Chapter 2 - Positif

379 65 565
                                    

Assalamualaikum

Sebelum membaca ada baiknya tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen!!

Jangan jadi readers Silent ygy

200++ komen aku up lagi!

Happy Reading!

••••

Satu bulan setelah kejadian tersebut, Zayna tak pernah datang ke kampusnya. Ia terus termenung di kamarnya hingga membuat Ayahnya uring-uringan sendiri karena Zayna tak pernah mau keluar menemuinya.

Selama satu bulan itu Zayna pun lost kontak dengan Gavriel. Bukan dirinya yang memutuskan lost kontak, tapi Gavriel.

Zayna menoleh menatap kalender yang terpajang cantik di nakas. Ia baru sadar kalau dirinya bakal mengecek sesuatu. Ia mengambil alat tes kehamilan di laci nakas yang kemarin malam diam-diam dia beli.

Kini Zayna berada di kamar mandi, di tangannya membawa alat tes kehamilan. Matanya memejam menunggu hasil dari tes tersebut.

Selang beberapa menit, ia membuka matanya. Zayna terkejut, matanya memanas, dunianya hancur seketika melihat testpack menunjukkan dua garis.

"Ini gak mungkin!" Ujarnya tak setuju seraya kepalanya menggeleng tak setuju.

Padahal dirinya sudah minum obat pencegah kehamilan namun obat tersebut tidak berhasil bereaksi.

Tubuh Zayna meluruh di lantai, ia memeluk lututnya dan menangis dalam diam dikamar mandi. Bisa di bilang penampilannya sangat berantakan, baju tidur yang sudah lecek dan rambutnya acak-acakan.

Zayna menangis di dalam kamar mandi selama 1 jam. Kini ia bakal mencoba menghubungi Gavriel dan memberitahunya.

Dia menyalakan ponselnya, satu pesan dari Gavriel membuatnya langsung membukanya. Air matanya kembali mengalir setelah membaca isi pesan tersebut.

'Kita putus Na, maaf!'

Kalimat tersebut lah yang di kirimkan Gavriel kepada Zayna. Ponselnya terjatuh bersamaan dengan testpack.

Prang..

Zayna memecahkan gelas yang berada di nakas dan mengambil pecahan kaca gelas tersebut.

Pintu terbuka kasar, berdirilah Ayah dan Bunda Zayna di ambang pintu. Arumi terkejut melihat keadaan Zayna, ia langsung mengambil pecahan kaca yang di bawa Zayna kemudian melemparkannya asal.

"Zayna apa yang kamu lakukan?" Tanya Bundanya dengan nada penuh khawatir.

Wijaya menghampiri kedua wanita tersebut, matanya terfokus pada sebuah benda yang tergeletak di samping ponsel Zayna. Wijaya mengambil benda tersebut dan terlonjak kaget kemudian wajahnya memerah.

"INI PUNYA SIAPA ZAYNA?!" Bentaknya yang membuat Zayna semakin ketakutan.

"DASAR ANAK YANG GAK TAU DI UNTUNG YA KAMU. UDAH DI DIDIK BAIK-BAIK UJUNGNYA APA? MALU-MALU IN KELUARGA!" Bentakan tersebut hingga membuat Aktar langsung berlari ke kamar adiknya.

Wijaya berjongkok di hadapan Zayna, ia mencengkram kuat pipi Zayna hingga membuat gadis tersebut menangis kesakitan dan ketakutan.

"Ini punya kamu kan?" Tanyanya dengan nada penuh amarah. "JAWAB!" Bentaknya.

Zayna terlonjak kaget, dengan penuh air mata ia mengangguk pasrah. Wijaya kembali mengeratkan cengkraman pada pipi Zayna.

Plak..

Wijaya menampar pipi Zayna dengan keras hingga membuat pipi Zayna memerah.

"PERGI KAMU DARI SINI! KAMU BUKAN LAGI ANGGOTA KELUARGA DISINI, KAMU BUKAN ANAKKU. ANAKKU SUDAH MATI!" Bentak Wijaya yang membuat hati Zayna hancur berkali-kali lipat.

Love Different Religions (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang