Rakanza (bonus chap)

352 42 21
                                    

Ini karna saya kangen Raka sama Kanza (っ˘̩╭╮˘̩)っ







.

.

.

" Ya sudah, tetep jaga kesehatan kamu ya.. Buna tutup dulu "

Lelaki manis itu menyimpan ponselnya kembali di nakas kemudian turun untuk membuat camilan. Dirinya lapar.

" Sayaaaang~ "

Dirinya hanya bisa bernafas jengah. Sudah dua bulan lebih lelaki kesayangannya seperti ini. Entah kerasukan arwah darimana, dirinya pun tak tau.

" Kalau suaminya pulang itu di sambut coba, jangan di cuekin gitu "

" Ga mau ah males. Kamu gak liat aku lagi makan? "

" Wih, makan apa tuh? Mau juga dong.. "

Dan lelaki manis itu menyuruh suaminya untuk duduk. Menyuapi spageti yang ia buat tadi sampai habis.

" Eh, maaf ya jadi aku yang makan semua. Bentar, aku buatin lagi " nada panik dari orang tersebut di balas gelengan.

" Aku udah kenyang kok, kamu langsung mandi aja sana "

Dan tinggallah dirinya sendirian sibuk dengan alat masak yang tadi ia gunakan.

*****

" Raka ih di bilangin jangan deket-deket. Kamu itu bau! "

" Tapi aku mau peluk!! "

" Gak mau ya. Aku mual. Sana sana "

Yang bernama Raka hanya bisa mendengus sebal lalu duduk di lantai sambil bersila dan menyilang tangannya di depan dada.

" Kamu tuh kenapa sih? Aku udah mandi 10x sehari juga di bilang bau. Mau aku kekepin di ketek aku biar kamu bisa cium, hah? "

Si manis menggeleng ribut sambil menutup hidung dan mulutnya.

" GAK MAU "

" Biar kamu tau aku bau apa enggaa "

" Tapi kamu baunya tuh beda tau gak.. Kayak bukan bau badan gitu, baunya lain "

" Aneh banget sih. Aku gak ganti parfum loh, Za, masih yang kamu beliin kemarin "

" Mungkin bawaan dedeknya kali ya.. "

Raka mendekat lalu ikut mengelus perut Kanza yang sedikit membuncit. Iya baru sedikit soalnya baru jalan 3 bulan.

Selama itu yang Kanza rasakan hanya mual itupun jika Raka terlalu lama berdekatan dengan dirinya. Fase lain dari kehamilan itu morning sickness atau mengidam kan? Kanza sama sekali tidak mendapatkan itu.

Justru Raka yang merasakannya.

Awal memasuki bulan ke-dua Raka terbangun tengah malam dan berlari menuju kamar mandi untuk memuntahkan sesuatu yang ternyata hanya cairan bening saja. Bukan hanya night sickness tapi juga morning sickness.

Saking seringnya Raka sampai harus di rawat karena kekurangan cairan. Raka tidak ingin di rawat di rumah sakit. Ia ingin rawat jalan karena tidak ingin Kanza sendirian di rumah.

Kata Raka juga sih tidur Kanza harus di jaga. Di jaga itu maksudnya Kanza kalau tidur tidak bisa diam. Malam hari kepalanya masih di bantal dengan selimut yang rapi menyelimuti dirinya, pagi hari mungkin sudah bisa beda cerita. Kakinya yang di bantal dan selimut entah hilang kemana.

Bukan sekali-dua kali Raka terkena tendangan ataupun pukulan maut dari Kanza yang tengah tidur. Bahkan pernah dirinya sampai jatuh ke lantai atau saat menginap di rumah Kanza dulu dirinya sampai menempel di tembok karena Kanza yang menguasai kasur walau itu kasur memang milik Kanza sendiri.

R A K A !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang