14

290 47 5
                                    


.
.
.

" Hn.. Baiklah. Kamu juga jaga diri disana "

Dirinya menatap ponselnya sebelum menghela nafas dan menaruhnya kembali di nakas.

Ia mengedarkan pandangannya. Mencari seseorang yang ia harap sedang berada di dapurnya saat ini.

.
.

Besok malam akan ada temu keluarga lagi. Ibu Raka bilang pertemuan nanti akan membahas hal-hal yang akan di siapkan untuk pernikahan nanti.

Di bandingkan memikirkan itu, Kanza saat ini sedang memikirkan seseorang lain.

Kanza bisa saja melupakan orang itu tapi mengingat jasanya yang hampir satu tahun menemaninya selama di Prancis tentu tidak akan semudah itu.

Dering pada ponselnya mengalihkan atensi Kanza dari laptopnya.

" Kenapa? "

" Kamu tidak pamit padaku? "

" Untuk apa? Kamu tidur "

Kanza dapat mendengar helaan nafas dari sebrang telfon.

" Kanza, kamu sering bilang kalau mau pergi harus pamit dulu. Sekalipun sedang tidur. Kamu lupa? "

" Aku tidak.. Tapi aku tidak bilang walau  pas sakit sekalipun "

" Kanza.."

" Sudah dulu ya, aku sibu- "

" Tunggu! "

"..."

Kanza menanti kalimat Raka berikutnya.

" Um.. Aku boleh tanya siapa yang menelfonmu kemarin? "

" Kenapa? "

" Tidak. Hanya saja kenapa harus sembunyi-sembunyi dari aku? "

" Itu privasiku, Raka. Bukan hakmu buat ikut campur "

" Aku tauu.. Tapi tetap saja penasaran "

" Feriski "

" P-pacarmu? "

" Demi Tuhan, Raka, aku tidak suka membahasnya. Kenapa tidak kita ganti topiknya dengan seorang perempuan yang sibuk spam chat denganmu, hah?? Siapa dia?? Ibu dari Arjuna?? "

Raka di tempatnya terkejut mendengar penuturan Kanza.

Nampaknya lelaki manis itu sedang emosi.

" B-bukan.. Um.. Kita tidak usah bahas saja ya? "

" Huh.. Kamu penasaran sama laki-laki yang menelfonku tapi aku tidak boleh penasaran dengan perempuan yang menghubungimu?? Lucu sekali mas Raka Chandra Adiwinata "

" Bukan begitu, Kanza. Dengarka- "

" Lalu bagaimana?! Sudahlah tidak usah menghubungiku! "

Kemudian sambungan di putus oleh Kanza.

Kanza mengamuk. Gulingnya ia jadikan samsak. Memukulnya brutal sebelum berteriak dengan kencang hingga Kenzo tergopoh mendatangi kamarnya.

" KENAPA DEK??? "

Kanza menatap kakaknya dari atas sampai bawah.

" ABANG NGERUSAK SUASANA AJA IHH KANZA KAN MAU MARAH!! "

Kenzo hanya bisa menatap sang adik yang tertawa sampai berguling di lantai dengan bingung.

" Dek kamu kalau sakit jiwa kasi tau dong ah.. Pagi-pagi udah ngerusuh aja " gerutu Kenzo sebelum keluar dan menutup pintu kamar Kanza kembali.

R A K A !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang