part 19

800 60 13
                                    

Warning 18+

~~
Minho dan Jisung kembali ke hotel, dan Jisung mandi terlebih dahulu. Setelahnya giliran Minho yang mandi. Dia keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang melilit di tubuhnya, membuat tubuh bagian atasnya terekspos. Jisung terkejut dan wajahnya memerah. Jantungnya berdetak begitu kencang saat membayangkan apa yang akan mereka lakukan sebentar lagi.

"Kenapa kau hanya pakai handuk saja?"

"Kau kan mau memberikanku sesuatu, dan lebih mudah untuk tak memakai baju." Minho mendekatkan dirinya ke arah Jisung yang sedang duduk di atas sofa dan memciumnya. Rasa mint dari pasta gigi langsung terasa di mulut Jisung. Minho menciumnya dengan lembut dan perlahan ciuman mereka semakin cepat, sampai mereka melepas tautan karena kehabisan nafas. Dengan nafas yang terengah dan wajah yang memerah mereka saling bertatapan. Tatapan lembut Minho yang membuat Jisung merasa nyaman. Kegugupan yang dia rasakan sejak tadi perlahan berkurang.

"Kita bisa hentikan sampai di sini, karena jika terus dilanjutkan aku tak akan berhenti meskipun kau memohon." Ucap Minho sambil terus menatap wajah Jisung.

"Memangnya siapa yang minta berhenti, ayo kita lanjutkan." Jisung mengalungkan tangannya ke leher Minho dan menciumnya duluan. Entah keberanian dari mana dia melakukannya. Jisung malu, tapi tak bisa menghentikannya. Minho tersenyum di sela ciuman mereka.

Minho menggendong Jisung dan memindahkannya ke atas tempat tidur, dan perlahan membuka satu persatu kancing baju Jisung tanpa melepaskan tautan mereka. Minho melepas ciumannya dan menatap wajah Jisung dari dekat. Wajahnya yang sepenuhnya memerah dan nafasnya yang masih terengah, membuat Minho semakin gila rasanya. Minho mulai mencium setiap inci wajah Jisung dengan lembut, membuat suara erangan tertahan di bibir Jisung. Ciumannya turun ke leher putihnya dan telinga Jisung yang merah tak luput dari sasaran Minho. Dia terus menyerang titik sensitif Jisung, sampai Jisung sulit untuk bernafas.
Ciumannya beralih kedua puting merah muda yang sudah mencuat akibat ciuman tanpa hentinya. Minho mulai memainkan puting itu dengan mulutnya. Membuat Jisung tak bisa menahan erangan akibat serangan Minho yang tiada henti.

Kini sudah tak ada satu helaipun pakaian yang menempel di tubuh mereka, dan Jisung juga mulai aktif menyentuh setiap inci tubuh Minho. Keduanya mulai menikmati permainan yang semakin terasa panas itu. Saling menyentuh dan merasakan kehangatan sampai tubuh mereka di penuhi oleh keringat.
Sampai akhirnya Minho mulai memasukan miliknya ke hole sempit milik Jisung dengan perlahan. Jisung merasakan sakit tak tertahan saat benda asing memasuki dirinya. Dia meremas rambut dan punggung Minho saat rasa sakit itu semakin terasa setiap Minho memajukan miliknya ke dalam. Sampai teriakan Jisung terdengar di dalam kamar itu saat milik Minho sudah masuk seutuhnya ke dalam dirinya.

Minho kembali mencium Jisung untuk mengalihkan rasa sakit yang Jisung rasakan, dan saat Jisung mulai tenang Minho mulai memaju mundurkan tubuhnya dengan perlahan. Rasa sakit luar biasa yang tadi Jisung rasakan, berubah menjadi kenikmatan yang baru pertama kali mereka berdua rasakan. Desahan dan erangan terus terdengar di dalam kamar yang untung saja berukuran besar itu. Jadi keduanya tak perlu menahan suara mereka karena khawatir terdengat keluar.

Malam semakin larut saat mereka merasakan pelepasan pertama mereka. Terdengar erangan yang lebih keras beriringan dengan semakin cepatnya pergerakan Minho. Dengan nafas yang terengah keduanya beristirahat. Rasanya tenaga mereka sudah terkuras habis.  Minho tidur di samping Jisung dan menyelimuti tubuhnya. Dia mengecup lembut kening Jisung yang sudah dipenuhi dengan keringat sama seperti dirinya. Malam ini akhirnya mereka menjadi pasangan suami istri yang sesungguhnya.

"Good night sweety."

( udah ya , maaf gak sesuai harapan. Ini pertama kalinya aku bikin beginian, dan ternyata susah ya 🙈🙈. Aku gak bakat bikin story kaya gini deh kayanya. Semoga suka lah ya 🙇🙇)

~~
Besoknya, Jisung merasakan seluruh tubuhnya terasa pegal, di tambah bagian belakangnya yang terasa sakit dan sulit di gerakan. Wajahnya langsung memerah mengingat apa yang dia lakukan bersama Minho.
Di sampingnya, Minho masih tertidur pulas sambil memeluknya erat. Jisung mengelus pipi Minho perlahan, dia tetap terlihat sangat tampan saat tidur. Minho mulai terbangun dan melihat wajah Jisung.

"Pagi."

"Pagi."

Minho bangun dan mendudukan tubuhnya di atas tempat tidur. Jisung berusaha bangun, tapi rasa sakit menghentikannya. Minho tiba-tiba menggendongnya.

"Apa yang kau lakukan?"

"Tak usah malu kita sudah melihat semuanya. Aku akan membantumu mandi, jadi biarkan suamimu ini melakukan pelayanan terbaik untuk istrinya yang tercinta."

Minho membawa Jisung ke dalam kamar mandi dan mendudukannya perlahan di bak mandi. Dia menyiram tubuh Jisung dengan air hangat dan membersihkan tubuhnya dengan perlahan. Sesekali dia akan mencuri kecupan dari istrinya itu.

Jisung sudah berganti pakaian dan kembali duduk di atas tempat tidur, tentunya setelah Minho mengganti spreynya. Minho juga memesan sarapan karena tahu Jisung masih belum bisa bergerak bebas.

"Kau diam saja di sini, jika ada yang kau butuhkan katakan padaku. Aku akan siapkan untukmu."

"Terima kasih, aku jadi merepotkanmu."

"Jangan bicara seperti itu, aku senang bisa membantumu."

~~
Hari terakhir di Jepang, Minho dan Jisung menghabiskan waktu mereka untuk berbelanja oleh-oleh untuk keluarga dan teman-teman mereka. Banyak yang mereka beli, seperti pakaian dan aksesoris. Setelah puas berbelanja mereka makan bersama di sebuah restoran.

Malam sudah mulai larut, Jisung masih bangun dan duduk di sofa dekt jendela. Dia menikmati pemandangan kota untuk terakhir kalinya sebelum pulang kembali ke Korea. Dia terkejut saat Minho tiba-tiba memeluknya dari belakang.

"Kau sedang apa? Kenapa belum tidur."

"Aku ingin menikmati malam ini sebentar lagi."

"Kalau begitu aku temani." Minho duduk di samping Jisung dan memeluknya lebih erat. Dia tak akan melupakan semua kenangan mereka di sini. Minho ingin menciptakan lebih banyak kenangan indah bersama Jisung ke depannya. Dia ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama Jisung.

~~
Besoknya Jisung dan Minho sudah bersiap untuk pulang dan berjalan keluar dari hotel. Jisung merasakan perasaan tak enak dan membuatnya sedikit gelisah.

"Ada apa?"

"Tidak. Ayo pergi."

Minho dan Jisung masuk ke dalam taxi yang akan mengantakan mereka ke bandara.

Saat tiba di bandara, pesawat terlambat berangkat. Minho mengajak Jisung untuk makan terlebih dahulu sambil menunggu keberangkatan. Jisung terlihat tak terlalu menikmati makanannya, karena perasaannya semakin terasa tak enak.

"Apa makanannya tak enak? Kau mau pesan makanan lain atau pindah tempat?"

"Tak apa, Kita makan ini saja."

~~
Akhirnya Jisung dan Minho tiba di Korea, dan mereka segera pulang. Keduanya sangat lelah dan ingin segera istirahat. Setelah menyapa orang tua, mereka pergi ke kamar untuk mengistirahatkan tubuh mereka.

Besoknya, Jisung dan Minho menemui teman-temannya dan memberikan oleh-oleh dari Jepang. Mereka menghabiskan waktu sambil makan dan berbincang. Mulai besok mereka akan kembali melanjutkan aktifitas mereka di cafe dan di kantor. Jadi tak ada salahnya bersantai di hari ini kan.

Jisung izin ke toilet, entah kenapa dia merasa ada seseorang yang mengikutinya. Sampai saat dia keluar dari toilet seseorang membekapnya dengan sapu tangan yang sudah di beri obat tidur.

Jisung merasakan kepalanya pusing, dan sekilas dia melihat wajah yang tak asing di depannya.

"Sudah puas bulan madu dengan pacarku." Stela tersenyum sinis ke arah Jisung.

Tbc

Love by marriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang