Twenty Four - Saling Menyakiti

6.7K 496 18
                                        

SUDAH TAMAT DI APLIKASI KARYAKARSA DENGAN NAMA AKUN AYUTARIGAN [TIDAK PAKAI SPASI] DAN TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOKS. THANKS

ENJOY 🔥🔥🔥


Diva menatap layar televisi dengan pandangan sinis dan tangan mengepal karena geram. Di sana Abbas Angkasa sedang diburu wartawan yang berbondong-bondong menanyakan perihal kedekatannya dengan Diva Adzakina. Sayangnya tak ada jawaban dari pria itu yang malah sibuk melindungi sang sekretaris dari desakan para pemburu berita.

Dapat Diva lihat dengan jelas tangan Abbas melingkar erat di punggung Aulia sehingga tubuh mereka kian merapat saja. Hal itu tentu saja kembali mengundang atensi para wartawan yang melihat sikap over protective Abbas terhadap sekretarisnya itu.

"Apa bapak punya hubungan spesial dengan sekretaris anda ini?" celetuk salah seorang diantara mereka.

Abbas dan Aulia serta Pedro yang tadi berusaha menerobos kerumunan itu kini tiba di depan pintu mobil. Mengejutkannya, Abbas menjawab pertanyaan wartawan itu sebelum masuk ke dalam mobil.

"Ya." Cukup satu kata itu dan Diva langsung mematikan TV di hadapannya dengan napas memburu.

Ia kemudian berjalan menuju kamar dan menjatuhkan diri di atas kasur dengan pikiran yang semrawut. Wanita itu meraih ponselnya dan segera menelpon sang papa.

"Hallo, ada apa, Sayang?" tanya Jeremy yang sejak kejadian buruk yang menimpa putrinya itu membuat dirinya menjadi sedikit lebih lunak.

"Pa, Diva setuju melakukan konferensi pers," ujar wanita itu datar.

Terdengar helaan napas di ujung sana. "Kamu sudah yakin?" tanyanya.

"Sangat yakin, Pa!" ujar Diva yang bertekad akan membuat Abbas Angkasa menyesal telah mempermainkannya.

"Oke! Papa akan atur waktunya," sahut Jeremy akhirnya.

Sambungan terputus dan Diva menarik napas panjang lalu menghembuskannya perlahan. Lalu wanita itu menepuk-nepuk dadanya keras. Kenapa rasanya sakit sekali? Sumpah mati ia belum pernah merasa selemah ini hanya karena laki-laki.

Tak perlu waktu lama bagi Jeremy untuk mempersiapkan semua. Karena keesokan paginya ia dan isteri beserta Diva sudah duduk di hadapan para wartawan yang siap memberi runtutan pertanyaan.

"Di sini saya tidak akan berbicara panjang lebar. Hanya saja intinya Diva sama sekali tidak menyakiti siapapun dan untuk selanjutnya kami akan menuntut siapa-siapa yang membuat nama anak saya tercemar dan berani melontarkan kata-kata kasar di media sosial," ujar Jeremy tegas.

"Lalu bagaimana dengan skandal Diva dengan Pak Abbas, Pak? Apakah memang benar mereka hanya teman satu malam atau--"

"Kami tidak berteman dan sama sekali tidak memiliki kedekatan. Saya hanya mengenalnya sebagai mertua dari rekan kerja saya dulu," tukas Diva datar.

"Jadi, apa artinya poto-poto itu?" tanya salah seorang wartawan wanita yang berdiri paling depan.

"Poto diambil saat saya memang tidak sengaja memegang tangan Pak Abbas, dan saya di sana ingin menemui cucu pria itu yang tak lain adalah anak teman saya. Walau nyatanya saya tidak jadi bertemu karena mereka tak ada di apartemen itu," ujar Diva jelas berbohong. Tapi siapa peduli, ia tidak akan membuat Abbas merasa menang karena sudah menyakiti hatinya.

"Jadi mbak Uly itu teman anda ya?"

"Ya, kalian bisa cari tahu sendiri soal itu karena rekam jejak pekerjaan kami tidak ditutup-tutupi."

"Bagaimana tanggapan anda tentang kabar kedekatan Pak Abbas dengan sekretarisnya yang mencuat belakangan ini?" tanya salah seorang dari mereka lagi.

"Itu bukan urusan saya karena masih banyak yang lebih penting dari itu yang harus saya urus," sahut Diva tenang.

Terjerat Duda [RE-POST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang