HAIII!! Akhirnya aku memutuskan buat lanjutin cerita ini, meskipun udah berdebu banget aku mau coba buat merevisi cerita ini biar kalian juga lebih nyaman bacanyaa!!
Kalian tau cerita ini dari mana?
Tanggal berapa kalian mulai baca?
Sebelum mulai baca aku mau minta spam comments dari kalian dulu doong!!
Terimakasiii, virtual hug buat semuanyaa!!❤️
***
Seorang gadis berambut pendek se-bahu dengan seragam putih biru berlari kecil menelusuri lorong demi lorong. Rasa cemas yang bercampur dengan ketakutan mendominasi di dalam dirinya saat ini. Kabar yang dia dengar dari teman sekelasnya membuatnya panik seperti ini.
Seorang lelaki baru saja keluar dari ruang kepala sekolah dengan berkas-berkas yang ada pada genggamannya. Lelaki itulah yang ingin dia temui, dialah yang membuatnya berlari secepat ini tanpa memperdulikan keselamatan diri. Dia dengan gesitnya langsung menghampiri lelaki yang selama ini dia cari-cari itu.
"Aldino!" panggil gadis itu dari kejauhan.
Lelaki bernama Aldino itu langsung melirik ke sumber suara. Dia cukup terkejut dengan kedatangan gadis itu. Dari gerak-geriknya, gadis itu terlihat takut kehilangan dirinya sampai berlari secepat itu hanya untuk menemuinya.
"Kamu serius bakal pindah sekolah?" tanya gadis itu dengan nafasnya yang terengah-engah.
Aldino hanya tersenyum. Dia tidak menyangka bahwa berita tentang kepindahannya akan menyebar secepat ini. Kecepatan persebaran rumor di sekolah ini memang sudah tidak bisa diragukan lagi.
Ini bukan lah respon yang diharapkan oleh Rifa. Dia baru saja mengenal Aldino satu minggu dan Rifa langsung merasa cocok dengannya. Dia kesal karena harus kehilangan salah satu temannya secepat ini.
"Kenapa? Kamu gak betah banget yah di sini?" gadis itu mencoba untuk menebak.
Aldino menggelengkan kepalanya, "bukan gitu Rifa, kamu gak perlu tahu masalahnya apa."
Gadis bernama Rifa yang saat ini tepat berada di hadapan Aldino memajukan bibirnya sesenti. Dia sangat kecewa dengan jawaban Aldino. Ternyata Aldino tetap bersikap tertutup padanya padahal mereka sudah mengenal satu sama lain cukup dalam selama satu minggu.
"Aku temen pertama kamu loh di SMP, kok gak boleh tahu sih?" Rifa kembali bertanya.
"Yaa aku malu lah," jawab Aldino dengan sangat jujur.
Rifa menghembuskan nafas beratnya, "Yaelah ngapain malu sama temen sendiri sih? Gak maksa sih tapi aku khawatir aja siapa tahu aku bisa bantu."
Dia berharap setelah ini Aldino akan mulai terbuka padanya. Dia berharap setelah ini Aldino akan menjelaskan alasan kepindahannya. Rifa pasti akan membantu semampunya agar Aldino tetap bisa belajar di sekolah yang sama dengannya. Dia belum siap kehilangan teman pertamanya di masa-masa putih biru.
"karena aku suka sama kamu Fa, karena aku gak pernah anggap kamu cuma sebatas temen aja."
Deg!
Pernyataan itulah yang berhasil membuat jantung Rifa berdegup dengan cepat untuk pertama kalinya. Saat itulah Rifa baru menyadari bahwa dia telah jatuh cinta pada seseorang yang akan pergi dari hidupnya.
Sebelum kalian bertanya-tanya, aku bakal jawab pertanyaan yang kemungkinan bakal kalian tanyain ke aku, "Kak Michelle kok gaada?"
Michelle itu murid pindahan pas kelas 12 yaa, sementara cerita ini akan menceritakan masa-masa Rifqi pas masih kelas 11. Ohiya cerita ini juga akan berfokus pada Rifa dan Aldino, yaa sesuai sama judulnya aja. Sedikit spoiler, bakal diceritain juga gimana ceritanya Rifqi bisa jadi ketua OSIS!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Rifaldino (PREQUEL IPA & IPS) [TAMAT]
Teen FictionSUDAH TAMAT & PART MASIH LENGKAP [FOLLOW DULU SEBELUM BACA, PRIVATE ACAK] ✨ Perasaan yang tak pernah berjalan searah ✨ "Gue minta sama lo buat berhenti ngejar-ngejar Aldino kaya gitu, jangan nyakitin diri sendiri!" Pekik Rifqi. "Tolong jangan halang...