Sebelum mulai baca ceritanya aku cek ombak dulu dong berhubung ini bakal jadi part terakhir buat cerita ini!!
Kalian baca bulan apaa?
Tanggal berapa?
Hari apaa??
MAKASI BANYAKK UDAH MAU RESPON, MET BACA ALL <3
***
"Tanpa adanya perbedaan tidak akan ada warna dalam sebuah cerita. Namun luka terkadang datang dari suatu perbedaan yang tercipta."
***
Rifqi menghembuskan napas leganya. Perlahan senyumnya mengembang. Dia senang karena hubungannya dengan Rifa sudah kembali seperti semula. Rifqi tidak perlu lagi tersiksa karena rasa khawatirnya pada Rifa selama mereka jadi jauh.
Setelah kurang lebih selama satu jam Rifqi bertukar cerita dengan Rifa di dalam ruangannya, cowok itu memutuskan untuk keluar sejenak. Membiarkan Rifa untuk lanjut beristirahat.
Tepat saat cowok itu keluar dari ruangan, dia langsung disambut dengan kehadiran Arin. Kali ini Rifqi tidak mengharapkan kehadirannya sama sekali. Justru dengan adanya gadis ini, senyumnya malah kembali memudar.
"Sayang, Rifa gak-papa kan?" Tanya Arin dengan kedua alisnya yang tertaut.
"Gak usah sok peduli gitu," ketus Rifqi.
Arin langsung menahan lengan Rifqi sebelum cowok itu pergi, "Kok kamu gitu sih Rif? Aku kesini niatnya baik-baik loh."
"Gue gak butuh kebaikan dari lo," Rifqi menaikkan nada bicaranya satu oktaf.
Arin terdiam sejenak. Dia masih berusaha untuk mencerna apa yang baru saja terjadi saat ini. Gadis itu mengingat-ingat kembali kesalahan terbaru apa yang telah dia lakukan hingga Rifqi se-marah ini padanya.
"Sumpah aku gak ngerti kenapa kamu jadi berubah kaya gini," Arin menggeleng-gelengkan kepalanya.
Arin menyerah. Dia sama sekali tidak ingat dengan kesalahan yang telah dia perbuat. Gadis itu ingin Rifqi berterus-terang. Dia ingin Rifqi mengungkapkan apa yang menjadi masalahnya.
"Kalo ada apa-apa tuh dikomunikasiin dong Rif!" Bentak Arin membuat beberapa orang di sekitar melirik ke arahnya.
"Sejak kapan kamu pernah ngomong setiap kali ada apa-apa?" balas Rifqi dengan nada bicara yang pelan tapi berhasil membungkamkan Arin.
Arin terdiam. Kali ini dia sudah tidak bisa menyangkal ucapan Rifqi. Cowok itu berhasil membungkamnya dengan satu kalimat tanya.
"Kapan Rin?!" Tanya Rifqi dengan nada yang lebih tinggi dari sebelumnya.
"Gue mau kita udahan," tegas Rifqi.
Arin langsung menahan lengan cowok itu yang hendak pergi. Dia tidak akan membiarkannya pergi begitu saja sebelum masalahnya kelar. Karena sekali dia melepaskan, Arin akan kehilangan Rifqi untuk selamanya.
"Rif, dengerin penjelasan aku dulu," pinta Arin.
Rifqi menepis tangan Arin dengan kasar. Cowok itu kemudian menatapnya sekilas dengan tajam. Dengan tatapan yang berhasil membuat Arin ciut. Ini pertama kalinya Rifqi memperlakukannya sekasar ini. Ini bukan Rifqi yang dia kenal.
"Kamu harus denger alesan aku ngelakuin itu semua," ungkapan Arin berhasil membuat langkah Rifqi terhenti.
"Aku sayang sama kamu, aku gak mau ada yang rebut kamu dari aku," Arin kembali menggunakan jurus jitunya untuk membungkamkan Rifqi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rifaldino (PREQUEL IPA & IPS) [TAMAT]
Teen FictionSUDAH TAMAT & PART MASIH LENGKAP [FOLLOW DULU SEBELUM BACA, PRIVATE ACAK] ✨ Perasaan yang tak pernah berjalan searah ✨ "Gue minta sama lo buat berhenti ngejar-ngejar Aldino kaya gitu, jangan nyakitin diri sendiri!" Pekik Rifqi. "Tolong jangan halang...