Three - Seducing Mr. Angkasa

15K 645 4
                                        

CERITA INI SUDAH TAMAT DI APLIKASI KARYAKARSA DENGAN BAB PREMIUM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

CERITA INI SUDAH TAMAT DI APLIKASI KARYAKARSA DENGAN BAB PREMIUM. JIKA INGIN MEMBACA DI SINI SILAHKAN, TAPI AKAN SANGAT SLOW UPDATE. 

TERIMA KASIH. LUVH YOU, GUYS. 




Diva mendengar suara langkah kaki yang menjauh, perlahan wanita itu melirik ke belakang dan mendapati Abas sedang membuka kemejanya hingga menunjukkan kulit tubuhnya yang kecoklatan. Jelas saja hal itu membuat Diva harus menahan napas untuk meredam gejolak aneh yang tiba-tiba saja muncul dengan tidak tahu dirinya.

Wanita itupun melangkahkan kaki untuk kembali masuk ke dalam dan tak lupa menutup pintu dengan rapat. Ia tentu dapat melihat kerutan di dahi serta sebelah alis yang menukik tajam di wajah pria matang itu.

"Apa yang ingin anda bicarakan?" tanya Abas seraya membuka ikat pinggangnya dan meletakkan asal di atas ranjang.

Sialnya bukan fokus ke pertanyaan pria itu, Diva malah membayangkan hal-hal erotis seperti pria itu membuka sabuk pengaman dan dilanjutkan dengan benda lain yang menempel di tubuhnya.

"Apa yang anda bayangkan, Nona Diva Adzakina?" Kali ini wanita itu dibuat terkejut karena Abas yang tahu dan bahkan menyebutkan namanya dengan jelas dan lengkap.

Ah, terlihat sangat gamblang bahwa pria itu adalah sosok yang bergerak begitu cepat dalam segala hal. Contohnya mencari tahu wanita pengganggu yang berusaha menggoda di hadapannya ini.

"Jadi, anda sudah mencari tahu tentangku?" tanya Diva dengan kepala mengangguk-angguk tanda bahwa dirinya sudah bisa menyimpulkan sendiri jawabannya.

"Seorang dosen muda yang dipecat tidak terhormat karena hobi keluyuran di club malam," jawab Abas dengan nada mencemooh.

Bukannya marah, Diva malah memasang wajah memelas yang dibuat-buat. "Oh, anda begitu perhatian sampai begitu repot mencari tahu tentangku," ujarnya dan dengan berani meletakkan tangan di atas dada bidang pria itu yang masih ditutupi kemeja putih.

Abas mencengkeram tangan Diva tapi tak menggesernya sedikitpun. "Bagaimana bisa kamu menjadi seorang pengajar dengan attitude yang sangat murahan seperti ini?"

"Ah, anda berbicara terlalu kasar sehingga membuat hati saya rasanya sakit sekali," ujar Diva main-main.

"Apa maumu?" tanya Abas akhirnya seraya menyingkirkan tangan wanita itu dari tubuhnya.

Diva berdecak seraya menyilangkan kedua tangan. "Anda sudah tahu saya dipecat, sehingga saya tidak punya pekerjaan lagi," ucapnya pura-pura sedih. "Jadi, saya ingin melamar menjadi sugar babby anda untuk mendapatkan uang," ujar Diva sembari mengusap ujung kerah kemeja yang Abas pakai.

Pria itu tersenyum sinis, mengamati tubuh wanita itu dari bagian kepala hingga kaki. "Aku tak yakin wanita kurang nutrisi sepertimu bisa memuaskanku," bisiknya mengejek.

Diva mendelik tajam. Sialan! Baru kali ini ada pria yang mengatakan tubuh tinggi semampainya ini kurang nutrisi. Biasanya para lelaki akan berlomba-lomba memberikan pujian kepadanya. Pria tua satu ini benar-benar membuat Diva merasa rendah.

Terjerat Duda [RE-POST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang