• S T A R T •
•••
••
•"
Iya, ga pa-pa Chan. Lagian aku cuma demam biasa aja." Soovin membenarkan posisi bantalnya.
"Lagi musim hujan, jangan suka keluyuran. Hah! Kamu mah, buat khawatir aja. Kepikiran nih, akunya." terdengar hela'an nafas kasar dari sebrang sana.
Soovin tertawa kecil. "Apa sih, lebay banget."
"Bukan lebay sayang. Kamu tau kan, aku udah ga bisa 24 jam didekat kamu buat jagain kamu."
"Iya tauu,"
"Udah gih. Tidur sana. Besok ga usah kuliah dulu."
"Ga bisa Chan. Besok ada matkul penting. Jadi, ga bisa di skip."
"Tuh kan! Kamu mah ga pernah mau dengerin omongan aku."
Soovin menghela nafas panjang, namun tidak urung bibirnya tetap tersenyum tipis. "Bukan ga mua dengerin Chan. Cuma, matkul besok bener-bener ga bisa aku skip."
"Ya udah. Besok, selesai kelas langsung pulang. Istirahat! Jangan keluyuran. Awas kalau aku denger kamu sakit lagi!"
"Iya Echannn"
"Hm, istirahat gih. Love you,"
"Hm."
"Dih? Hm doang balasannya?"
"Lah, trus mau gimana emang?"
"Kan bisa bilang love you too."
"Ga ah, males."
"Opin!"
"Hahaha, iyaa. Love you too beruang madu."
Haechan tersenyum manis di sana. "Tutup gih telponnya," ucapnya dengan nada lembut.
"Kamu jangan tidur larut ya. Jaga kesehatan di sana," pesan Soovin.
"Iya sayang. Besok aku telpon lagi, oke?"
"Hm, byee"
"Byee"
Soovin memutuskan sambungan telepon. Dia melirik ke arah jam dinding. Wah, tidak terasa sudah jam 22.45 saja. Berarti sudah ada sekitar 3 jam'an dia mengobrol dengan Haechan.
"Ah, haus lagi."
Soovin menatap nakasnya. Botol air minumnya terlihat kosong.
Soovin bangun dari posisi berbaringnya. Dia turun dari ranjang. Mengambil botol itu, untuk dia isi ulang.
Keluar dari kamar, beberapa ruangan lampunya sudah dimatikan. Sepertinya penghuni mansion besar ini sudah masuk ke alam mimpi.
Dengan perlahan, Soovin menuruni anak tangga. Terkadang, Soovin kesal dengan bangunan besar ini. Bagaimana tidak kesal? Hanya untuk ke dapur saja dia bisa memakan waktu 10 menit lebih. Benar-benar menguras tenaga saja.
Soovin menghentikan langkahnya, saat mendengar suara tv dari ruang tengah yang tidak terlalu jauh dari dapur.
"Huh? Masih ada yang nonton ya?" gumamnya.
Dia mengurungkan niat ke dapur, dan malah melangkah ke ruang tengah. Lampu ruang tengah terlihat sudah padam. Ruangan itu hanya diterangi oleh cahaya dari tv.
"Lah? TV nyala, tapi ga ada yang nonton."
Soovin meraih remote tv, lalu mematikan alat elektronik itu. Setelah meletakkan remote di atas meja, Soovin berbalik.
Dugh
"Ugh!"
Soovin memegang kepalanya. "Eh?"
Grep
Hampir saja dia terjatuh karena tidak bisa menyeimbangkan tubuh dari hantaman tubuh yang tidak sengaja bertabrakan dengannya.
Kedua bola mata Soovin membola saat melihat siapa yang menahan tubuhnya. Dengan cepat, dia melepaskan tangan orang itu dari pinggangnya.
"Maaf,"
"Hm," dehem Soovin yang terkesan agak dingin.
Soovin melangkah pergi meninggalkan orang itu. Niatnya yang ingin ke dapur, berubah haluan dan malah kembali ke kamarnya. Rasa hausnya tiba-tiba lenyap saat melihat orang itu.
Dia kenapa bisa di sini? Bukannya seharusnya di Singapore? Dia kan ditugaskan papa untuk ngurus cabang perusahaannya di sana.
Orang itu hanya bisa melihat punggung Soovin yang mulai menjauh menaiki anak tangga. Dia mengusap wajahnya kasar.
"Mck!" decaknya dengan penuh kekesalan.
• N E X T •
Hello~
Author come back dengan
Step brother season 2
Prok, prok, prok 👏
I wish, story ini bisa ngehibur kalian
Dan, maaf udah buat kalian nunggu
lama untuk SBN Season 2 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
STEP BROTHER 2
Non-FictionSequel STEP BROTHER NCT . . . Semuanya ada di sini. Kisah perjalanan hidup Soovin setelah insiden 3 tahun berlalu... Rank🏅 1) Soovin🥇 •STAR• 21 Mei 2022