***
"Akan ada saatnya kita terpaksa menjadi antagonis, ada saatnya kedua pilihan ini akan menyakiti orang lain."
***
"Ibu cukupkan untuk kelas hari ini, sisa waktunya kalian bisa istirahat dulu sebelum masuk ke jam pelajaran berikutnya yah," Bu Melinda, guru mata pelajaran Akuntansi itu mengakhiri jam pelajarannya padahal beliau masih mempunyai waktu kurang lebih setengah jam lagi.
Seluruh siswa kelas 11 IPS 2 langsung tersenyum lebar dan disaat itu juga mereka bersorak gembira. Suatu momen langka Bu Melinda mau mengakhiri jam pelajarannya lebih awal seperti ini. Biasanya wanita itu tidak akan angkat kaki dari kelas sebelum waktunya benar-benar habis, bahkan guru itu sering kali melebihi jam yang seharusnya.
"MAKASIH BANYAK BU!!"
"SERING-SERING YAH BU KAYA GINI!!" Nadhif menimpali sorakan teman-teman sekelasnya.
Farrel segera menambahkan, "KALO BISA TAMBAHIN BU WAKTUNYAA!"
Ani langsung menoyor kepala kedua temannya sebagai bentuk peringatan, "HEH UDAH DIKASIH HATI MALAH MINTA JANTUNG!"
"LO JUGA, UDAH NUMPANG KELAS ORANG KERJAANNYA MALAH RUSUH!" Ani mendengus kesal menatap Nadhif.
Hari ini Nadhif dan Davin sengaja menyusup menjadi siswa kelas 11 IPS 2 secara ilegal. Itu semua karena guru yang seharusnya memberikan materi di kelas mereka mendadak tidak bisa hadir. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk ikut bergabung menyelundup menjadi bagian dari kelas ini untuk sementara.
"Aww serius kamu ngasih hati buat aku?" Farrel menyentuh kedua pipinya.
"ITU PERIBAHASA BEGOO," hentak Ani mulai kesal dengan teman satunya ini yang tidak pernah bisa diajak serius.
"Farrel nih udah mulai ketularan Rifqi suka gombalin cewek," Nadhif berkomentar.
Cowok yang terpanggil namanya itu langsung membuat klarifikasi singkat, "Heh udah tobat gua."
"Justru itu lo tobat, temen lo yang jadi gila," Nadhif kembali menimpalinya.
Kini Bu Melinda hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar semua celetukan siswa-siswinya dari kelas ini. Akhirnya wanita paruh baya itu lebih memilih untuk segera angkat kaki dari ruang kelas itu sebelum kepalanya pusing karena harus menghadapi mereka semua.
Farrel dan Nadhif kembali menghampiri Davin yang tengah sibuk di pojok belakang.
"Lagi ngapain lo? Sibuk sendiri dari tadi," Tanya Farrel penasaran
"Gue lagi memastikan kecocokan gue sama Shifa," jawab Davin masih tetap fokus dengan aktivitasnya. Cowok itu sama sekali tidak melirik
"Dih baru ngecek giniannya sekarang, lagi ada masalah ya?" tebak Farrel.
"Engg.. Nggak gue kepo aja," jawab Davin ragu-ragu.
"Caranya gimana emang?" Tanya Farrel penasaran.
Davin segera menunjukkan sambil melanjutkan pengerjaannya. Tanpa dia jelaskan sekalipun Farrel sudah bisa langsung mengerti bagaimana cara untuk melakukannya karena dulu semasa kecilnya dia pernah melakukan permainan ini.
Kalkulator cinta manual namanya. Jadi Permainan ini dilakukan dengan cara menuliskan nama perempuan dan nama laki-laki yang akan dihitung berapa kadar kecocokannya. Kemudian dihitung berapa jumlah dari setiap hurufnya dari kedua nama itu. Jika sudah, dihitung satu persatu secara menurun sampai terjadilah jumlah kecocokan sampai paling akhir. Dan misal angka hasil penjumlahannya memiliki dua digit maka dicatat angka belakangnya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rifaldino (PREQUEL IPA & IPS) [TAMAT]
Fiksi RemajaSUDAH TAMAT & PART MASIH LENGKAP [FOLLOW DULU SEBELUM BACA, PRIVATE ACAK] ✨ Perasaan yang tak pernah berjalan searah ✨ "Gue minta sama lo buat berhenti ngejar-ngejar Aldino kaya gitu, jangan nyakitin diri sendiri!" Pekik Rifqi. "Tolong jangan halang...