Thirteen - Perjodohan Diva

7.9K 427 7
                                        

Cerita ini sudah tersedia di GOOGLE PLAY BOOKS dan tamat di aplikasi KARYAKARSA dengan akun AYUTARIGAN (tanpa spasi). Terimakasih.

Enjoy 🔥🔥🔥🔥





Pagi datang menghampiri bersama mentari yang memancarkan sinarnya dari sela-sela gorden kamar Diva yang kini masih bergelung di dalam selimut tebalnya. Wanita itu baru tertidur beberapa jam yang lalu setelah meratapi nasib malang yang menimpanya hari ini.

Ya, pertunangan yang dilakukan karena jebakan orang tuanya sendiri. Awalnya Diva pikir ini hanya undangan makan malam biasa seperti sebelumnya yang memang sudah memperkenalkan dirinya dan juga Danus Holta.

Tapi nyatanya tadi malam Danus malah melamarnya di hadapan semua orang bertepatan dengan acara ulang tahun perusahaan keluarga pria itu.

Diva yang kaget dan merasa linglung tak tahu harus berbuat apa. Hingga datanglah sang papa dan membisikkan ajaran sesat padanya hingga kepala Diva mengangguk begitu saja yang diasumsikan semua orang bahwa wanita itu menerima lamaran Danus yang langsung bersorak gembira dan memakaikan cincin di jari manis wanita itu tanpa meminta izin lagi.

Diva merasa dunianya berputar, napasnya sesak dan seketika itu pula ia jatuh pingsan dan lagi-lagi orang berpikir bahwa ia begitu terharu hingga tak sadarkan diri. Sialan sekali!

Kini ia tak tahu harus berbuat apa untuk membatalkan pertunangannya itu. Diva benar-benar merasa buntu dan sakit kepala memikirkan hal ini. Belum lagi balasan pesan Abbas yang malah terlihat begitu gembira mendengar kabar pertunangannya jelas semakin membuat Diva jengkel setengah mati.

Padah selama seminggu ini ia sengaja menjaga jarak dari pria itu agar Abbas merasa kehilangan dan merindukan dirinya serta sadar bahwa Diva memiliki arti di sisinya.

Nyatanya pria itu malah merasa bersyukur dan tak sekalipun menghubungi Diva. Malah wajahnya semakin eksis di gosip congor curah karena banyaknya wanita yang mengaku-ngaku sebagai kekasih pria matang itu.

Kini Diva tak punya rencana baru yang cukup jitu untuk mengganggu pria itu lagi. Sebab kini berita pertunangannya sedang hangat diperbincangkan publik, bahkan group dosen tempatnya bekerja dulu juga sontak heboh. Jelas saja, karena sejak dulu Diva memang tak terlalu mengekspos siapa sebenarnya dirinya sehingga tak banyak yang tahu bahwa ia adalah putri satu-satunya dari salah satu pengusaha ternama di kota itu.

Mungkin jika mereka tahu, sikap mereka tak akan seburuk itu ketika mendepak Diva sebagai pengajar dari sana.

Diva menghela napas panjang bertepatan dengan ponselnya yang bergetar tanda panggilan masuk.

Wanita itu jelas mendelik tak percaya ketika nama Hot Duda tertulis di layar ponselnya.

Diva ingin sedikit saja jual mahal, tapi mengingat kesempatan mungkin tak akan datang dua kali, akhirnya ia memutuskan untuk membuang niat awalnya itu dan menggeser layar ponsel untuk menerima panggilan.

"Hallo ...," sapanya yang kebetulan dengan suara yang serak. Mungkin karena ia bergadang dan sempat menangis frustasi semalam.

"Kamu sakit?" tanya suara di seberang sana yang meski dengan nada datar tapi tetap saja mampu melambungkan hati Diva yang menyimpulkan perhatian pria duda itu.

Diva berdehem pelan. "Hanya sedikit kelelahan, tidak perlu khawatir meski saya cukup terharu dengan perhatian anda," jawabnya geli.

"Terlalu percaya diri itu tidak baik," tukas pria di seberang sana dengan suara sinis yang begitu kentara.

Tak masalah bagi Diva karena ia sudah kebal dengan sikap ketus dan tajam pria itu.

"Ambil mobilmu di rumahku, halamanku yang luas itu terasa sempit karena keberadaan mobilmu itu," ujarnya lagi dengan suara tajam.

Diva menyipitkan mata, memang saat ia meminta sang papa untuk mengurus mobilnya yang mogok di pinggiran kota kala itu, papanya mengatakan bahwa mobil Diva sudah dibawa ke bengkel dan sedang diperbaiki. Wanita itu pikir bahwa papanya sudah mengurus hal itu sehingga ia tak ambil pusing dengan keberadaan mobilnya karena ia masih bisa memakai kendaraan papanya yang lainnya karena ia tinggal di rumah selama seminggu ini.

"Kenapa bisa ada di sana?" tanya Diva yang tak sadar karena pemikirannya sendiri.

"Jelas ada. Pedro yang memanggil orang bengkel dan setelah selesai, mereka mengirimnya ke sini."

"Ah, kenapa anda tidak langsung mengirimnya ke rumahku?" protes Diva heran.

"Aku tidak tahu alamat rumahmu!" sahut Abbas tajam. "Cepat datang dan bawa uang ganti perbaikannya!" imbuhnya tajam.

"Datang ke rumah?" Diva jelas berbinar senang saat kesadarannya kembali pulih, ia langsung membayangkan bahwa akan bertemu dengan Abbas dengan alasan yang tak perlu ia buat-buat.

"Cepat! Sebelum aku berubah pikiran!"

"Baiklah, Pria Otoriter! Tunggu aku!"

Diva langsung melompat dari atas kasur dan bergegas untuk mandi dan mempersiapkan dirinya dengan sebaik mungkin untuk bertemu kembali dengan pria yang selalu membuatnya uring-uringan belakangan ini.

Tak membutuhkan waktu lama bagi wanita itu untuk bersiap, dan kini ia sudah duduk di dalam mobil yang melaju di jalan raya bersama mobil lainnya.

Beberapa menit kemudian ia sampai di sebuah rumah dengan gerbang yang cukup tinggi dan dijaga oleh dua orang satpam bertubuh tegap.

Diva tak perlu menjelaskan kepada dua orang itu karena mungkin saja Abbas sudah memberi info kedatangan Diva sehingga mereka hanya membungkuk sopan saat wanita itu melewati gerbang yang mereka buka.

Setelah memarkirkan mobil di spot khusus untuk tamu, Diva berjalan dengan jantung berdebar memasuki rumah besar milik Abbas Angkasa itu.

Ia disambut oleh seorang pelayan yang memberitahukan bahwa sang Tuan sedang ada di kolam renang bagian belakang dan Diva diminta untuk menunggu sebentar di ruang tamu.

Sayangnya Diva bukanlah tamu yang penurut karena dengan langkah perlahan ia mengikuti ke mana arah pelayan itu menghilang.

Jelas saja, membayangkan pria itu sedang melakukan olahraga renang membuat otak Diva tak bisa untuk menahan gejolak penasaran akan penampilan panas duda itu.

Tak jauh dari tempatnya berdiri ada sebuah dinding kaca yang menjadi pembatas dengan halaman belakang yang memiliki sebuah kolam renang cukup luas. Di sana ia bisa melihat sang pelayan sedang berbicara dengan Abbas yang masih berada di dalam kolam renang.

Sungguh Diva ingin merutuki dirinya sendiri yang seketika merasa tak suka dengan pelayan muda itu karena berdekatan dengan Abbas yang berpenampilan sangat panas itu.

Tanpa pikir panjang, ia melangkahkan kaki dengan wajah datar untuk menghampiri dua orang itu yang belum menyadari kehadirannya.

Pelayan udah itu berbalik dan terkejut melihat keberadaan Diva. "Nona, bukankah saya sudah meminta anda untuk menunggu?" tanyanya heran.

"Kalian lama sekali. Entah apa yang diperbincangkan. Hal itu sungguh membuang waktuku," sahut Diva ketus yang membuat pelayan itu terkejut karena perubahan sikap Diva secara tiba-tiba.

"Biarkan dia di sini, kembali pada tugasmu," ujar Abbas menginterupsi keduanya.

Sang pelayan mengangguk patuh dan berlalu dari sana, meninggalkan keduanya yang saling diam dengan tatapan saling menajam.

To be continued

Terjerat Duda [RE-POST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang