2. Rifqi & Arin

10.4K 626 97
                                    

Hai semuanyaa!! Apakabarr? Siapa nih diantara kalian yang dari kemarin nunggu up dari cerita ini hayoo ngakuu!!

Sebelum mulai baca boleh dongg spam comment apa sih yang kalian tunggu-tunggu dari cerita ini??

Makasih atas antusiasmenya, lov u❤️

selamat membaca~

***

"Seorang pacar yang selalu dinomor duakan, ya siapa lagi kalau bukan aku," – Arina Nadya Salsabila

***

Arin : Rif ketemuan yu, gue ini di belakang sekolah

Rifqi terus memandangi layar ponselnya, lelaki itu berulang-ulang kali membaca pesan singkat dari gadis itu. Tidak seperti biasanya Arin membolos satu atau dua jam pelajaran hanya untuk menemuinya. Biasanya perempuan itu tidak pernah rela untuk menggunakan waktu belajarnya di kelas untuk berpacaran dengannya.

Dari kejauhan, sudah terlihat punggung perempuan itu. Arin tak henti mengedarkan pandangannya, dia terlihat sangat menanti kehadiran cowok itu. Senyum Rifqi mulai terbit, niat jahilnya seketika terbit dalam benaknya.

Rifqi perlahan berjalan mendekati Arin yang membelakanginya. Dia berencana ingin mengagetkan perempuan itu. Agar tidak menimbulkan suara langkah kaki yang keras, Rifqi berjalan sambil sedikit berjinjit.

"Hai sayang," sapa Rifqi sambil memegang kedua pundak Arin dari belakang.

Arin sedikit melompat saking terkejutnya. Perempuan itu langsung berbalik menghadap pacarnya yang ada di belakangnya itu. Dia mengira bahwa dia akan tertangkap basah oleh guru yang sedang piket berpatroli di sekeliling sekolahnya.

Dia memukul lengan Rifqi dengan pelan, "Ih Rifqi ngagetin aja aku pikir siapa!"

"Hehehe, ada apa nih manggil ke sini?" Tanya Rifqi tanpa berbasa-basi karena setelah ini dia harus segera kembali ke dalam kelasnya.

"Kangen ya?" Sebelum Arin menjawab Rifqi mencoba untuk menebak sekaligus menggodanya.

Deg!

Hatinya terasa sakit mendengar perkataan lelaki itu. Sikap Rifqi terlihat seperti seolah-olah dia tidak menyadari bahwa hari ini adalah hari yang sangat spesial. Seharusnya Rifqi sudah tahu apa tujuannya memanggil lelaki itu ke sini.

Namun, Arin berusaha untuk tetap berpikir positif dia tidak bisa menduga sesuatu yang kenyataannya itu belum pasti. Lagi pula Rifqi selalu mengingat monthsarry mereka setiap bulan, dia tidak mungkin lupa kalau hari ini mereka sudah berpacaran selama satu tahun tepat.

"Kamu gak lupa ini hari anniversary kita kan?" Tanya Arin sedikit ragu-ragu. Dia takut Rifqi malah memberikan jawaban yang sebenarnya tidak ingin dia dengar.

Sial! Bisa-bisanya Rifqi lupa bahwa hari ini adalah anniversary-nya bersama Arin. Lelaki itu tidak mempersiapkan apapun untuk anniversary mereka berdua. Biasanya setiap bulan dia selalu menyiapkan hadiah kecil untuk perempuan itu, kini dia malah lupa dengan hari yang jauh lebih spesial daripada monthsarry.

"Ya masa aku lupa sih sayang," Rifqi berbohong. Dia tidak mau mengacaukan suasana hari ini dimana seharusnya dia dan Arin berbahagia dan merayakan anniversarry-nya itu bersama-sama.

Arin tidak yakin dengan jawaban Rifqi. Dia mengenal Rifqi bukan satu atau dua hari saja, dia sudah akrab dengannya selama satu tahun. Arin bahkan sudah mengenal ayah Rifqi, satu-satunya perempuan yang Rifqi kenalkan kepada ayahnya itu hanya Arin saja seorang.

Rifaldino (PREQUEL IPA & IPS) [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang