Sarada terbangun dengan nafas yg berderu deruu tak beraturan. Perasaannya berkecamuk, pandangannya mengaburr dan entah sejak kapan air mata telah menetes dengan lancang membasahi pipinya. Onyx wanita itu kini kian semakin meremang, kala memori mengenai mimpi yg baru dilihatnya kembali terputar dalam ingatanya. Saradaa menoleh menghadap boruto yg terlelap disampingnya. dengan nafasnya yg masih tersenggal senggal serta air matanya yg menetes derass wanita itu merangsek lengan boruto, dan menenggelamkan kepalanya pada bahu suaminya tersebut.
Entah mengapa saradaa sangatt takut itu terjadii,sangat sangat takut.... Itu mengerikan,itu hal paling mengerikan yg pernah Sarada lihat dalam mimpinya. Sarada meremas dadanya,ingin rasanya ia mengelak perasaan nya dan menampik semua kemungkinan yg datang saat ini, tapi ia tidak bisa melakukan ituu. Apa yg terjadi dengan dirinya?? Apa dia sungguh sudah benar benar jatuh hati pada suaminyaa inii?
"Hikss.... Hikss.... "
Boruto terbangun kala suara isak tangis seseorang mengusik dirinya. Ia menampakkan irisnya perlahan, hingga pandangan nya terjatuh pada saradaa yg meringkuk dengan mencekal lengannya. Suara isak tangis masih senantiasa terdengar pada gendang telinga boruto, sedangkan yg ada di sisinya saat ini hanyalah sarada. Apakah saradaa menangis?
"Sa-saradaa? " Ujar boruto lirih.
Ia menatap penuh telisik Sarada yg meringkuk di bahunya dengan mencekal tangannya begitu erat,boruto menyentuh bahu sarada. Tubuh wanita itu yg bergetar membuktikan bahwa suara isak tangis tersebut benar adanya berasal dari sarada. Boruto kelabakan melihat Sarada yg menangis dengan ringkihh, membuat pria itu lantas kembali mengangkat suaranya.
"Saradaa.... Kau menangis?? " Tanya boruto tak mendapatkan sautan dari wanita itu. Dalam keadaan normal,jawaban yg akan boruto terima pasti berupa ucapan 'bagaimana kau melihatnya?', tapi kini Yg ia dapatkan justru suara isak tangis Sarada yg semakin menjadi serta genggaman tangan Sarada yg semakin kuat menggenggam lengannya.
"Heyy ada apa? Apa kau mendapat mimpi buruk? " Lanjut boruto lalu mendudukan dirinya pada kasur.
Sarada masih senantiasa memegangi lengan boruto, kepalanya tertunduk berusaha menyembunyikan wajahnya yg memerah akibat tangisnya dari boruto. Boruto menatap nanar Sarada di hadapannya, ia menarik wanita bersurai raven tersebut ke dalam pelukannya, membiarkan wanita itu menumpahkan seluruh air matanya dan membasahi tshirt putih boruto.
Wajah boruto berubah semakin muramm melihat Sarada yg tak kunjung juga berhenti menangis. Mendengar suara isak tangis Sarada entah mengapa membuat hati boruto terasa sesak. Boruto mengeratkan Sarada dalam pelukannyaa, berharap semoga dengan inii isak tangis istrinya itu bisa mereda.
"Yosh yoshh.... Jangan menangisss" Cicit boruto yg terdengar seolah tengah menenangkan tangisan dari seorang anak kecil.
"B-boltt..... Hikss" Ujar Sarada terbata bata, meremass begitu eratt-shirt putih boruto.
"Sudahhh.... Jangan menangisss" Cicit boruto mengelus puncuk kepala Sarada.
"ayoo ambil minum ya? "
Sarada menggeleng dalam dada bidang borutoo dengan nafasnya yg sesenggukan, menolak mentah mentah ajakan boruto. Sungguh saat ini yg Sarada butuhkan hanyalah tetap berada dalam dekapan boruto,ia masih tak ingin melepaskan boruto untuk saat ini. Ia takut.
Mengelus lembut puncuk rambut saradaa, boruto membawa tubuh istirnya itu dalam gendongannya,persis seperti ketika ia menggendong anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchmaking To Happiness
Roman d'amourDijodohkan dengan seorang pria yang tak ku kenal sebelumnya, bahkan wajahnya pun tak aku ketahui. sedangkan pernikahannya akan segera dilangsungkan satu bulan dari mereka memberitahu ku tentang perjodohan bodoh itu. Bagaimana mungkin aku bisa tenang...