31.Terkekang

881 60 9
                                    

Seperti biasa aku mau tanya" sedikit dulu yaahh

Kalian baca tanggal berapa?

Hari apa?

Jam Berapa?

SPAM RANDOM COMMENT DISINII!!

Makasii udah mau jawab, lov u

met baca all <3

***

"Jika takdir tidak berpihak pada kita, lantas kita bisa apa? Sebesar apapun perjuangan kita hanya akan mengantarkan kita pada perpisahan."

***

"Rifa!!" Panggil Aldino dari kejauhan.

Rifa langsung melirik ke sumber suara. Rupanya Aldino sejak tadi berusaha untuk mengejarnya.

"Maafin gue yah? Gue selama ini selalu kasar sama lo," ujar Aldino penuh penyesalan.

Rifa cukup terkejut mendengar pernyataan Aldino barusan. Entah dalam rangka apa cowok itu meminta maaf padanya. 

"Ada yang mau gue omongin sama lo. Penting," sebelum Rifa merespon, cowok itu sudah lebih dulu melanjutkan ucapannya.

Rifa mengurungkan kembali niatannya untuk membalas. Jantungnya seketika berdegup cepat. Dia tidak bisa menebak apa yang akan Aldino katakan setelah ini.

"Sebenernya gue–"

BEGINI LAH KALAU SUDAH JATUH CINTA MATA NGANTUK JADI MELOTOT~

Rifa terperanjat. Gadis itu otomatis membukakan matanya lebar-lebar. Potongan lagu dangdut pada dering ponselnya itu berhasil membangunkannya di minggu pagi ini.

Seorang gadis yang sudah duduk diatas ranjangnya itu mendengus sebal. Dia sudah tahu pasti Rifqi pelakunya. Sudah pasti cowok itu lah yang mengganti ringtone ponselnya tanpa seizinnya. Entah sejak kapan cowok itu menggantinya karena biasanya Rifa pasti menyalakan mode silentnya.

Dengan tenaga yang baru terkumpul sebagian, kedua matanya yang masih lengket, gadis itu segera meraih ponselnya yang ada di atas nakas. Tanpa melihat layar pun Rifa pasti bisa langsung menebak siapa yang meneleponnya sepagi ini. Jelas-jleas Rifqi Attila Pratama pelakunya.

"Sialan, lo bahkan sampe ganggu gue sama Aldino di alam mimpi," Rifa menggerutu pelan.

"Rifa," panggil seseorang setelah Rifa menerima panggilan itu.

"Kenapa lo? Ngerasa bersalah ya udah jadiin gue jaminan biar lo bisa jadi ketua OSIS hah?!" bentak Rifa dalam kondisi setengah sadar.

Tak ada balasan dari lawan bicaranya kali ini. Rifa akhirnya ikut terdiam. Biasanya Rifqi pasti langsung menyambutnya dengan tawanya. 

Gadis itu merasa tidak asing dengan suaranya. Dia berusaha untuk mengingat-ingat kembali nada suara yang baru saja dia dengar.

Ini bukan suara Rifqi.

Gadis itu kemudian melihat kembali layar ponselnya. Ternyata dugaannya salah. Bukan Rifqi yang meneleponnya melainkan Aldino. Pria yang malam ini hadir dalam mimpinya.

"Fa, gue di depan," seseorang dari panggilan itu mengabaikan perkataan Rifa.

Rifa segera bangkit beranjak dari kasurnya. Dia mengintip dari sela-sela gorden jendelanya untuk memastikan perkataan cowok itu dan saat itu juga kedua matanya bertemu dengan sepasang mata milik Aldino.

Rifa refleks langsung menutup kembali gorden jendelanya. Jantungnya berdegup cepat, dadanya naik turun. Dia kira Aldino hanya bercanda dengan perkataannya.

Rifaldino (PREQUEL IPA & IPS) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang