6. | 𝑷𝒂𝒓𝒌𝒔 𝑫𝒂𝒓𝒌 𝑷𝒂𝒔𝒕

212 37 0
                                    


Mata nya berubah merah kala menatap orang yang ada di genggaman nya itu. Ia yakin jika dia adalah demon yang dimaksud junkyu.

"Ngapain lo disini ?, Mau nyelakain aerin ?, Lo yang kirim mahluk itu kan ?!" pekik jihoon. Tangan nya mencengkram leher pemuda itu kuat hingga urat-urat nadi nya terlihat. Hyunsuk mencoba melepaskan tangan nya sekuat tenaga, namun gagal. Kekuatan nya terlampau jauh.

"JAWAB GUE !" pekik nya lagi.

"B-bukan..., Bukan gue...., gue....emang demon...., Tapi bukan gue.... Yang ngirim mahluk....mahluk itu...." Kata hyunsuk. Ia harus berusaha sekuat tenaga untuk mengucapkan kata-kata itu karena jihoon sama sekali tak melonggarkan cekikan nya.

"Jangan bohong lo ?! Demon kayak lo semua omongan nya gk bisa dipercaya !!"

Jihoon mendecih dan melepaskan cekikan nya dengan kasar, membuat hyunsuk jatuh tersungkur. Ia terbatuk-batuk sembari memegangi leher nya. Jihoon menatap penuh kebencian ke arah hyunsuk.

Junkyu hanya melihat itu dengan wajah datar, ia mengerti perasaan jihoon yang sangat membenci klan demon. Ia bahkan juga membenci mereka karena selalu memicu pertempuran dengan klan guardian di masa lalu.

"Jangan sekali-kali lo nyentuh dia, atau lo tau akibatnya...." Sarkas jihoon.

Pemuda park itu melangkah pergi meninggalkan hyunsuk yang masih tersungkur di sana, Junkyu pun begitu. Jeongwoo menatap sinis sekilas dan mengikuti 2 orang lainnya.

Hyunsuk bangkit menatap langit malam yang bertabur bintang sejenak. Tak sadar, sebuah bulir bening lolos dari pelupuk mata nya dengan cepat ia mengusap air mata nya itu sebelum di lihat orang lain. Pemuda itu memakai tudung hoodie nya dan memilih pergi dari sana.

------•------

"Makasih banyak ya wan...., Maaf ngerepotin kalian" kata aerin

"Nggak kok noona, lain kali kalo ada apa-apa lagi telpon wawan aja. Ntar wawan bantuin kok" ujar junghwan, ia tersenyum manis membuat aerin gemas sendiri jadinya.

Ia sedikit tidak enak hati karena membuat mereka berlarian tengah malam dengan masih memakai piyama. Ia memandang junghwan yang tampak lucu dengan kaos oblong bergambar sapi dan celana panjang bercorak bintang-bintang. Imut sekali.

Walaupun dia memakai jaket untuk melapisi piyama nya, tapi angin malam yang dingin ini pasti bisa menembus pakaian tipis itu.

"Oh iya bentar ya wan" kata aerin. Kemudian gadis itu masuk ke dalam rumah nya dan kembali membawa sebuah kantung plastik yang berisi kotak makan yang cukup besar.

"Tadi aku buat donat agak banyak, terima ya. Sebagai tanda terima kasih".

Pemuda itu langsung sumringah. Ia menerima bungkusan plastik itu dengan senyuman lebar. Hidungnya bisa mencium aroma gula yang manis menguar begitu ia membuka plastik nya. Karena terlalu senang ia reflek memeluk aerin begitu erat.
Aerin terkejut melihat respon junghwan yang melebihi ekspektasi nya.

"Makasih noona !" Kata nya.

Ketika pemuda itu melepas kan pelukannya, aerin masih mematung terkejut. "Wawan pulang dulu ya dadah~~".
Kata junghwan seraya meninggalkan aerin dengan berlari.

Aerin memandang sosok junghwan yang semakin menjauh dengan senyuman tipis. Sesederhana itu kebahagiaan anak itu, hingga sebuah donat bisa membuat nya melompat-lompat di jalan.

Aerin menggeleng pelan dan berjalan masuk ke rumah nya.

Ia beranjak menuju kamar nya, mengganti pakaian nya dengan sesuatu yang lebih tebal. Ia memandang seluruh isi kulkas mencari sesuatu yang bisa mengganjal lapar nya.

𝑳𝒖𝒏𝒂 𝑷𝒖𝒆𝒍𝒍𝒂 || 𝑻𝑹𝑬𝑨𝑺𝑼𝑹𝑬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang