Chapter 8 - Sakit

249 36 454
                                    

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya."

QS. Al-Baqarah ayat 286

♡🥀

Assalamualaikum

Ada yang kangen aku nggak? Atau kangen up cerita ini? Maaf ya baru up, akhir-akhir ini aku males banget nulis dan buka wattpad 🙏🏻

Sebelum membaca ada baiknya tinggalkan jejak kalian dengan vote dan komen!!

Jangan jadi siders yak!!!!

Happy Reading!

••••

Seperti hari biasa Zayna sedang bersiap-siap untuk pergi kerja. Zayna tanpa cantik memakai Khimar hitam, namun bibirnya tampak pucat dan wajahnya tampak tidak sehat.

Zayna keluar dari kamarnya menuju ruang tamu yang dimana Adiba menunggunya disana.

"Dib!"

"Eh, Zayna ayo sarapan dulu!" Ucap Adiba seraya menyiapkan menu sarapan mereka.

Zayna mendudukkan dirinya disamping Adiba, ia menerima piring dari Adiba yang berisi makanan. Zayna tersenyum dan mengucapkan terima kasih.

"Loh, Na bibir kamu pucat banget. Kamu sakit?" Tanya Adiba dengan penuh khawatir.

"Ga-gak kok Dib, aku baik-baik aja kok, jangan khawatir!" Ucap Zayna. Sebenarnya itu hanya akal-akalan Zayna saja, sekarang sebenarnya ia lagi tak enak badan, apalagi kepalanya yang pusing sedari tadi habis subuh dan tak kunjung menghilang.

"Yakin kamu baik-baik saja? Bibir kamu pucat loh."

"Iya, Dib. Udah lah ayo sarapan nanti kita terlambat lagi!" Sahut Zayna mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Yaudah ayo makan!"

Zayna dan Adiba berdoa sebelum memulai sarapannya, setelah berdoa mereka pun memulai sarapannya.

Ketika Zayna beranjak berdiri tiba-tiba ia pusingnya kembali lagi, dan Zayna pun duduk kembali. Adiba yang melihat itu lantas khawatir pada keadaan Zayna.

"Na kamu kenapa?" Tanya Adiba.

"Aku gapapa Adiba." Ucap Zayna setenang mungkin supaya tak membuat Adiba khawatir padanya.

"Beneran?"

"Iya, Diba."

Adiba menghela nafas sejenak, ia mengambil piring kotor dan membawanya ke dapur untuk dicucinya. Setelah mencuci piring, Adiba kembali lagi.

"Udah Dib? Ayo berangkat!" Ajak Zayna.

"Udah, yok!" Seru Adiba. Gadis itu menyadari bahwa masih ada yang kurang, ia menatap arah bawah yang dimana kakinya belum tertutup kaos kaki.

"Aduh bentar Na, aku belum pake kaos kaki!" Ucap Adiba yang berlalu pergi ke kamarnya.

Setelah mencari kaos kaki, ia pun memakainya. Zayna menatap gerak-gerik yang dilakukan oleh Adiba.

"Aku baru sadar deh kalau kamu pake kaos kaki Dib. Emang kenapa sih kamu pakai itu?" Tanya Zayna kepada Adiba.

"Lah, Na kaki kan termasuk aurat yang harus ditutupin. Batas aurat wanita itu semuanya kecuali telapak tangan dan wajah, Zayna. Jadi kaki juga termasuk aurat, jadi harus ditutupin gitu Na." Ucap Adiba.

Love Different Religions (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang