8

302 63 6
                                    





.
.
.

Suara ketikan memenuhi ruangan yang ukurannya cukup luas tersebut.

Di temani lampu belajarnya dan segelas kopi, Kenzo sibuk menyelesaikan tugas-tugas kuliahannya.

Selesai dengan tugasnya dan membersihkan cangkir kopinya Kenzo naik kembali ke kamarnya.

Kenzo berdiri di ambang anak tangga, menatap ke arah pintu kamar sang adik yang sedari tadi tertutup. Entah bagaimana kabar adiknya saat ini.

Kenzo dan sang ayah sudah berulang kali membujuk Kanza agar mau membukakan pintu tapi tetap saja tidak ada jawaban.

Kenzo menghela nafas. Mungkin adiknya hanya butuh waktu sendirian dahulu. Dia pasti akan keluar dengan sendirinya nanti.

Akhirnya Kenzo kembali ke kamarnya. Naik ke kasur dan segera tidur.

.
.
.

Kenzo tidak tau ini jam berapa. Yang ia tau ini sudah mulai siang dan dirinya terbangun karena hawa panas di tubuhnya.

Ketika ia berniat mencari ponselnya, ia baru merasakan seseorang tengah memeluknya.

Ia singkap selimutnya dan terkejut kala ia melihat sang adik yang memeluk perutnya.

Wajahnya memerah dan penuh dengan peluh namun ujung tangannya terasa sangat dingin. Sudah bisa di pastikan bahwa adiknya tengah demam saat ini.

Kenzo langsung menggendong Kanza bak koala dan di bawanya menuju kamar sang adik.

Setelah sampai Kenzo menidurkannya perlahan kemudian mengecek suhunya dan ternyata benar, Kanza demam tinggi.

" Abang.. "

" Ya? Kenapa?? Kanza ingin sesuatu?? "

Kanza menggeleng.

" Sebentar ya, biar abang telfon dokter dulu. Kamu demam tinggi, dek "

Kanza tidak menjawab. Ia menggenggam erat tangan Kenzo.

" Lepas dulu ya, abang mau ke bawah ambil kompresan "

" Gak mau.. Jangan tinggalin Kanza "

" Kalau tidak di kompres suhu badanmu tidak akan turun, dek.. Ayo lepas dulu "

Tapi Kanza kukuh tidak ingin melepaskannya.

Kenzo menghela nafasnya. Mengontrol emosinya demi sang adik. " Adek jangan keras kepala " tegur Kenzo namun tetap saja Kanza tidak melepas tangannya.

Kanza bahkan sampai berteriak. Meninggikan suaranya hingga melengking kemudian histeris karena sakit pada kepalanya.

Kenzo di buat kebingungan. Apa yang terjadi dengan adiknya??

.
.
.

" Apa dia tertekan beberapa hari ini?? Ia seperti sangat stres. Imunnya sedang turun di tambah stres membuat kinerja tubuhnya menjadi kurang baik "

" Jadi apa yang harus kami lakukan?? "

" Biarkan dia tenang dahulu. Saya sudah suntikkan penenang dan obat-obatnya sudah saya taruh di meja "

" Ah terimakasih banyak.. "

Ayah dan mama mengantarkan dokter hingga pintu utama sebelum kembali ke kamar si bungsu.

Tadi mereka begitu terkejut mendapati kamar Kanza begitu berantakan. Bahkan bantal Kanza sudah koyak hingga bulu-bulu di dalam bantal itu berhamburan dimana-mana.

R A K A !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang