23. Impian Semua Perempuan

1.1K 86 4
                                    

Seperti biasa kita ritual dulu yahh

Kalian baca tanggal berapa?

Hari apa?

Jam Berapa?

SPAM RANDOM COMMENT DISINII!!

Makasii udah mau jawab, lov u

met baca all <3

***

"Emang salah ya kalau aku tertarik sama cowok dingin di era cowok nakal itu lebih diminati oleh mayoritas?"

***

Di sabtu pagi ini Rifa merasa kondisinya jauh lebih baik dari kemarin. Kepalanya sudah tidak terasa pusing. Tubuhnya pun sudah tidak terasa lemas. Seperti apa yang diperintahkan oleh Arkanza dia juga sudah menghubungi cowok itu yang dari semalam menunggu kepastiannya.

Rifa cepat-cepat keluar dari rumahnya ketika dia melihat mobil Arkanza yang sudah terparkir sempurna di depan rumahnya. Dia tidak mau membuatnya menunggu terlalu lama. Dia belum cukup dekat dengan Arkanza untuk membuat cowok itu menunggu. Kalau Rifqi yang saat ini ada di luar, dia tidak segan-segan membuatnya menunggu selama apapun.

Rifa sudah berpamitan sebelumnya pada Regyna dan kini wanita paruh baya itu sudah kembali masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Oleh karena itu Rifa tidak berpamitan lagi pada ibunya, dia berencana untuk berpamitan melalui chat supaya tidak mengganggunya.

"Nyokap lo ada?" tanya Arkanza ketika Rifa baru saja duduk di jok sebelahnya.

"Lagi istirahat kak di dalem," jawab Rifa.

"Ini gue gak-papa gak pamitan dulu?" Tanya Arkanza merasa tidak enak. Selama ini setiap kali dia mengajak siapapun untuk pergi dengannya dia pasti akan pamitan dengan orang tuanya.

"Gak usah kak gak-papa," jawab Rifa.

"Oke, jalan ya?"

Rifa mengangguk sebagai jawaban. Setelah mendapatkan persetujuan dari Rifa Arkanza langsung menancapkan gas keluar dari perumahan itu.

Selama dalam perjalanan keduanya sama-sama terdiam. Arkanza sibuk memikirkan bagaimana caranya untuk memulai percakapan dengan Rifa. Di sisi lain, Rifa sedang asik menikmati pemandangan kota Bandung di pagi hari. Rifa sangat menyukai pemandangan kota ini terutama pada pagi hari. Dia bisa melihat orang-orang yang tampak bersemangat bersepeda di pinggir jalan. Rifa jadi termotivasi untuk melakukan hal yang sama, tapi sayangnya jarang sekali dia bisa bangun sepagi ini.

"Gimana semalem? Tidurnya nyenyak?" Tanya Arkanza yang akhirnya memulai percakapan dengan penuh perhatian. Tak seperti cowok yang ditaksir oleh Rifa, dingin.

"Lumayan kak," Jawab Rifa singkat dan ngambang.

"Ini lo sekarang beneran udah mendingan kan?" Arkanza kembali bertanya. Cowok itu ingin memastikan keadaan gadis yang saat ini ada di sisinya.

"Serius kak, udah mendingan kok lihat aja," Rifa menggerak-gerakkan lengannya untuk membuktikan bahwa tubuhnya sudah tidak lemas lagi.

Arkanza melirik Rifa sekilas, cowok itu terkekeh melihat tingkahnya yang diluar dari dugaannya. Tak terduga tapi Arkanza tetap suka. "Iya iya gue percaya."

Selang beberapa menit, akhirnya mereka pun sampai di sebuah cafe. Ternyata jaraknya cukup dekat dari rumahnya. Keduanya pun langsung turun dari mobil tanpa adanya perbincangan apapun. Rifa mengikuti langkah Arkanza dari belakang. Sambil mengekori Arkanza, gadis itu menyisir pandangannya, dia baru tahu selama ini ada cafe yang lumayan bagus di dekat rumahnya.

Rifaldino (PREQUEL IPA & IPS) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang