bab 13

366 37 9
                                    

Dua hari kemudian

Bias matahari pagi ini terasa lebih terik dari biasanya, membuat peluh menetes lebih banyak pada dahi Boruto yang tengah berlari pagi. Dengan nafas yang semakin terengah-engah ia menghentikan laju kakinya, dan meneguk air dalam botol minum yang dibawanya, mempersilahkan cairan bening tersebut membasahi kerongkongan Boruto yang sudah terasa sangat kering.

Menyugar rambutnya yang menjadi basah karna keringat, Boruto kini memperhatikan sekitarnya yang ramai di lalui orang-orang. Entah hanya untuk sekedar Jalan-jalan pagi, maupun berolahraga.

"Boruto! " Panggil seseorang, tak terdengar oleh Boruto.

Boruto menutup kembali botolnya, setelah itu mengambil ponselnya yang ia taruh di dalam saku sport pants-nya, untuk sekedar melihat jam sebelum menaruh ponselnya kembali kedalam saku celana. Sayup-sayup kini Boruto dapat mendengar suara seseorang memanggil dirinya, Boruto mengerlingkan netra sapphire nya kekiri, dan kekanan sembari melepas satu TWS hitam dari telinganya. Ia terdiam beberapa saat, berusaha mencari arah suara yang memanggilnya, dan meyakinkan dirinya bahwa ia tak salah mendengar suara orang memanggil nama-Nya.

Dari arah belakang, Boruto kini menemukan sosok yang begitu tak asing tertangkap oleh netra sapphire nya. Pria dengan gaya rambut seperti burung, dengan netra aquamarine itu, serta setelan tracksuit abu andalannya.

"Ah! Inojin! " Ucap Boruto, mengangkat satu tangannya.

"Apa kabar? " Ucap inojin dengan sedikit terengah, begitu berhadapan dengan Boruto.

"Baik, kau sendiri? "

"Baik, tumben kau olahraga disini? Apa karna dirimu menggendut sekarang? " Cicit inojin dengan mulut lemesnya seperti biasa. Boruto meringis mendengar ucapan inojin, lantas segera menanggapinya, "iya, setelah menghajar mu sepertinya aku akan langsung kurus", jawab Boruto yang justru membuat Inojin terbahak-bahak.

Mereka kini mulai berjalan santai berdampingan, mengelilingi lapangan sembari mengisinya dengan obrolan-obrolan ringan. "Apa kabar Mitsuki?" Ucap inojin sebagai awalan konversasi. Mengingat kemarin ia tidak ikut serta berkumpul di rumah Mitsuki karna ada hal yang harus di urus dengan ayahnya.

"Baik. Oh, dia berencana melamar Chouchou" Jawab Boruto. Mendengar ucapan Boruto membuat inojin cengo. Dengan segala pertanyaan yang memburu dalam otakknya ia kini menatap Boruto dengan delikan tak percaya.

"Serius? Mitsuki yang seperti itu? Mau melamar gadis?" Tanya inojin, tak percaya. Boruto mengangguk menanggapi, sontak membuat inojin menganga. "Aku kasian dengan calonnya" Cicit inojin sambil menutup mulutnya. Boruto terkekeh-kekeh, walau mulut inojin memang keterlaluan, tapi sayangnya kali ini Boruto sedikit setuju dengannya. Mengapa? Karna Mitsuki benar-benar tidak bisa dipercaya, dalam tanda kutip jika itu berhubungan dengan komitmen bersama seorang wanita.

"Serius Chouchou? " Tanya inojin dengan rasa penasaran yang hampir membeludak. Boruto menaikkan satu alisnya mendengar pertanyaan inojin, lantas menatap netra aquamarine itu sambil berkata, "siapa lagi? "

"Aku akan mencarikan lawyer terbaik di dunia ini untuk Chouchou mulai hari ini" Ucap Inojin,meringis. Baiklah, ucapan inojin kali ini sepertinya sudah cukup kelewatan. "Berhati-hati dengan ucapanmu, jangan sampai menjadi bumerang" Tegur Boruto membuat Inojin terdiam.

"Aku akan pulang, mau mampir? Sarada mungkin sedang membuat sarapan" Ucap Boruto, setelah pembicara mereka sebelumnya selesai.

"Ah, aku ingin, tapi bukankah ibu hamil itu sensi sekali? "
Boruto menukikkan alisnya, tak mengerti inti dari maksut ucapan inojin.

"Maksutku, dalam kondisi normal saja aku dan Sarada selalu tengkar, apa lagi jika dia dalam kondisi begini. Mungkin baru melihat batang hidungku dia akan langsung melempar barang ke arahku"

Matchmaking To HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang