pandanganku. Matanya yang rabun pasti sudah tak bisa melihatku dari jarak sejauh ini, tapi tangannya terus saja melambai. Seluruh patahan dan goresan masih bisa ditata, semua masih baik baik saja asal ibu masih ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak
PoetryTerima kasih untuk kamu yang sudah berjuang sejauh ini. KAMU KUAT, KAMU HEBAT, KAMU LUAR BIASA! Apresiasi atas segala usahamu kelak akan berbuah manis. Sekali lagi, terima kasih 🌻