4

410 69 16
                                    

Setelah beberapa hari berlalu, Raka akhirnya masuk.

Keterangannya tidak masuk tentu saja karena sakit dan wajib di acc oleh pihak sekolah karena Kanza yang menyuruh.

Jika tidak maka dia akan menyuruh anak buah papa-nya untuk memporak-porandakan sekolah.

Kalian harus tau bahwa meskipun Kanza anaknya mandiri, dia tetaplah si bungsu dan tentu akan sangat di manja oleh keluarganya.

" Raka! "

Raka menoleh dan mendapati dua orang yang ia ketahui teman pacarnya itu menghampirinya.

" Udah masuk aja, sembuh beneran apa maksain nih?? "

" Awas ketahuan si boncel "

Raka itu selain menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi, dia juga selalu membawa notes kecil kalau-kalau ada yang tidak mengerti bahasa isyaratnya ataupun sedang tidak memgang ponsel.

" Aku sudah sembuh. Terimakasih sudah membawaku ke rumah sakit kemarin "

Fathur dan Varel tersenyum.

" Kamu itu pacar sohib kita, yakali ga di tolongin " kata Varel.

" Betewe si boncel belum datang, kemana tuh? "

Dan baru saja di pertanyakan suara mesin mobil yang sangat halus itu melewati ketiganya.

" Panjang umur tuh "

" WOII SOBAT SOBAT AKUUH "

Mereka menghampiri Kanza yang sudah memarkirkan mobilnya.

" Kamu tidak di antar-jemput lagi? "

Kanza menggeleng. " Aku udah pake kendaraan sendiri dari kemarin-kemarin. Cuman baru hari ini bawa mobil "

Raka manggut-manggut mengerti sedangkan kedua manusia ini cengo.

" Sejak kapan kamu bisa bahasa isyarat?? " tanya Varel yang masih terkejut.

Setaunya mereka itu tidak punya kenalan yang menggunakan bahasa tubuh seperti itu. Kanza juga sepertinya tidak pernah belajar bahasa isyarat sebelumnya.

" Udah tau dari lama sih.. "

" Si anjir! "

" Apaan?! Abang kan pernah ikut ituu kegiatan apa sih ya lupa namanya trus ngajakin aku semingguan disana dan beberapa emang ada yang make bahasa isyarat. Aku sekalian edukasi disana tau " jelas Kanza.

Raka tersenyum melihat Kanza yang bersungut-sungut menjelaskan hal tersebut pada kedua temannya.

Ia tidak keberatan dengan statusnya yang menjadi kekasih seorang anak emas sekolah. Yang ia takutkan hanya Kanza akan ikut di kucilkan karenanya.

" Hey gausah mikirin aku, aku ada di samping kamu "

Raka terkekeh tanpa suaranya.

Fathur dan Varel gumoh. Mungkin ini efek karena baru pertama kali mendengar Kanza berbicara cheesy seperti itu.

" Dah dah dah.. Mending balik ke kelas " kata Fathur dan mengambil jalan menuju kelasnya.

" Tungguin, weh! "

Raka menepuk bahu Kanza. Menunjuk tubuh mungil itu sebagai tanda tanya kenapa tidak ikut menyusul.

" Ya kita juga ayo "

Dan Raka hanya bisa menyimpan kebingungannya kala Kanza menarik tangannya menuju lantai dua dimana kelasnya berada.

Belum sampai disana, dirinya tetap di gandeng sampai ke kursinya.

R A K A !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang