Duo Aru (Arumi dan Aruna) sudah berangkat kuliah sejak pagi tadi, kebetulan hari ini mereka semua ada kelas kecuali Nadhira.
Begitupun dengan Elma, ia sudah siap berangkat kuliah, tapi saat mendengar hp Nadhira berbunyi, Elma lantas membangunkan Nadhira dahulu.
Nadhira belum juga bangun, mungkin efek mabuk semalam menjadikan Nadhira masih terlelap sampai pagi.
"Nad bangun, ada yang telpon lo," kata Elma seraya menggoyang-goyangkan lengan Nadhira.
"Apa sih El, ganggu gue aja. Gue masih ngantuk," sahut Nadhira dengan suara khas orang bangun tidur.
"Itu ada yang telpon lo, siapa tau penting."
Lalu tangan Nadhira meraba kasurnya mencoba mencari hp miliknya, setelah ketemu ia melihat panggilan itu dan ternyata dari nomor tak dikenal.
"Dari nomor gak dikenal El. Lo aja deh yang angkat, gue takut," ujar Nadhira seraya menyerahkan hpnya pada Elma.
Elma menerima hp itu dan segera mengangkat telponnya, tak lupa ia kencangkan volumenya agar Nadhira juga ikut mendengar.
"Halo," sapa Elma.
"Halo, selamat pagi."
"Pagi, siapa ya?" tanya Elma.
"Dengan Fahsya Nadhira Ayu Putri?"
"Iya, ada apa ya?"
"Kami dari Jalur Singgah cofe shop, ingin melakukan wawancara hari ini jam 8. Apakah bisa?"
Setelah mendengar itu, lantas Nadhira merebut hp nya dari genggaman Elma seraya menjawab, "Bisa-bisa!"
"Baik, kalau begitu kami tunggu kehadirannya. Terimakasih atas waktunya."
"Terimakasih kembali." Lalu panggilan terputus.
Nadhira segera bergegas untuk mempersiapkan diri, sedangkan Elma hanya memperhatikan setiap gerak-gerik yang dilakukan oleh Nadhira.
"Jangan buru-buru, Nad, santai," saran Elma.
"Udah jam 7, El. Lo kuliah jam berapa?" tanya Nadhira.
"Jam 8," jawab Elma.
"Berangkat sama gue aja naik tarzan," tawar Nadhira.
"Gak minta anter Shaka?" tanya Elma.
"Males banget deh, gak usah sebut nama itu!" seru Nadhira.
"Oke deh," sahut Elma singkat.
"Ya udah, gue siap-siap dulu." Elma mengangguk seraya duduk di meja belajar Nadhira dan Nadhira melenggang masuk ke kamar mandi.
30 menit berlalu, Nadhira sudah siap dengan semuanya tinggal berangkat saja.
"Yuk El! Lo tunggu di depan aja, gue ambil motor dulu," kata Nadhira.
"Oke, kalo gitu gue ke depan ya, Nad." Nadhira mengangguk dan Elma pergi menunggu Nadhira di depan asrama.
Saat Elma keluar dari asramanya, ia melihat Shaka yang sedang mondar-mandir di depan asrama putri tapi ia hiraukan. Letak asrama putri dan asrama putra berseberangan.
Ketika melewati Shaka, tangan Elma yang sedang memakai jam tangan dicekal olehnya, membuat Elma melepaskannya secara spontan karena mereka tidak begitu kenal.
"Sorry, lo kenal Nadhira?" tanya lelaki itu.
"Kenal," jawab Elma singkat.
"Dia ada di dalem?" tanyanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AIRA [hiatus]
Novela JuvenilCerita ringan konflik - 17+ 🐳🐳🐳 Tinggal serumah bersama Air, si mahasiswa tingkat akhir jurusan Arsitektur, tidak pernah terbayangkan oleh Nadhira, juga mahasiswi tingkat akhir jurusan Tata Boga yang saat ini sedang mencari pekerjaan. Air, yang...