Seperti biasa kita absen dulu yes
Kalian baca tanggal berapa?
Hari apa?
Jam Berapa?
Apa yang kalian harapkan dari cerita ini? Apa yang ingin kalian lihat dari cerita ini? Hubungan Arin-Rifqi? awal mula Rifa-Aldino? Atau apaa?
SPAM RANDOM COMMENT DISINII!!
Makasii udah mau jawab, lov u
met baca all <3
***
"Entah aku cuma penasaran denganmu atau aku memang sudah mulai menyukaimu."
***
Kring! Kring!
Tepat pada saat Rifa memasuki gerbang sekolahnya, bel berbunyi mengisi seluruh ruangan. Rifa dan siswa yang lainnya segera berlari secepat mungkin untuk sampai di kelas masing-masing. Dia ingat betul bahwa pelajaran pertama hari ini akan diawali dengan matematika. Gurunya yang cukup tegas itu sayangnya selalu datang tepat waktu.
Rifa menghembuskan napas leganya ketika dia tidak melihat seorang guru di dalam kelasnya. Puji syukur hari ini dia selamat dari hukuman keterlambatan, puji syukur hari ini dia lolos dari omelan pak Jaya.
"Eh lo semua abis ngapain ngumpul di sini?" Tanya Rifa dengan pundaknya yang masih naik turun. Dia cukup terkejut melihat semua teman-temannya tengah berkumpul di ruang kelasnya.
"Telat mulu kebiasaan," Nadhif berkomentar tanpa menghiraukan pertanyaan Rifa.
"Gue gak telat ya, nyaris aja," Rifa melakukan pembelaan.
Dengan sisa tenaganya Rifa menghampiri mereka semua. Dia segera menempatkan bangkunya yang tepat berada di sebelah Rifqi.
"Tadi macet banget abisnya," lanjut Rifa ketika napasnya sudah mulai kembali stabil.
Davin mengerutkan keningnya, merasa ada yang janggal dari ucapan Rifa, "Macet? Perasaan gue tadi lancar-lancar aja dateng ke sekolah."
"Macet di kasur maksudnya," Rifa sedikit meralat dengan cengir tak berdosanya.
Bukan Rifa namanya kalau dia tidak telat ke sekolah. Lagi pula Rifa punya alasan tersendiri mengapa dia sering kali terlambat datang ke sekolah. Itu semua karena dia harus mempersiapkan segala perlengkapan adiknya untuk sekolah.
"Eh ngomong-ngomong ini kenapa kalian ngumpul di sini dah?" Rifa kembali bertanya. Dia sedikit curiga dengan semua teman-temannya itu. Biasanya kalau mereka pasti akan mengajaknya untuk datang lebih awal jika sudah merencanakan ingin datang lebih awal.
"Kebetulan aja pada dateng pagi hari ini," Nadhif mencari-cari alasan.
"Iya ini baru mau cabut kita," timpal Davin.
"Tumben banget deh pada ngumpul, janjian? Kok gue gak diajak sih?" Sejujurnya Rifa sedikit kecewa dengan mereka semua. Entahlah, Rifa merasa bahwa mereka sedang menyembunyikan sesuatu darinya. Dia sudah berteman bukan hanya satu dua bulan saja, sudah satu tahun lebih Rifa menjadi teman mereka semua. Wajar saja jika Rifa bisa se-peka itu, dia sudah mengenal mereka cukup lama.
"Abis ngomongin apa nih kalau boleh tahu?" Tanya Rifa memancing.
"Ngomongin target Rifqi selanjutnya setelah Arin," jawab Davin asal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rifaldino (PREQUEL IPA & IPS) [TAMAT]
Teen FictionSUDAH TAMAT & PART MASIH LENGKAP [FOLLOW DULU SEBELUM BACA, PRIVATE ACAK] ✨ Perasaan yang tak pernah berjalan searah ✨ "Gue minta sama lo buat berhenti ngejar-ngejar Aldino kaya gitu, jangan nyakitin diri sendiri!" Pekik Rifqi. "Tolong jangan halang...