12. Pembatas Manusia

1.1K 86 1
                                    

Hai guyss apa kabarr?

Sebelum mulai baca aku mau ngucapin minal aidzin wal faidzin juga yaahh, mohon maaf lahir batin semuanyaa <3

Selamat idul fitr jugaa bagi yang merayakan..

Ohiya sebelum itu..

Boleh dong spam vote dan commentnya dulu sebelum mulai bacaa!!

Makasi semuanya, lov u <3

***

"Sedekat apapun hubungan kita, manusia akan selalu dipisahkan dengan sebuah rahasia."

***

Rifa berjalan lesu menuju rumahnya. Jujur saja dia sudah tidak memiliki tenaga untuk melangkah tetapi Rifa tetap memaksakan dirinya untuk sampai di tempat tujuan. Air matanya tidak berhenti mengalir, kejadian barusan terus-menerus terngiang dalam pikirannya. Dia tidak menduga bahwa Aldino akan mengatakan hal se-kejam itu padanya.

Apa mungkin dia semenyebalkan itu di mata Aldino? Apa mungkin kelakuannya selama ini benar-benar salah di mata Aldino? Rifa tak habis pikir, apa yang salah dari keinginannya untuk berteman dengan Aldino? Apa cowok itu melihatnya serendah itu sehingga dia enggan untuk hanya sekedar mengenalnya?

Rifa seketika menghentikan langkahnya. Dia melihat seorang cowok yang tengah berdiri di samping motor ninjanya. Siapa lagi kalau bukan Rifqi Attila Pratama yang datang ke rumahnya.

Rifa melanjutkan langkahnya dan menghampiri cowok itu yang ada di depan rumahnya. Sambil berjalan, gadis itu menyeka air matanya yang masih tersisa di pipi.

"Lo ngapain ke sini?" tanya Rifa.

Pertanyaan Rifa berhasil membuat Rifqi yang sedang memainkan ponselnya melirik padanya. Lelaki itu kemudian langsung memasukkan perangkat elektroniknya itu ke dalam saku.

"Ya gue khawatir lah, lo gak ngabarin gue," jawab Rifqi.

"Lo dari mana aja?" cowok itu balik bertanya.

"Gue ya dari sekolah lah, dari mana lagi," jawab Rifa.

"Jalanan macet banget ya kayanya sampe-sampe lo baru pulang jam segini," sindir Rifqi sambil mengedarkan pandangannya ke sekitarnya.

"Katanya naik ojek, kok lo jalan kaki? Ojeknya gak nganterin sampe depan rumah?" Sebelum Rifa bertanya, Rifqi sudah lebih dulu menyampaikan pertanyaan berikutnya.

Rifa membelalakkan kedua matanya. Dia baru saja mendapatkan pencerahan untuk menyampaikan alasan atas keterlambatannya.

"Justru itu Rif gue pulangnya jalan kaki, habisnya lo nahan-nahan gue barusan," jawab Rifa dengan lancarnya.

"Lah kan gue nahan lo karena gue mau nawarin buat anterin lo pulang," Rifqi tidak mau menerima alasan itu. Jelas-jelas dari awal dia sudah menawarkan Rifa untuk pulang bareng.

"Ya tapi kan gue gak mau dituduh jadi pelakor ya kalau sampe ada apa-apa sama hubungan lo."

Sebetulnya Arin menjadi salah satu alasannya mengapa kini Rifa enggan untuk diantar pulang oleh Rifqi. Setelah kejadian beberapa hari yang lalu, dia merasa tidak enak jika berada du dekat Rifqi.

"Emang yah cewek gak pernah mau kalah," Rifqi menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dih gue cuma nyebutin fakta aja yah," Ujar Rifa tidak terima.

"Udah ah gue masuk ya, lo cepetan balik ke sekolah tar Arin nyariin," Rifa mengusirnya. Dia tidak mau pertemuannya dengan Rifqi hari ini malah menimbulkan kesalahpahaman dan konflik pada hubungan yang sedang dijalani oleh sahabatnya.

Rifaldino (PREQUEL IPA & IPS) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang