Prolog

1.3K 64 1
                                    

Mama memutuskan sesuatu secara sepihak tentang sesuatu yg sangat penting untuk hidupku. Jujur saat itu ku fikir hidupku akan hancur.

"Ini yg terbaik, menurut lah apa kata mama" Aku sangat membenci kata kata itu, semua tentang hidupku selalu mama yg memutuskan. Rasanya memuakkan, aku hampir tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk memilih pilihan ku sendiri.

"Dengar sara, sara adalah anak mama dan papa satu satunya. Kita hanya mau yg terbaik untuk sara, jadi turutilah keputusan mama"

'Yg terbaik katanya, kenyataannya mereka hanya selalu memaksakan kehendak mereka padaku'

"Sarada ini keputusan terakhir mama untuk mencampuri hidup Sarada. Setelahnya kamu bebas memilih sesuatu yg mau kamu lakukan"

'Rasanya seperti aku akan dibuang jika keputusan mu ini memberikan dampak buruk untukku'

Aku menghela nafasku. Mendenguskan nya dengan kasar. Perdebatan ini hanya buang buang waktu dan tenaga ku saja, harusnya aku menyadari itu sejak tadi. Seberapa keraspun aku melawan, seberapa keraspun aku membantah, tidak ada gunanya.



°°°°°


Sungguh kufikir hidupku akan hancur.

Namun aku keliru

Aku keliru menerka maksud dibalik keputusan semesta untuk hidupku saat itu.

dan keputusan sepihak mama hari itu, membawaku pada kebahagiaan hingga hari ini.


°°°°°



"Borutoo" Panggil ku tatkala memasuki sebuah ruang kerja milik pria yg ku panggil.

Boruto segera menanggapi panggilan ku, jelaga biru cerahnya bergerak dari balik layar komputer dan menatap intens diriku yg masih berdiri di ambang pintu. Satu tangannya terlihat masih senantiasa memegangi sayaka yg tertidur dalam pangkuannya.

"Aaya sudah tidur dari tadi? " Tanyaku lalu berjalan menghampiri mereka.

Biar ku perkenalkan, Namikaze Sayaka, ata yg biasa ku panggil aaya. Putri sulung ku dengan suami ku, Namikaze boruto. Umur sayaka tahun ini sudah akan menginjak 6 tahun,begitupun dengan usia pernikahan kami.

"Aku akan menidurkannya di kamarnya" Ujarku lalu segera membawa aaya dalam timanganku. Disauti boruto yg hanya mengangguk menanggapi setiap ucapan ku.

Aku mulai berjalan kembali ke arah pintu, sesekali aku sedikit melirik ke belakang, memperhatikan boruto yg nampak begitu serius dengan sesuatu yg terpampang pada layar komputer miliknya. Aku membalikkan badanku, satu tanganku telah memegang knop pintu ruangan ini. "Boruto" Ucapku memanggilnya, membuyarkan pandangannya dari layar komputer.

"Hnm? Kenapa? " Tanyanya lembut dengan kerutan yg muncul di keningnya.

"Aku ingin membicarakan sesuatu. Temui aku dikamar setelah pekerjaan mu selesai" Ujarku lalu segera menarik knop pintu dan mengeyahkan diriku dari pandangannya.



.



Aku terkejut saat pintu kamar ku terbuka tiba-tiba, lantas dengan spontan segera ku eratkan kepalan tanganku, dan melirik pintu melalui ekor mataku,mellihat boruto yg kini mulai berjalan memasuki kamar. "Sudah ku bilang berapa kali untuk hati hati saat membuka dan menutup pintu" Tegur ku yg hanya ditanggapi senyuman masam dari sang empunya.

"Ada apa, Sarada?" Tanyanya.

Aku menatap diriku di cermin sesaat sebelum mulai berjalan mendekati boruto dengan kedua tangan yg ku silangkan di belakang tubuhku. "Timbangan ku naik beberapa kilo" Ujarku menatap serius jelaga birunya.

Boruto tertawa tak bersela lama setelah aku mengatakan itu. Ini sudah jelas dia menertawakan ku, aku ingin menghajarnya. "Kau tidak terlihat gemukan. Aku masih bisa menggendongmu kapan saja" Ujarnya disela sela kekehannya.

"Kakiku sakit" Lanjut ku, sukses menciptakan kerutan besar pada dahinya. "Baiklah.... aku akan mencarikan personal trainer untukmu. Sekarang sini aku pijatkan" Cicit boruto begitu manis, membuat ku diam diam mengulum bibirku untuk menahan garis diagonal agar tak tergambar pada wajahku. "Aku membenci bau parfume kesukaanku" Ucapku lagi dan lagi lagi membuatnya memasang gurat wajah bertanya tanya. Aku yakin ia sedang mencari apa hubungan kenaikan berat badan, dengan kaki sakit, dan selera parfume ku yg tiba tiba berubah.

"Hmmm, jadi kau ingin parfume baru juga? Baiklah, kita akan hunting parfume baru untumu besok" Jawab boruto. Aku menganga, ternyataa yg ia fikirkan tak sama seperti dugaanku. Aku menghela nafasku keras keras, lalu mengatakan, "kepekaan suamiku menghilang" Ujarku lalu mengambil satu tangan boruto, dan memberikan sesuatu pada telapak tangannya.

Boruto menunduk kala aku memberikan sesuatu ke dalam telapak tangannya. Irisnya nampak membulat seketika, atensinya beralih padaku dengan wajah berbinar, tersirat meminta validasi kebenaran atas apa yg baru saja tertangkap indra pengelihatan nya. "Buah hasil kerja kerasmu" Seruku tersenyum simpul memandangi boruto yg berdiri mematung dihadapanku.

"Ketiga test nya dua garis?" Ujarnya menatap ku tak percaya.

"Bagaimana kau melihatnya? Apa hanya ada satu garis?" Tanyaku balik mengernyitkan dahiku.

Mata boruto berubah sedikit berkaca-kaca, lalu dengan cepat ia segera menarik ku dan membawaku dalam dekapannya. "Terimakasih" Lirihnya mengeratkan pelukannya padaku. Aku membalas pelukan boruto, menenggelamkan wajahku pada wangi parfume yg tercium dari tubuhnya, wangi parfume yang akan selalu menjadi favorit ku.

Sungguh sebelumnya aku tak pernah menyangka, sebuah perjodohan yg dilakukan mama dan papa akan membuatku sebahagia ini, akan membawa ku pada pria yg begitu baik dan mencintaiku. Bagaimanapun aku menyesal telah berfikir begitu buruk pada mama dulu karna telah menjodohkan ku pada pria yg tak ku kenal sebelumnya.



°°°°°


TBC

Haloo gaisss.... Aku balik samaa cerita ff baru ku kali ini. Jujur sebenarnya aku baru buat cerita ini sampe bab 4 doang tapi aku gemes pengen up karna udh lama juga ga up😭🙏.

Jadi nanti kalau jarak up per babnya agak lamaa aku mintaa maaf yaa. Selain itu karna cerita inii juga sebenarnya cerita yg gtw mau aku bawa kemana end nya, dan cerita ini juga sebenernya hasil tampungan ide liarku yg sayang banget rasanya klo g di tulis, ada baiknya kalian berfikir dulu, beneran mau ngikutin ff ini atau ga. Karna bisa aja aku berhenti di tengah jalan, namun aku usahain bakal selesai.

Tapi seperti sebelumnya, karna cerita ini jujur aku gtw mau bawa kemana end nya, jadi lebih baik kalau kalian g berekspektasi tinggi dengan end critanya. Kalau kalian ada masukan, boleh bangett kasi tau aku yaa.

Makasii><



Matchmaking To HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang