15. | 𝑻𝒓𝒂𝒊𝒕𝒐𝒓𝒐𝒖𝒔 𝑷𝒓𝒊𝒏𝒄𝒆

190 34 10
                                    

kevin kecil memandang malas buku-buku tebal yang ada di hadapan nya. Punggung nya yang lelah karena terus-menerus mempertahan kan posisi tegak itu akhirnya bisa bersandar juga. Sesekali mata nya melirik ke ambang pintu, was-was jika guru privat nya kembali.

Sungguh, ia ingin sekali kabur dari pelajaran membosankan ini dan pergi berburu. "Tapi bukan itu yang pangeran lakukan nakk..." . itulah yang ibunya katakan ketika ia merengek untuk bermain keluar atau sekedar berburu.

Ibu nya selalu membawakan nya guru privat setiap hari untuk mengajari nya tata cara mengatur pemerintahan, mengatur strategi perang, perekonomian dan segala hal yang berhubungan dengan kerajaan.

Ia ingin membantah, tapi tak dapat ia pungkiri. Itu adalah kewajiban nya sebagai putra mahkota.

Ia mengambil mahkota yang ada di kepala nya dan memandang nya lesu. Jujur, kepala nya sedikit lebih ringan ketika mahkota itu tak lagi di kepala nya. Mahkota dengan kristal hijau itu berkilau indah di terpa sinar matahari. Semua orang pasti iri dan ingin menggunakan nya.

Namun tidak dengan kevin. Terkadang ia berpikir, kenapa dewi bulan mentakdirkan nya menjadi anggota kerajaan dan bukannya rakyat biasa. Ia jadi tak perlu berurusan dengan beragam dokumen penting dan bisa bermain dengan bebas sepuas hati.

Lamunan nya hancur ketika sebuah suara dentuman yang cukup keras terdengar di dekat nya. Dengan sigap ia pun kembali ke posisi duduk tegap dan tangan yang ia letakkan di atas buku dengan wajah menunduk, seolah-olah tengah membaca buku tua itu.

Tak lupa ia juga membenarkan letak mahkota nya. Karena terakhir ia lupa membenarkan posisi nya, ia berakhir di ceramahi berjam-jam hanya untuk mengatakan penting nya mahkota sebagai simbol kedewasaan dan wibawa seorang putra mahkota.

Ia tak mau, ia tak suka di ceramahi omong kosong itu.

Beberapa detik ia menunggu, tak ada suara langkah kaki atau pun sosok wanita tua yang muncul di ambang pintu. kevin menyerengit bingung. Lalu suara tadi itu apa ?

Baru saja ia berpikir seperti itu, dentuman itu kembali terjadi tapi kali ini diiringi dengan sesosok anak laki-laki seumuran nya yang mendobrak masuk ke ruang belajar nya dengan raut wajah panik.

Dengan cepat ia menutup kembali pintu nya. Terdengar suara penjaga di luar sana yang berlarian mencari nya. Disaat penjaga yang mengejar nya di rasa sudah cukup jauh, bocah itu menghela napas lega.

Ia mengusap peluh di dahi nya dengan tangan nya yang tertutupi bulu berwarna hitam. Ia juga membersihkan kepala dan telinga serigala nya yang tertutupi debu dengan santai tanpa mengetahui bahwa ia tak sendirian di ruangan itu.

kevin membeku.

Ada seekor werewolf mendobrak masuk ke ruangan nya.

Ada musuh yang menyelinap di hadapan mu !!!

Otak nya menyiarkan sirine bahaya tapi tubuh nya membeku. Ia tak bisa mengontrol sendiri tubuh nya. Bahkan hanya untuk meraih belati yang ada di pinggang nya pun sangat lah sulit.

Ini kali pertama ia berjumpa dengan musuh sungguhan alih-alih boneka jerami yang biasa ia gunakan untuk latihan. Bocah serigala yang tengah membersihkan bulu nya itu pun menangkap sosok kevin yang tengah membeku gemetaran. berbeda dengan kevin yang tengah ketakutan, bocah itu malah menatap nya polos.

ia memiringkan kepala nya, telinga serigala nya bergerak-gerak lucu kala kepala nya sedang memikir kan sosok di depan nya. 'kenapa dia menggigil seperti itu ? apakah dia kedinginan ? tapi disini tidak dingin sama sekali...'

𝑳𝒖𝒏𝒂 𝑷𝒖𝒆𝒍𝒍𝒂 || 𝑻𝑹𝑬𝑨𝑺𝑼𝑹𝑬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang