"Ada apa boruto? Lesu begitu" Ujar mitsuki, seorang pria bersurai baby blue yg merupakan sahabat dari boruto.
Boruto berjalan menyambangi kursi yg berhadapan dengan mitsuki, melepas jaket dari setelan tracksuit yg dikenakanya lalu menyampirkannya pada sandaran kursi. "Aku akan menikah" Jawab boruto parau.
Mitsuki tersedakk, cepat cepat ia mengais segelas air putih yg berada di atas mejanya dan meneguknya hingga tandass. "Serius? Kapan?! " Ujar mitsuki mendelik.
"Katakan padaku, apa aku terlihat seperti orng yg sedang bercanda? " Sarkas boruto sebelum akhirnya ia mengerlingkan pandangannya.
"Kapan? "
"Bulan depan"
"Bagaimana dengan calonnya? " Cicit mitsuki yg akhirnya berhasil kembali membawa atensi boruto padanya.
Boruto melenguhkan nafasnya malas, membanting tubuhnya pada sandaran kursi tersebut. "Aku bahkan tidak tau wajahnya" Seru boruto yg kembali membuat mitsuki terperanjat.
"Besok, kaa-chan bilang kita akan bertemu dengan keluarga perempuannya"
°°°°°
"Namikaze boruto" Ujar seorang pria yg memiliki postur tubuh tinggi, dada bidang kotak, serta bahu yg lebar itu menjulurkan tangannya pada sarada. Pria tersebut nampak sungguh menawan dan begitu berwibawa, surai blondenya terlihat begitu kontras berpadu dengan kulit tannya, tatapannya nampak menyejukkan dengan jelaga biru lautnya yg cerah. Pesonanya tak terelakkan.
Sarada terkesiap tatkala melihat perawakan di hadapannya, lalu segera membalas jabat tangan tersebut dan memperkenalkan dirinya. Ini jelas jauh berbeda dengan bayangan Sarada terhadap boruto yg merupakan calon suami pilihan mamanya. Sarada membayangkan bahwa boruto adalah pria yg memiliki wajah datar, tatapan yg dingin dan begitu sinis, dengan tubuh tingginya yg di isi dengan sedikit tato, dan boruto yg merupakan pecandu rokok berat.
Itu sesungguhnya pemikiran yg bodoh, seharusnya Sarada bisa menebak kalau mamanya tidak mungkin memilihkan Sarada calon suami seperti itu, mengingat selera pria mamanya yg kelewat spek dewa.
"Sarada, ini paman naruto dan bibi hinata. Mereka adalah kedua orang tua boruto" Ujar sakura, selaku mama dari Sarada, memperkenalkan Sarada pada calon mertuanya.
Sarada tersenyum menanggapi, lalu menjulurkan tangannya pada hinata. "Araaa sarada-chan cantikk sekaliiii" Ujar hinata yg nampak berbinar seperti anak anak yg baru saja mendapatkan hadiahnya saat melihat langsung sosok Sarada dihadapannya. Sarada tekekeh kecil menanggapi pujian dari hinata sebelum akhirnya mengucapkan terimakasih.
Makan malam keluarga Namikaze dan uchiha kini dimulai dan dilingkupi dengan suasana hikmat. Sarada merotasikan jelaganya sesekali, memperhatikan dekorasi interior dari kediaman Namikaze.
"Maaf, boleh aku tau dimana toiletnya? " Ujar Sarada setelah seluruh keluarga Namikaze dan uchiha telah menyelesaikan makan malam mereka. Hinata dan naruto menoleh begitu suara Sarada menyapa indra pendengaran mereka. "Boruto antarkan Sarada" Tukas naruto setelahnya.
"Ta—"
"Borutoo, antarkan sarada-chan" Cicit Hinata memotong ucapan boruto. Boruto menghela nafasnya, lalu memundurkan kursinya dan bangkit berdiri. "Ayoo" Seru boruto mempersilahkan Sarada berjalan berdampingan dengannya.
Kaki telanjang Sarada mulai melangkah, bersamaan dengan boruto yg berjalan berdampingan dengannya. Derap kakinya terasa seolah menggema tatkala ia menelusuri semakin jauh kedalam kediaman Namikaze. Kesunyiaan melingkupi atmosfer disekitar Sarada dan boruto saat ini, mereka tak saling menatap, bahkan tak saling berniat untuk membuka konversasi terlebih dahulu. Sarada berdecak pelan, langkahnya terhenti dan ia memutar tumitnya menyerong menghadap boruto dengan sedikit menegadah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchmaking To Happiness
RomanceDijodohkan dengan seorang pria yang tak ku kenal sebelumnya, bahkan wajahnya pun tak aku ketahui. sedangkan pernikahannya akan segera dilangsungkan satu bulan dari mereka memberitahu ku tentang perjodohan bodoh itu. Bagaimana mungkin aku bisa tenang...