Chapter 16 ~ Mulai terkuak ~

347 19 0
                                    

'Bertahan'
.
.
.
satu kata yang mempunyai arti tersendiri bagiku
Tetap ada walau tidak dibutuhkan ...
Tetap tersenyum walau dihujani beribu kebencian ...
Tetap bernafas walau angin seakan berpaling ...
Tetap berdiri walau sudah lelah berpijak ...
Tetap menyirami walau terus dihantam beribu api ...
Tetap menggenggam walau menyakiti ...

.
.
.
.
.

Jakarta, 23 Oktober 2013


                ♡     ♡     ♡     ♡

"Tidak tante, illy hanya bergurau saja"

"Saya tau, kamu masih belum mau terbuka dengan saya. Tapi tidak papah, itu hak kamu" ucap nyonya disertai elusan lembut yang Illy rasakan di puncak kepalanya

"Makasih yah tante udah terima kita disini, walaupun illy tidak tau keluarga Ibu illy siapa? Ayah illy siapa dan dimana? Tapi illy yakin Ibu bisa bahagia disini dengan atau tanpa illy. Tante illy boleh cerita?" Ucap Prilly meraih tangan nyonya dengan lembut lalu menatap kedua mata nyonya nya dengan gumpalan air mata yang kapan saja siap keluar dari sudut mata hazelnya

"Hey, kamu bersedih nak? Maaf tante bukanlah cenayang yang tau apa isi hati kamu, jadi coba kamu ceritakan apa yang mau kamu ceritakan ke tante" ucap nyonya dengan membalas gengaman tangan Prilly

"Akhir .. akhir ini illy selalu bermimpi kalau Illy akan pergi jauh dari Ibu, Illy bingung semakin Illy berusaha untuk menepisnya, semakin jelas juga mimpi itu berputar dipikiran Illy. Illy tidak tau apa maksud dari itu semua" ucap Prilly yang entah sejak kapan air matanya sudah meluncur bebas menghiasi pipi putih berisinya

"Apa kamu percaya dengan mimpi itu? Kamu tau kan, kalau mimpi itu adalah bunga tidur"

"Percaya tidak percaya sih, tapi mimpi juga bisa melambangkan firasat untuk kita kan tante?"

" ... "

"Tante, tante pernah tidak merasa diasingkan?"

"Pernah"

"Oh yah?" Ucap Prilly tak percaya seraya mengangkat bahunya keatas dan dengan mata yang berkedip beberapa kali

"Hahaha, apakah kamu mau dengar cerita tante yang diasingkan itu?"

"Mmm .. boleh?" Ucap Prilly ragu

"Tentu saja rahasia hahaha" ucap nyonya dengan tawa terpingkal pingkalnya, ketika melihat raut wajah prilly yang langsung tertekuk layaknya pakaian kusut

"Ehhhh ko kamu nangis sih nak? Apa tante bercanda nya kelewatan? Cupp .. cuppp sini sini tante peluk" ucap nyonya lalu meraih bahu Prilly untuk lebih dekat dengannya, memudahkan nyonya untuk bisa merengkuh tubuh mungil Prilly

"Aku bersyukur Tuhan telah mendatangkan tante ke kehidupan ku, hikss ..." ucap Prilly sesenggukan, perlu diketahui Prilly adalah tipe gadis yang sulit sekali beradaptasi dengan orang lain, tapi entah kenapa ia merasa seperti dapat ikatan kekuatan yang tersalur ketika ia berada di dekat nyonya nya ini

"Tante tidak suka kamu berbicara seperti itu" gumam nyonya pelan

"Tante bolehkah Illy minta kejujuran tante untuk saat ini saja. Please .. tan! Prilly mohon" ucap prilly bersungguh sungguh, memposisikan tubuhnya meluruh, berjongkok memegang kedua lutut nyonya, menatap beliau dengan binaran yang melempar jauh sifat ketegaran yang selama ini gadis itu tunjukkan di depan orang-orang, yang sekarang hanya ada binaran ketakutan, kesakitan, keingin tauan yang menggebu gebu batinnya saat ini

please?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang