Chapter 45 ~ Lunch ~

192 9 0
                                    

Disinilah mereka sekarang, dua gadis yang berbeda generasi itu masih saling memandang setiap sudut rumah kecil yang saat ini mereka singgahi. Entah kebetulan ataukah memang sudah takdirnya, saat mereka mencari-cari tempat tinggal mereka berpapasan dengan kakek penjual balon. Yah ..yang waktu itu Prilly membantu kakek pada saat ia ingin menyelamatkan Aletta namun naas ia terlambat, yang mengakibatkan gadis itu di benci oleh adik-adiknya sampai saat ini

"Di minum dulu nak Prilly ..nak Aletta" ucap kakek itu dengan meletakkan dua cangkir teh hangat di hadapan Prilly dan Aletta

"Terimakasih kek" ucap prilly tak ketinggalan pula senyuman hangatnya

"..." kakek mengangguk

"Kenapa tengah malam kalian berada di luar rumah?" Ucap kakek membuka topik pembicaraan, saat sebelumnya terlihat sekali kecanggungan diantara mereka bertiga

"Panjang kek ceritanya" ucap Prilly

"..." kakek tersenyum hangat, seolah ia menyadari bahwa bukan kapasitas dia untuk mengetahui masalah kedua gadis itu lebih dalam

"Adik kamu ternyata banyak ya nak"

"Alhamdulillah kek. Banyak adik makin membuat saya lebih bertanggung jawab dan pastinya selalu buat saya bahagia" ucap Prilly dengan menoleh pada Aletta dan tersenyum

"..." Aletta membalas senyuman itu

"kakek senang kalian saling menyayangi satu sama lain. Terus seperti itu yah"

"Iya kek. Sebelumnya kami ingin mengucapkan terimakasih banyak atas bantuan kakek, kalau tidak ada kakek saat itu, entah akan seperti apa nasib saya kek"

"Aah ..berlebihan sekali kamu nak. Kamu jauh lebih membantu saya dan cucu saya waktu itu"

"Cucu kakek?" Tanya Prilly saat gadis itu menyadari bahwa selama semalam dan pagi hari ia menginap di rumah kakek, ia tidak melihat siapapun selain kakek itu

"Mmm ..cucu saya"

"Kek, apa pertanyaan saya lancang? Maaf kek jika saya membuat kakek sedih" ucap Prilly saat menyadari perubahan mimik wajah yang cukup kentara pada kakek

"Aaah ..tidak nak, mengenai cucu kakek. Cucu kakek meninggal dunia saat itu nak. Kakek telat membawa nya ke rumah sakit. Saat sampai di rumah sakit ia sudah dalam keadaan tak bernafas, dokter mengatakan jika cucu kakek mengalami dehidrasi parah"

"Prilly minta maaf kek, mungkin jika Prilly tidak membahas hal ini. Kakek .."

"Tidak masalah nak, Ini sudah menjadi takdir kita. Ada kelahiran pasti ada kematian"

"Sebagai permintaan maaf Prilly, hari ini kita makan siang diluar, Prilly yang bayar semuanya. Kakek setuju kan?" Ucap Prilly penuh harap

"..." kakek menatap Prilly dan Aletta bergantian cukup lama, kakek menghela nafas sejenak sebelum ia mengangguk tanda bahwa ia menyetujui ajakan Prilly

"Asik kita makan di luar. Ayo sekarang kita siap-siap, kek ..Prilly dan Aletta berganti baju dahulu ya" tanpa menunda lebih lama lagi Prilly beranjak dari kursi dan membawa Aletta ke kamar yang sejak malam kedua gadis itu tempati

.

.

.

"Biarkan mereka keluar terlebih dahulu. Setelah itu bawa paksa mereka masuk ke dalam mobil. Paham?"

"Lalu pemilik rumah itu?"

"Bawa juga dia bodoh!" Pekik Pria itu

"Kalian harus hati-hati, disini kita diamati. Paham?"

please?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang