12. | 𝑭𝒐𝒖𝒏𝒅 𝒊𝒕

207 30 3
                                    


Pemuda itu terus melangkah menyusuri hutan. suara gagak yang menyelak dengan keras memenuhi pendengaran nya. Awan hitam memenuhi langit bahkan sinar matahari pun tak dapat menembus kegelapan yang ada.

Pepohonan yang tak lagi berdaun memenuhi jalan setapak yang ia lewati. Tapi nyali pemuda itu tak menciut sama sekali, Seolah sudah biasa ia melangkah dengan santai nya. Tidak terlalu santai, langkah nya agak cepat mengingat tujuan nya kembali ke tempat terkutuk ini.

Kalau tak ada kepentingan, ia tak akan mau menginjakkan kaki nya disini.

Tapi ia harus kembali kesini untuk mendapatkan jawaban yang mengganggu nya sedari beberapa hari lalu. Ia melangkah cepat melewati kerumunan yang ada ketika ia mulai memasuki perkotaan. Wajah-wajah tak bersahabat, umpatan dan makian, pencurian dan perampokan semua nya terjadi seakan itu normal disini.

Ia menghentikan langkah nya sejenak kala melihat orang-orang berseragam seperti prajurit tengah mengepung seorang bocah kecil yang tengah menangis minta dilepaskan. Mereka menjarah uang yang bocah itu miliki dan pergi begitu saja meninggalkan bocah yang kini menangis tersedu-sedu.

Pemuda itu kembali melanjutkan langkahnya seperti tak melihat apapun.

Ia berjalan melewati kota hingga kini ia da di dalam sebuah hutan belantara yang agak jauh jarak nya. Ia melangkah seolah sudah biasa lewat di hutan yang mengerikan ini. Mau heran, tapi ini dunia demon.

Dimana rasa egois dan serakah lebih mendominasi ketimbang empati dan kemanusiaan. Hyunsuk sendiri sampai bingung, kenapa dewa menciptakan mahluk perusak seperti demon.

Segabut itu kah mereka ?

Pemuda itu tersenyum kecil ketika melihat sebuah sungai mengalir di depan nya dengan beberapa batu sebagai alat untuk menyebrang. Ia menapakkan kaki nya ke batu itu dengan senyum lebar di wajah nya.

Selesai menyebrangi sungai itu, hyunsuk kembali di buat girang melihat sebuah papan kayu tua yang terletak di atas pohon. Ia memanjat pohon itu dengan gesit hingga sampai di tempat penuh kenangan milik nya itu.

Ada ayunan kayu yang mulai melapuk, peti harta karun ala-ala buatan nya, pedang kayu milik nya, dan beberapa gambar hasil karya nya dan boneka jerami yang ia gunakan sebagai samsak dahulu.

Ia kembali teringat bahwa hyunsuk kecil dulu sangat ingin menghancurkan raja demon. Ia berlatih setiap hari dengan pedang kayu milik nya, menusuk-nusuk boneka jerami yang ia buat sedemikian rupa menyerupai raja demon.

Hyunsuk tertawa kecil mengingat masa kecil dan mimpi-mimpi nya.

Dan sekarang lah saat untuk mewujudkan nya. Raja demon harus lengser dari jabatan nya dan mati di tangan nya.

Ah, bukan tangan nya, tangan sang gadis bulan. Luna puella.

Ya, hyunsuk sudah mengetahui identitas aerin yang sebenarnya saat mereka pertama kali bertemu. Aura putih yang lembut dan bersih itu terasa sangat kuat dari gadis itu membuat ia berhenti untuk menatap nya beberapa saat. Ia tak percaya kini orang yang diramalkan akan membawa kedamaian di dunia immortal kini ada di hadapan nya.

Dan dia ternyata sangat cantik...

Hyunsuk menggeleng ribut kala bayangan aerin kini memenuhi kepala nya. Wajah nya memanas, membuat nya malu sendiri. Pertama kali nya hyunsuk salah tingkah hanya karena memikirkan seorang gadis.

"Lu mikir apa sih suk, fokus ! Lu kesini mau ngapain !" Monolog nya pada diri sendiri.

Hyunsuk mulai membuka peti harta karun yang ada di dekat nya dan mengambil beberapa buku tua berisi informasi-informasi tentang raja demon.

𝑳𝒖𝒏𝒂 𝑷𝒖𝒆𝒍𝒍𝒂 || 𝑻𝑹𝑬𝑨𝑺𝑼𝑹𝑬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang