SUDAH TAMAT DI APLIKASI KARYAKARSA DAN TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOKS.
ENJOY 🔥🔥🔥
Diva benar-benar tidak menyangka jika pria duda yang selama ini selalu mengusirnya dengan kata-kata beracun andalannya itu kini malah berbalik selalu mengikuti kemanapun dirinya pergi bahkan ketika Diva membeli beberapa manekin baju untuk diletakkan di dalam butik barunya nanti.
Jelas saja hal itu membuat banyak orang kembali bertanya-tanya tentang hubungan mereka yang sebelumnya sempat mencuat dan menuai pro dan kontra karena status Diva sebagai tunangan orang lain saat itu.
Diva jadi merasa jengah sendiri dan jelas tidak nyaman ketika kehidupan pribadinya benar-benar menjadi sorotan dan banyak orang-orang awam yang ikut campur di dalamnya bahkan tanpa segan memberi komentar dan label buruk terhadap dirinya tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan kehidupan Diva.
Akhirnya karena merasa risih pada orang-orang yang selalu saja memperhatikan mereka di manapun berada, Diva memutuskan untuk tidak pergi keluar rumah setelah pulang dari membeli manekin karena mood-nya benar-benar hancur karena ulah orang-orang yang tidak bertanggung jawab itu.
Dan lagi-lagi Abbas tetap menempeli dirinya dengan ikut ke ruangan pribadi Diva dalam butik yang belum resmi dibuka itu.
"Memangnya Anda tidak bekerja? Nggak takut bangkrut karena kerjaanya ngintilin aku terus?" gerutu Diva yang duduk bersandar di kursi kerjanya sementara Abbas sibuk dengan tablet di sofa tak jauh dari wanita itu.
"Ini saya sedang bekerja," sahut pria itu enteng tanpa repot-repot menoleh pada Diva.
Wanita itu jelas mencibir dan ikut-ikutan membuka ponsel. Tak ada yang menarik baginya sebelum notifikasi sebuah berita muncul dan cukup mengejutkan dirinya.
"Danus ketahuan mendaftarkan pernikahan dengan Clarie?" gumam wanita itu dengan kerutan dahi dalam.
Lalu, beberapa berita lain muncul lengkap beserta foto-foto pria itu bersama Clarie yang sudah membuncit sedang memasuki kantor urusan agama. Jelas saja, media kembali ricuh dan komentar pedas berbalik menyerang Danus Holta dan wanita yang mereka tahu berinisial C itu.
"Wah, pantes aja calonnya juga main serong, ternyata jantannya duluan buat ulah."
"Wadidaw, udah tinggal nunggu launching aja tuh perut."
"Bener sih yang dilakuin Diva, mending sama Duda hot itulah."
Berbagai macam komentar pedas bermunculan di setiap berita yang mengabarkan tentang Danus dan Clarie. Bukannya merasa senang, Diva malah tambah dibuat pusing karena jelas di sini namanya masih disangkut-pautkan.
Hal ini tentu akan terus menyeret namanya dan berpotensi akan membuat dirinya kembali dikejar-kejar oleh para pencari berita untuk mewawancarai dirinya sebagai mantan tunangan yang dikhianati pria itu.
Padahal sebelumnya mereka telah memberitakan hal-hal yang tidak sepenuhnya benar dan menggiring opini untuk menjelekkan nama Diva sendiri.
Dering ponsel Abbas membuat fokus Diva teralihkan dan ia nyaris kehilangan kata-kata ketika mendengar percakapan yang sedang Abbas lakukan.
"Tahan skandal yang lainnya, biarkan yang ini membakar mereka dulu dengan perlahan," ujar pria itu dengan senyum miring.
"Ya. Puncaknya kita keluarkan di akhir cerita," sahutnya puas dan mematikan sambungan telepon.
"Bisa dijelaskan ini semua?" tanya Diva yang tak perlu mencerna lebih lama lagi dengan keadaan apa yang sedang terjadi di antara mereka.
Abbas mendongak dan menyeringai lebar. "Ini belum seberapa, Diva. Mereka akan mendapatkan rasa sakit hati bahkan dua kali lipat dari yang kamu alami karena perbuatan mereka."
Diva menggeleng pelan. "Tapi semua ini nggak perlu. Aku--"
"Asal kamu tahu, orang yang menyebarkan poto kita waktu itu adalah Danus sendiri," tukas Abbas datar, tak senang karena merasa Diva membela pria itu.
"Apa? Darimana anda tahu?" tanya Diva dengan raut terkejut yang sangat jelas di wajahnya.
"Saya menyelidikinya, dan asal kamu tahu, Diva, ayahnya bahkan membantu pria itu untuk membackup media agar terus memberitakan hal itu dan menggiring opini negatif kepada kamu," desis pria itu tajam.
"Ayahnya? Bukankah ... bukankah--"
"Kamu pikir ayah Danus benar-benar tidak tahu tentang hubungan keduanya?" Abbas tertawa mengejek. "Menikahka Danus dengan kamu hanyalah dalih pria tua itu agar media tidak mengendus keberadaan Clarie. Biar kamu tahu, mantan calon mertua kamu itu bahkan lebih sayang kepada Clarie daripada istrinya sendiri," imbuhnya penuh cibiran.
Diva menyandarkan tubuh ke kursi kerja sembari memijat pelipisnya. "Lalu, berita apa lagi yang sedang Anda tahan itu?" tanya wanita itu penasaran.
Lagi-lagi Abbas menyeringai lebar. "Rahasia. Saya suka melihat raut terkejut kamu seperti tadi," godanya dengan senyuman miring.
Diva mendengkus dan mendelik tajam. "Anda bisa saja membuatku mati penasaran," gerutunya tajam.
"Sabarlah, Divaku. Ini tidak akan lama," ujarnya dengan nada membujuk sembari meletakkan ipad di atas meja.
Wanita itu menghela napas panjang. Tak ada gunanya memaksa Abbas Angkasa yang selalu teguh dengan keputusannya.
Tak berselang lama, terdengar ketukan pintu dari arah luar yang tanpa menunggu persetujuan dari sang empunya, pintu sudah terdorong dan terbuka.
Jeremy muncul dengan setelan kerjanya. Diva sampai nyaris melompat ketika tahu bahwa papanya lah yang sedang berkunjung di saat yang tidak tepat ini.
Tentu saja yang menjadi kekhawatiran terbesar Diva adalah keberadaan Abbas Angkasa yang dulu sempat menumbuhkan kecurigaan Jeremy dan juga Ameta.
Sementara Abbas malah terlihat lebih santai daripada Diva. Ia berdiri dan mempersilakan Jeremy untuk duduk di sofa di hadapannya seolah ia sendiri sang pemilik tempat ini.
"Senang bertemu dengan anda, Pak Abbas Angkasa. Pengusaha sukses yang terkenal sangat dermawan dimanapun berada," ujar papa Diva itu dengan senyum miring yang Abbas tahu mengundang sindiran telak untuknya.
Pria duda itu tersenyum dan tetap terlihat tenang. Dia bukan lagi pria ingusan yang akan grusa-grusu dalam mengambil sikap di hadapan pria yang telah membesarkan wanitanya itu.
"Media memang sering melebih-lebihkan, Pak," sahut pria itu dengan senyum tipisnya.
Diva sendiri hanya mampu meremas jarinya yang bertautan karena aura panas benar-benar menguar di ruangan ini.
"Papa ada perlu apa ke sini?" tanya wanita itu berusaha untuk mengalihkan perhatian sang papa sekaligus mencairkan suasana yang terasa begitu mencekam.
Pria itu tersenyum tipis. "Mamangnya harus ada perlu dulu baru papa boleh berkunjung ke sini?" tanyanya santai. "Kalau begitu, ada keperluan apa bapak pengusaha sukses yang terhormat ini datang mengunjungi putriku yang bahkan butiknya saja belum resmi dibuka?" imbuhnya dengan telak.
Diva hanya bisa memejamkan mata sembari merapalkan doa, tapi lain cerita dengan Abbas yang malah semakin melebarkan senyumnya.
"Kalau boleh jujur, saya di sini sedang memperjuangkan putri bapak untuk menjadi isteri saya," ujarnya frontal yang tak hanya membuat Diva mendelikkan mata tajam, bahkan Jeremy pun ikut terdiam. Tak menyangka dengan jawaban Abbas yang seberani itu.
Rasanya Jeremy ingin memenggal kepala Abbas dan membelah isinya untuk melihat apa yang ada di dalam otak pria duda itu.
TBC
Yang setuju double update, komen yg banyak di sini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjerat Duda [RE-POST]
RomanceUPDATE SEMINGU SEKALI LEBIH LENGKAP DI APLIKASI KARYAKARSA [SUDAH TAMAT] DENGAN USERNAME AYUTARIGAN [TANPA SPASI]. TERSEDIA JUGA DI GOOGLE PLAY BOOKS. Diva Azkadina kehilangan pekerjaan sebagai dosen muda karena kebiasaan buruknya pergi ke club mala...
![Terjerat Duda [RE-POST]](https://img.wattpad.com/cover/310825105-64-k550441.jpg)