Chapter 3 ~ flashback 2 ~

715 34 0
                                    

Setelah 1 jam lamanya alya ditangani, dokter yang menanganinya di UGD pun keluar, sesekali terdengar hembusan nafas yang dokter itu lakukan di setiap langkahnya, tuan syarief yang melihatnya keluar pun langsung menghampiri dokter tersebut tanpa membiarkan dokter itu membuka masker nya terlebih dahulu yang bertengger di depan hidung runcingnya

"Bagaimana keadaan putri saya dok?"  Tanya tuan syarief dengan nada yang sedikit memburu

"Bisa kita bicarakan di ruangan saya saja rif" ucap dokter tersebut setelah membuka masker yang tadi ia gunakan, oh yah jika kalian membaca cerita ini dari awal pasti kalian tidak bingung kenapa dokter nya hanya memanggil rif saja tidak memakai embel - embel tuan😂 jadi jika kalian bingung aku sarankan baca dari awal yah wkwkwk, oke lupakan saja ...

"Baik dok"

"Mari ikuti saya" ucap dokter tersebut sambil memberi senyuman ramahnya

Tidak membutuhkan waktu lama bagi mereka menelusuri beberapa ruangan yang ada di rumah sakit ini akhirnya mereka sudah tiba di depan ruangan yang di atas pintu nya terdapat tulisan yang bertulis " dra. Budhila kenziano sp.JP " aku mau sedikit kasih tau nih arti dari gelar yang berada di belakang nama dokter budhila😂 sp.JP adalah gelar dokter yang menangani khusus jantung dan pembuluh darah, oke udah ngertikan guysss? Wkwkk ... next yahhh

"Silahkan masuk rif ... res" ucap dokter budhila seraya membuka pintu ruangan nya

"Iya dok" balas tuan dan nyoya syarief bersamaan dan melangkahkan kaki mereka masuk ke dalam ruangan tersebut di susul dokter budhila di belakangnya

"Silahkan kalian duduk dulu, saya akan menjelaskan perkembangan penyakit putri kalian" ucap dokter budhila yang serius terlihat sekali dari perubahan raut wajahnya

Mereka hanya menganggukan kepala mereka dan segera duduk berhadapan dengan dokter budhila.

"Jadi langsung saja saya ingin menanyakan kepada kalian khususnya kamu rif, apa kamu sudah mencari orang yang benar - benar cocok? Jika belum segeralah cari sebelum usia putrimu 17 tahun, karena jika dalam umur 17 tahun putri kalian masih belum mendapatkan orang nya, kalian tau sendiri kan apa akibatnya? Kematian putri kalian. Kalian mau sampai hal itu terjadi?" Tanya dokter budhila dengan mata biru nya yang menusuk mata hitam legam tuan syarief dan mata hazel nya nyonya syarief, dan mata putihnya author ... lahh thor lu matanya warna putih? Katarak dong lu yah hahaha, kampret lu, tuan syarief yang terhormat mau yah lu gue kasih scene cerita nya putri lu mati ke alam gubuk? Ckckck jangan lah thor, lahhh .. ko alam gubuk? Alam gaib kali thor, napa lu nyambung nya ke gubuk reot tempat lu tidur sih thor?
Kampret yah lu lama - lama gue sumpelin juga yah mulut lu itu sama kaos kaki bekas bersihin pup nya kucing gue nih, weeeetsss ... sadisnya thor✌
tau ahhh .. diem lu mau gue lanjutin kaga nih cerite .. atau lu mau anak lu gue lupa ingatan kaga inget ame babeh nya sendiri hahaha. ampun thor ckckck, lupakan gays lanjut yah😆

"Sudah dok, tapi ..." sebelum tuan syarief melanjutkan ucapannya dokter budhila terlebih dahulu memotong pembicaraan nya

"Tapi apa rif ? Oh yah jangan panggil aku dokter dong , panggil saja aku dila jika disini kita bicara hanya bertiga yah"

"Baik, tapi sebelum nya kau tau kan jika aku tidak suka ada orang yang memotong pembicaraan aku baik itu teman, saudara, maupun istriku sendiri" ucap tuan syarief dengan nada dingin dan mata hitam legamnya yang menusuk

"Iya ... iya rif maaf, yaudah cepet tapi apa?" Ucap dokter budhila dengan nada yang di buat - buat seolah .. olah menyesali perbuatan nya

"Hmmm ... tapi anak tersebut belum ada di dunia ini dila, dan sebelum kau bertanya kenapa anak tersebut belum ada di dunia ini karena jawaban nya anak itu belum lahir di rahim ibu nya, yah jadi kita tunggu saja anak itu lahir, karena dia lah yang akan membantu aku dan istriku" ucap tuan syarief dengan santainya plus muka datarnya yang rasanya pengen author tabok sama parutan kelapa wkwkwk #sadis

"Kau yakin anak itu cocok dan apakah ibu kandungnya bersedia memberikan itu sama kalian?" Tanya dokter budhila dengan serius

"Saya sudah mentes DNA anak itu dan anak saya, dan hasilnya 99% cocok, kalau masalah ibu kandung nya sih kamu jangan tanyakan lagi, beliau sendiri malahan yang menawarkan dengan sukarela hidup anak nya ke saya, jadi apa yang harus di permasalahkan bukan?"  Jawab tuan syarief dengan santai dan tegas

" haaaa ... ibu macam apa yang sukarela melakukan itu kepada anak nya, ckckck aku gak habis pikir rif" ucap dokter budhila dengan raut wajah kagetnya dan sesekali dia memijat pelipis nya, dokter budhila membatin tidak habis pikir

"Sudahlah jangan dipikirkan, yang terpenting aku sudah mendapatkan nya bukan" ucap tuan syarief dengan senyum jahatnya, dokter budhila yang mendengarkan serta melihat senyum jahat saudaranya ini pun hanya bisa membatin "aku tau sifat keras kepalamu dan keegoisanmu rif, tapi apakah kamu tidak ada sedikit rasa kasihan sama sekali kepada anak itu? Bagaiman jika anak itu tau hidupnya hanya untuk bertahan nya seseorang, yang bahkan itu sudah di rencanakan sebelum dia lahir, kasiahan sekali anak itu, semoga anak itu menerimanya dengan ikhlas"

"Dila ... dila .." ucap nyonya syarief seraya melambaikan     tangan kanan nya di depan wajah saudaranya ini

"Eeee .. eehhh iya res, maaf ... maaf"

" kamu kenapa dila melamun, kamu sakit atau pusing?"

"Aku tidak papah" jawab dokter budhila berusaha agar terlihat santai, nyonya resi yang mendengar ucapannya pun hanya bisa menganggukan kepalanya

" jadi bagaimana dengan putri ku, apa keadaan nya semakin memburuk dila?" Tanya tuan syarief memastikan

"Sejauh ini sih aku ct scane jantung nya tidak mengalami perubahan yang mengejutkan, alya hanya kelelahan saja, jadi pastikan kembali obat dan istirahatnya tepat waktu yah" pesan dokter budhila

"Alhamdulillah kalau begitu kami pamit yah, oh yah boleh kan kami membawa alya pulang sekarang?" Tanya tuan syarief kembali

"Ckckck ... kau ini anak baru di beri obat peredam sakitnya juga sudah langsung mau dibawa pulang aja, apakah kau gila rif ?" ucap dokter budhila seraya melototkan kedua bola mata biru nya

" ya .. yaaaa ... yahhh biasa saja kali dila awas matamu jatuh terus dipungut sama kucing buat makan malamnya, mau ?hahaha" ejek tuan syarief dibarengi dengan tawa renyahnya

"Sialan ... kau saudara durhaka" teriak dokter budhila setelah tuan syarief menutup pintu ruangan nya.

Bersambung ...
-
-
-
-
-
-
-
-
_
_
Sedikit info guysss, aku Next cerita aku setiap sabtu minggu yah .. jadi see you minggu depan guysss!! Muach😚

please?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang