Chapter 33 ~ Rumit ~

251 14 3
                                    

"terlalu rumit, saya bingung harus menyelesaikannya darimana dulu. Bisakah anda membantu saya?"

"Santai saja, gini-gini juga aku multitalent. Aku dokter bisa sekaligus merangkap menjadi detektif"

"Baguslah jika kamu bisa saya handal kan. Tapi ingat, ini rahasia kita. Tidak ada yang boleh tahu"

"Aku bisa pastikan, masalah ini akan cepat teratasi. Sekali menyelam dua pulau terlampaui"

"Sudah, jangan banyak bicara. Buktikan saja, baru saya bisa bangga padamu"

"Baiklah, apa jaminan nya jika aku dapat menyelesaikan tugas ini? Apartemen sepuluh lantai? Tanah anda yang di Asia seribu hektar? Atau .."

"Kamu ternyata tidak banyak berubah"

"Harus itu. Dalam sebuah kerjasama itu kedua belah pihak harus saling menguntungkan. Terlebih disini aku yang banyak bertindak, jika aku tidak membantu masalah ini, mungkin saja rambut di kepala anda makin banyak berubah menjadi putih"

"Baiklah, apapun itu tidak menjadi masalah bagi saya"

"Aaah, sebenarnya aku tidak tega dengan dia, dan bagaimana bisa dia berada disana?"

"Saat aku pertama kali melihat dia dalam keadaan seperti itu, yang ada dalam pikiran aku hanya satu. Siapa yang berani berbuat keji padanya? Bukankah dia orang yang introvert? Mustahil bukan, jika dia tiba-tiba mempunyai musuh?"

"Peluru itu membuatnya mengalami cedera kepala berat"

"Bagi penderita cedera kepala berat, potensi komplikasi jangka panjang hingga kematian dapat terjadi jika tidak ditangani dengan tepat. Perubahan perilaku dan kelumpuhan adalah beberapa efek yang dapat dialami penderita dikarenakan otak mengalami kerusakan, baik fungsi fisiologisnya maupun struktur anatomisnya"

"Apa itu sangat berbahaya pada hidupnya?"

"Tentu saja. Dalam kasus ini kita tidak boleh meremehkannya"

"Apa dia bisa sembuh?"

"Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, jika yang diatas menginginkan dia tetap hidup, maka tidak ada yang dapat mencegah nya bukan. Aku sebagai dokter akan mengusahakan kesembuhannya semaksimal mungkin"

"Baiklah, lalu kemungkinan terburuk yang akan dia alami?"

"Pada penderita cedera kepala berat dapat mengalami gejala kehilangan koordinasi tubuh, kejang - kejang setelah seminggu dalam ketidak sadaran nya, perubahan perilaku secara intens, cadel saat berbicara, bahkan kemungkinan besarnya ia akan mengalami kelumpuhan ataupun kebutaan"

"Jika dia hanya mengalami kebutaan saja itu tidak masalah bagi saya"

"Kenapa begitu?"

"Kamu pura-pura bodoh? Atau justru bodoh beneran? Yang benar saja. Justru itu akan semakin memudahkan untuk saya membawa dia dekat dengan rencana saya"

"Boleh aku berkata buruk pada anda?"

"Haha, lupakan saja. Aku hanya sedang bergurau"

"Ada satu lagi yang penting untuk saya tanyakan padamu. Apa keadaannya saat ini tidak mempengaruhi fungsi jantung nya?"

"Aku rasa tidak"

"Syukurlah"

"hmm ..mungkin untuk kali ini anda harus bisa lebih bersabar. Tidak mudah untuk mengembalikan keadaannya seperti semula. Dan anda juga harus tahu apa yang perawat temukan saat mengganti pakaiannya"

"Akan saya coba. Apa itu?"

"Pada bagian lengan kanan dan kirinya terdapat beberapa luka. Kedua tangannya terdapat luka bakar yang cukup parah. Pada Punggungnya terdapat bekas bergaris biru tak rata, seperti luka cambukan"

"Saya tidak terkejut tentang itu"

"Apa anda sudah mengetahuinya?"

"Tentu saja. Bahkan saya sudah tahu jika putra satu-satunya saya mulai ada rasa simpati dengan anak itu"

"Apa? Benarkah itu? Bukankah anak anda sudah mempunyai kekasih? Ckckck .. rupanya gelar playboy bisa menjadi turun menurun begitu yah"

"Siapa bilang? Saya bilang simpati bukan jatuh cinta. Dasar bodoh!"

.

.

.

"aku tidak bisa menjawabnya, aku tidak tahu alasannya"

"Jelas kamu tidak tahu, karena hanya Prilly asli yang dapat menjawabnya" ucap gadis yang berwajah Kelyn, sedangkan yang disindir hanya dapat memandang dengan wajah tak terbaca

"Sudah jelas kan, siapa disini yang Prilly asli. Jadi, untuk kembaran aku tersayang. Prilly minta maaf yah, karena untuk kali ini biarkan aku yang pulang ke rumah Ibu" ucap gadis berwajah Kelyn itu dengan pelan serta menundukkan kepalanya

"Tunggu dulu"

"Apa lagi?"

"Bukankah kamu belum memberikan jawaban dari pertanyaan terakhir?"

"Apa itu penting?"

"Ya. Dan kamu punya waktu lima menit untuk menjawabnya" ucap Ali yang akhirnya angkat suara, setelah beberapa menit yang lalu ia menyaksikan dan mendengarkan secara langsung perdebatan dari kedua gadis disebelah kanan dan kirinya

"Apa? Lima menit?" Ucap gadis yang berwajah Kelyn itu dengan tercekat

"Ya, kenapa? Apa ada yang salah"

"Ckck ..dasar MALIWA"

"..." Ali membulatkan kedua matanya, apa tadi Ali salah dengar? MALIWA? baiklah Ali kali ini sudah yakin dengan pilihannya

"Kau ikut saya pulang, dan saya kecewa dengan kamu" ucap Ali murka, terlihat rahangnya mengetat, matanya yang beberapa menit lalu terlihat sayu kini kembali menajam seperti sebuah pisau yang siap menghunus tepat di jantung lawannya. Setelah mengatakan itu, Ali dengan kemarahan yang meluap-luap meninggalkan kedua gadis itu

"Aaa ..apa? Apa - apaan ini??"

.

.

.

BERSAMBUNG ...

Hayooo
Kira - kira siapa yah kedua pria itu?
Dan siapakah gadis yang kedua pria itu bicarakan?
Kira-kira kalian juga penasaran gak siapa yang Ali pilih?😊

Oh ..ya, disini Ali masih simpati ya sama Prilly. Sabar semua itu butuh proses😊

please?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang