Yok yok seperti biasa absen dulss sebelum baca~~
Kalian baca tanggal berapa?
Hari apa?
Jam berapa?
SEBELUM MULAI MINTA SPAM COMMENT KALIAN DULU DONG DISINII!!
OHIYA APA YANG PENGEN KALIAN LIHAT DARI CERITA INI? BOLEH KOMEN DI BAWAH YAAA
maaci semuanyaa met baca!!
***
"Percayalah, di setiap kebetulan pada setiap pertemuan memiliki peran yang sangat besar untuk hubungan kita kedepannya."
***
Rifa tersenyum miris sambil melihat punggung Rifqi dan Arin yang semakin menjauh. Meskipun dia memiliki sosok Rifqi yang memiliki kelebihan yang lebih banyak dari pada seorang pacar, sahabatnya itu kini tidak bisa lagi berada di sisinya untuk selamanya. Meskipun Rifa sudah kenal lebih dulu dengan Rifqi, tetap saja pacarnya lah yang akan menjadi prioritas utamanya. Rifa juga tidak bisa bersikap egois karena pada dasarnya dia dan Rifqi hanya bersahabat sejak kecil.
Ternyata meskipun meskipun Rifa memiliki sahabat dengan spek cowok Wattpad itu tidak cukup. Dia tetap membutuhkan seorang kekasih dalam hidupnya, sosok yang akan menjadikannya sebagai prioritas utama seperti apa yang Rifqi lakukan pada Arin.
Tepat pada saat Rifa membalikkan tubuhnya, dia melihat Farrel di tempat parkiran motor. Tanpa ragu-ragu Rifa langsung menghampiri teman sekelasnya itu.
"Rel!" Sapa Rifa.
"Loh kok masih di sini? Bukannya lo tadi udah pulang sama Rifqi?" Farrel sedikit terkejut dengan kehadiran Rifa yang masih ada di sekolah.
"Ohhh, dia pasti pacaran ya?" tebak Farrel yang kemudian disusul dengan gelak tawanya.
Farrel merupakan salah satu saksi persahabatan Rifqi dan Rifa dari awal kelas 10. Mereka tampak sangat akrab semenjak hari pertama masa orientasi siswa dan ternyata itu semua karena mereka sudah berteman sejak kecil. Wajar saja jika mereka memang sudah seakrab itu.
Farrel juga melihat persahabatan kedua temannya itu yang semakin hari kini semakin merenggang. Arin yang menjadi pacarnya Rifqi saat ini memang jauh lebih posesif dari mantan-mantan sebelumnya dan entah mengapa hampir semua permintaan Arin selalu Rifqi turuti. Lelaki itu tak pernah seperti itu sebelumnya.
Rifa tidak menghiraukan ucapan Farrel sebelumnya, "Lo bisa anter gue pulang gak?" dia tidak mau membahas Rifqi dan Arin.
"Gue boleh numpang pulang gak?" Tanya Rifa sebelum Farrel menjawab pertanyaan sebelumnya.
"Gue ada basket Fa, paling lo nunggu gue sampai magrib gapapa?" ujar Farrel sambil memperlihatkan tas olahraganya yang ada di genggamannya itu.
Rifa memajukan bibirnya satu senti, "Yah kelamaan, yaudah gue naik angkot atau bus aja deh," ujar Rifa dengan pasrahnya.
"Lo tahu gak jalannya?" Tanya Farrel.
"Tau, lagian bisa pake google maps kan?" Tanya Rifa memastikan.
Sontak Farrel tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Rifa barusan. Dia sebenarnya sudah menduga bahwa Rifa pasti tidak akan tahu rute angkot atau bus. Dari kecil dia selalu satu sekolah dengan Rifqi dan lelaki itulah yang mengantar-jemputnya. Oleh karena itu dia tidak pernah menggunakan angkutan umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rifaldino (PREQUEL IPA & IPS) [TAMAT]
Fiksi RemajaSUDAH TAMAT & PART MASIH LENGKAP [FOLLOW DULU SEBELUM BACA, PRIVATE ACAK] ✨ Perasaan yang tak pernah berjalan searah ✨ "Gue minta sama lo buat berhenti ngejar-ngejar Aldino kaya gitu, jangan nyakitin diri sendiri!" Pekik Rifqi. "Tolong jangan halang...