Fourteen - Sugar Baby Officially

11.5K 471 5
                                        

Cerita ini sudah tersedia di GOOGLE PLAY BOOKS dan tamat di aplikasi KARYAKARSA dengan akun AYUTARIGAN (tanpa spasi). Terimakasih.

Enjoy 🔥🔥🔥🔥


Diva melipat kedua tangan di dada setelah kepergian pelayan itu.

"Anda ini memang senang tebar-tebar pesona ya," cetus Diva dengan sinis.

Abbas keluar dari kolam renang dan berjalan dengan santai menuju kursi santai di sana. Dengan santai pria itu meneguk segelas jus jeruk yang Diva tahu sudah disediakan pelayan sebelum ia datang.

"Duduk lah, jangan terlalu menunjukkan rasa cemburumu," sahut Abbas dengan gaya percaya dirinya.

Diva mendengkus. Apalagi melihat Abbas yang sama sekali tak merasa canggung menunjukkan otot-otot perutnya yang masih dialiri air sisa-sisa ia renang tadi.

"Terlalu percaya diri juga tidak bagus," sahut Diva mencibir sembari berjalan dan duduk di hadapan Abbas.

Sialan! Penampilan apa yang sedang Abbas tampilkan ini hingga membuat Diva merasa panas dingin sendiri.

Ah, bukankah ini yang sejak tadi ada di pikiran Diva? Hingga ia dengan berani melangkah hingga sejauh ini.

"Anda terbiasa menanpilkan tubuh anda di hadapan orang-orang?" tanya Diva menyipit tajam.

Abbas yang sedang mengeringkan rambut dengan handuk mengerutkan dahi tak mengerti.

"Anda terlalu santai dan tidak risih sama sekali," imbuh wanita itu menjelaskan.

"Bukannya pelayan sudah memintamu untuk menunggu," tukas Abbas santai.

"Terlalu membuang waktu," gerutu Diva.

Abbas bangkit dan melilitkan handuk di pinggangnya.

"Aku mandi dulu, tunggulah di ruang tamu. Jangan mengikutiku," peringat pria itu dengan mata menyipit tajam.

Diva memutar bola mata malas. Ia ikut beranjak dari sana dan berjalan kembali menuju ruang dimana tadi ia disuruh menunggu.

Wanita itu mengeluarkan ponselnya dan mendapati satu pesan dari Danus yang belum terbaca.

Hari ini aku ingin bicara, temui aku nanti malam. Alamatnya akan kukirim segera.

Begitulah isi pesan pria itu yang membuat Diva jelas bertanya-tanya. Apa yang ingin dibicarakan oleh Danus hingga tak bisa melalui telepon saja.

Karena lamunannya tentang tunangannya itu, Diva tak sadar dengan kehadiran Abbas yang sudah berganti pakaian dengan kaos polo dan celana selutut.

"Kamu datang dengan mengendarai mobil, lalu bagaimana kamu akan pulang dengan membawa dua mobil sekaligus?" Abbas melipat kedua tangan di dada sembari mempertanyakan kebodohan Diva.

Wanita itu tak menjawab dan malah memberi sindiran pedas. "Anda mengundang tamu untuk datang tapi tidak menyuguhkan apa-apa?"

Abbas mengedikkan bahu santai, bertepatan dengan seorang wanita paruh baya yang muncul dengan sebuah nampan di tangan.

"Selalu menyimpulkan sesuatu sesuka hati," sindir pria itu balik.

Diva tersenyum manis dan mengucapkan terimakasih pada wanita paruh baya itu dan langsung menyeruput jus strawberry yang ada di atas meja.

Mengenai pertanyaan Abbas tadi, bukan Diva tak menyadari hal itu. Jelas saja ia tahu dan tidak sebodoh itu jika saja tak punya niat terselubung lainnya.

Terjerat Duda [RE-POST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang