Bel pulang sekolah sudah berkumandang, jika sudah seperti itu bisa dipastikan para siswa mulai berlari berhamburan. Derap kaki yang memenuhi lorong sekolah SMA Culture sudah menjadi hal lumrah jika di jam-jam seperti ini, desas desus para siswa beberapa terdengar nyaring sebagian juga seperti berbisik. Contoh nya ada juga siswa yang berjanjian sepulang sekolah ingin langsung mampir di Cafe sebentar atau pergi ke event Jepang-an di salah satu mall yang memang sedang diadakan untuk para wibu kelas kakap. Dan satu atau dua siswa terdengar berencana ingin pergi ke Bluedoor.Beda dengan siswa kebanyakan, Jisung, Chenle dan Renjun terlihat masih didalam kelas. Memasukan bukunya kedalam tas sambil sedikit berbincang. Untuk apa terburu-buru pulang pikirnya toh gak ada sesuatu yang spesial di rumahnya palingan juga disambut oleh ocehan para bundahara rumah tangga yang menyuruh nya untuk ganti baju dan makan siang. Mereka bukanlah kumpulan anak yang suka bermain di siang bolong seperti ini mending juga tiduran dirumah gak bikin kulit shining shimmering splendid milik mereka yang dijaga seperti anak sendiri gosong dengan sia-sia, perawatan mereka mahal cuy. Dan apa itu tadi? Jepang-an? Bluedoor? Mereka masih anak bebelac tentunya gak paham sama yang begituan. Alias kudet.
Benar setelah acara menangis milik Jisung tadi pagi mampu membuat sahabatnya Chenle kembali, bahkan teman nya itu terlihat lebih cerewet dari biasanya, mungkin ya memang sebenarnya Chenle itu kangen sama Jisung tapi egonya untuk marah ternyata lebih besar. Dan untuk Renjun, dia adalah yang paling dewasa didalam kubu ini. Dia tidak kekanak-kanakan untuk mendiami Jisung tanpa sebab. Memang dasarnya Renjun adalah manusia yang paling irit bicara. Dan Jisung menyadarinya sampai-sampai ia tidak tau menahu tentang hubungan Renjun dan Jeno yang sudah kandas sejak lama. Karena Renjun sendiri tidak menceritakan apapun dan Jisung sendiri memilih untuk tidak mengikut campuri hubungan mereka.
"Eh jun lo udah nonton KKN belum?" Tanya Chenle kepada Renjun menggema di lorong sekolahan yang mulai sepi, mereka berjalan sejajar menuju parkiran.
"Udah dong gue, gue kan pecinta horor" Jawab Renjun sembari tangan nya yang menepuk dada jumawa
"Iya sih, udah keliatan sih dari muka lo kalo lo tuh pecinta horor" Seketika Renjun memandang Chenle dengan matanya yang melotot
"Maksut lo? Emang muka gue gimana?" Tanya Renjun tidak terima
"Nah kan, eh jangan melotot muka lo makin serem anjir! Badarawuhi aja lebih cantik dari pada lo" Chenle bersuara tanpa merasa bersalah mengundang tatapan marah dari Renjun yang sudah siap melayangkan pukulan jika saja Chenle tidak kabur, dan Renjun yang kepalang marah mengejar di belakang nya meninggalkan Jisung berjalan sendirian di lorong yang begitu sepi
"Eh- eh tungguin gue asuuuuuuu"
'Sttttt- Cu kok ngomong kasar gaboleh ya cu'
Jisung termangu mendengar suara bisikan yang samar-samar terbawa angin menembus telinganya, memandang kedua teman dakjalnya yang menghilang dibelokan depan. Ingin sekali Jisung mengumpat kencang-kencang tapi ia takut jika bibirnya monyong karena ditabok setan, kakinya seperti dikunci untuk berjalan saja sepertinya dia tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinkerbell | Nosung
Fiksi PenggemarJeno Dom Jisung Sub #1 alternatifunivers #1 jaemsung #1 jisungharem #1 jenoseme