Part 10

1K 108 5
                                    

Jisung menutup kedua matanya. Dan perlahan dia bisa merasakan bibir Minho menempel di bibirnya. Hanya menempel tanpa ada nafsu. Ini adalah ciuman pertama untuk Jisung dan Minho, dan rasanya begitu mendebarkan.

~~
Sudah 4 bulan usia pernikahan Minho dan Jisung, terasa begitu cepat untuk keduanya. Dan tak lama lagi Minho harus membuat keputusan, mempertahankan pernikahannya atau mengakhirinya.
Itu tak mudah untuk Minho. Sebab, sejak insiden ciuman itu keduanya semakin dekat.

Terkadang, mereka akan bercerita tentang pekerjaan masing-masing. Minho begitu nyaman bercerita pada Jisung, dia sosok pendengar yang baik. Dan juga sering memberikan solusi yang baik saat Minho menceritakan masalahnya di kantor.

Sangat jauh berbeda dengan Stela, karena gadis itu seakan tak pernah perduli saat dia ingin menceritakan keluh kesahnya. Yang ada gadis itu selalu mengalihkan pembicaraan dengan mengajaknya berbelanja atau apapun yang membuat gadis itu merasa senang. Dia seolah tak peduli apa yang di rasakan oleh Minho, dan terkadang Minho jengah dengan sikap gadis itu.

Minho semakin dilanda kebingungan sekarang dengan pilihannya. Seandainya saja dia orang yang kejam dan tak peduli pada orang lain, sudah dipastikan dia akan mengakhiri hubungannya dengan Stela. Dan tetap mempertahankan pernikahannya dengan Jisung. Tapi sayangnya dia tak sekejam itu. Dia sangat menghormati sang ibu dan begitu menyayanginya. Jadi dia merasa menyakiti Stela sama saja dengan menyakiti ibunya yang sama-sama seorang wanita.
Minho melihat Seungmin, dia berpikir untuk bertanya pada pemuda itu.

"Seungmin-ah, bisa aku bertanya padamu?"

"Tentu saja. Ada apa?"

"Jika kau dihadapkan pada 2 pilihan, dan pilihan itu berat untukmu. Mana yang mungkin akan kau pilih?"

"Jika itu aku, aku akan memilih mana yang terbaik untukku. Apalagi pilihannya menyangkut tentang kehidupanku, aku harus memilih mana yang terbaik untuk hidupku. Dan juga kita harus memilih yang pasti. Contohnya seperti kita mendapat 2 projek yang sama besarnya. Yang satu menjanjikan keuntungan berlipat-lipat, tapi belum tentu terbukti kebenarannya. Dan yang satu, tak banyak menjanjikan banyak hal. Tapi akan bekerja sebaik mungkin untuk projek yang dia jalani. Maka tanpa pikir panjang aku akan memilih yang kedua. Daripada mencari sesuatu yang tak pasti lebih baik pilih yang pasti. Jalani pekerjaan dengan sebaik mungkin, dan hasilnya pasti akan datang pada kita."

"Kau pintar seperti biasanya, terima kasih. Kau bisa lanjutkan pekerjaanmu."

Minho kembali keruangannya. Entah kenapa jawaban Seungmin tadi mengarah pada Jisung. Dari segi manapun, Jisung memang yang terbaik. Dan dia juga merupakan istrinya. Hatinya juga sudah terikat pada Jisung, hanya saja dia belum menemukan alasan untuk meninggalkan Stela. Karena akan terlalu kejam jika dia tiba-tiba mengakhiri semuanya dengan Stela begitu saja.

~~
Jisung baru saja selesai memasak pesanan terakhirnya. Hari ini pengunjung cukup banyak, dan membuat Jisung kewalahan. Setelah membereskan dapur, dia pindah ke tempat kasir dan meminta Felix untuk istirahat makan siang. Tak jauh dari tempatnya, Jisung melihat sepasang suami istri paruh baya yang sedang saling menyuapi sambil tersenyum bahagia. Rasanya tak ada beban yang mereka rasakan. Jisung membayangkan pernikahannya, apakah dia akan bisa menjalaninya sampai tua bersama Minho. Tapi mengingat ada sosok lain yang menunggu Minho di luar sana, membuat dirinya tak berharap banyak.

Ditambah lagi pernikahan mereka terjadi karen perjodohan orang tua, bukan murni karena cinta. Tapi jika boleh jujur, Jisung sudah mulai memiliki perasaanpada Minho yang perlahan tumbuh semakin besar di hatinya. Pernah Jisung berpikir jika perlakuan Minho selama ini padanya hanya di dasari tanggung jawabnya pada pernikahan mereka. Apakah Minho merasakan hal yang sama seperti yang dia rasakan sekarang? Atau hatinya masih sepenuhnya milik Stela.
Jisung hanya berharap, pernikahannya dengan Minho selama 6 bulan akan berjalan baik. Dia sepenuhnya menyerahkan segalanya pada tuhan. Apapun yang akan terjadi setelah 6 bulan, dia yakin itu yang terbaik untuknya dan Minho.

"Jisung-ah kenapa melamun?" Tanya Felix yang baru saja selesai makan siang.

"Aku baik-baik saja, hanya sedikit lelah. Oh ya, bagaimana hubunganmu dengan Changbin?"

"Baik-baik saja. Meskipun dia sedang sibuk di luar kota, dia akan menyempatkan diri untuk menghubungiku."

"Syukurlah, aku senang mendengarnya. Aku ke dapur dulu."

Jisung berjalan menuju dapur dan Felix memperhatikannya. Dia merasa Jisung sedang punya pikiran. Felix hanya berharap, Jisung baik-baik saja."

~~
Malamnya, Minho masih disibukan dengan pekerjaannya. Padahal sudah pukul 8 malam, dan itu artinya cafe milik Jisung sudah tutup. Minho menghubungi Jisung jika dia tak bisa menjemputnya karena pekerjaannya yang masih belum selesai, dan mengharuskannya untuk lembur.
Jisung memaklumi dan memilih pulang dengan taxi.

Jisung sudah mandi dan duduk di atas tempat tidur. Dia membayangkan jika dia dan Minho akhirnya harus berpisah, dan membuatnya harus tidur sendirian lagi.
Jisung kini sudah terbiasa dengan keberadaan Minho di sisinya, apa jadinya nanti jika dia harus kehilangan Minho.

Sudah pukul 10 malam, dan Minho sudah pulang. Jisung yang masih bangun, segera pergi untuk menyambut Minho.
Minho keluar dari mobilnya dan melihat Jisung di depan rumah, padahal malam ini cukup dingin. Dan dia melihat Jisung tak mengenakan jaket dan hanya mengenakan kaos putih pendek. Dia segera menghampiri Jisung.

"Kenapa kau keluar? Diluar sedang dingin, kau bahkan tak memakai jaket. Kau bisa sakit nanti. Kenapa tidak tidur duluan saja."

"Aku belum mengantuk."

"Ayo masuk, nanti kau sakit."

"Iya. Minho, kau sudah makan?"

"Sudah tadi, sekarang kau tidur duluan. Aku mau mandi dulu."

Usai mandi, Minho melihat Jisung yang sudah tertidur lelap. Dia mengecup kening Jisung cukup lama. Dia kembali menatap wajah damai Jisung, dan membuatnya semakin sadar jika dia sudah jatuh pada pesona Jisung sepenuhnya.

~~
Hari berganti dengan cepat, dan perasaan Minho pada Jisung semakin besar dan begitupun sebaliknya. Tapi keduanya tak berani mengungkapkannya, dan hanya bisa menyimpannya dalam hati.

Dan tak terasa genap 6 bulan pernikahan Minho dan Jisung. Tiba saatnya Minho harus membuat keputusan. Dia sadar sepenuhnya jika kini dihatinya hanya dipenuhi nama Jisung, dan dia ingin bersamanya sampai tua nanti. Tapi bagaimana dengan Stela? Dia pasti sudah menunggunya selama 6 bulan, Minho merasa tak tega menyakitinya.

Tiba-tiba Stela datang ke kantornya dan memeluk Minho yang masih terdiam karena terkejut dengan kedatangan gadis itu.

"Kenapa diam saja? Kau tidak merindukanku? Ini sudah 6 bulan pernikahanmu, itu artinya kau harus segera menceraikan Jisung."

Minho kembali dilema dengan pilihannya, dan Jisung juga datang ke kantornya. Tentu saja dia melihat Stela di sana. Dan hati Jisung seakan di tusuk saat melihat Minho dan Stela berpelukan di ruangan Minho.
Apa itu artinya Jisung harus merelakan pernikahannya berakhir dan membiarkan Minho kembali pada kekasihnya.
Jisung sudah tahu ini mungkin terjadi, tapi kenapa tetap saja hatinya begitu sakit.

Saat Stela pergi, Jisung bisa melihat gadis itu menyeringai padanya. Minho menghampiri Jisung, dia terlihat khawatir.

"Jisung aku."

"Boleh aku menciummu?"

"A apa?"

Tanpa bicara lagi Jisung segera menarik tengkuk Minho dan menyatukan bibir mereka. Jisung mencoba menyalurkan perasaannya pada Minho lewat ciumannya tanpa ada nafsu. Tak apa ini yang terakhir kalinya dia bisa mencium Minho sebelum akhirnya keduanya harus berpisah. Meskipun terluka, Jisung pasrah jika dia harus kehilangan Minho. Asalkan pria yang di cintainya itu bahagia.

Tbc.

Love by marriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang