part 8

900 88 4
                                    

Jisung tersenyum. Dia begitu senang Minho akhirnya datang.

Acara berlangsung dengan sukses. Semua yang datang menyukai menu makanan di sana.

"Ini semua berkat bantuan kalian, mulai hari ini mohon kerja samanya. Ayo kita sukseskan cafe baru kita." Ucap Jisung pada teman-temannya.

"Tentu. Ayo bekerja keras untuk kesuksesan." Ucap Hyunjin.

"Ayo bersulang untuk Wish cafe." Ucap Minho.

Semua bersulang, meskipun merasa lelah mereka semua senang acara berlangsung dengan baik.

Sesampainya di rumah, Jisung segera mandi. Sementara Minho, dia membuka laptop dan beberapa berkasnya yang tak sempat dia kerjakan karena harus menghadiri pembukaan cafe baru milik Jisung.

Jisung sudah mengganti pakaiannya saat melihat Minho yang tertidur di sofa. Dia tahu Minho pasti lelah. Dengan hati-hati Jisung merapikan berkas milik Minho ke atas meja. Dan dengan perlahan membangunkan Minho.

"Minho, ayo bangun. Aku sudah siapkan air hangat untukmu."

Minho terbangun dan merentangkan otot-ototnya yang terasa pegal. Dan setelahnya dia berendam dengan air hangat di kamar mandi. Dia mengambil pakaian yang sudah di siapkan Jisung diatas tempat tidur.

Sementara Jisung sudah tidur karena kelelahan. Minho tersenyum dan seperti biasa dia akan memandangi wajah terlelap Jisung. Entah kenapa wajah damai Jisung begitu menenangkan hatinya, dan membuatnya nyaman.

"Apa yang harus aku lakukan Jisung? Kenapa semakin hari aku semakin merasa nyaman di dekatmu. Dan jantungku terus berdetak tak karuan setiap ada kau di sampingku. Dan sekarang hanya tersisa waktu 3 bulan sampai waktu 6 bulan berakhir. Sampai hari itu tiba, tolong izinkan aku untuk egois sekarang. Aku ingin menikmati waktu-waktu kita ke depannya. Semoga saja saat waktunya nanti, aku bisa yakin dengan keputusanku. Antara tetap bersamamu atau kembali pada Stela."

Minho sebenarnya merasa bersalah pada gadis yang merupakan kekasihnya itu. Selama bersama Jisung, dia sudah melupakannya.

Banyak sekali perbedaan antara Stela dan Jisung. Seperti, Stela itu selalu meminta ini itu padanya. Sementara Jisung, dia mandiri dan tak pernah meminta apapun darinya.

Stela malas bekerja, dia selalu berkata, untuk apa punya orang tua kaya dan kekasih yang kaya kalau dia tetap harus bekerja. Berbeda denga Jisung, walaupun sudah menikah dan mendapat uang dari Minho, Jisung tetap ingin bekerja dan membuka cafe.

Stela selalu menggodanya setiap ada kesempatan. Sementara Jisung itu sangat polos dan sopan. Dan berusaha menjadi istri yang baik.

Perbedaan keduanya bagaikan langit dan bumi, membuat Minho pusing di buatnya. Jika dia bisa kejam, dia ingin meninggalkan Stela dan tetap bersama Jisung. Tapi Minho tak sejahat itu, dia masih tetap memikirkan perasaan kekasihnya itu.

~~
Cafe Jisung sudah buka selama satu minggu, dan cafe miliknya mulai ramai karena menu yang banyak dan tentu saja rasanya yang lezat. Dia di bantu Jeongin, yang bertugas membuat dessert dan makanan ringan. Ada Felix yang menjaga kasir sekaligus membuat minuman. Sementara Hyunjin dan Chan bertugas melayani para tamu.

Hari ini cafe sangat ramai, membuat mereka terlihat lelah tapi senang. Sebagai ucapan terima kasih Jisung membuat makan siang untuk mereka, dan tentu saja mereka sangat senang karena masakan Jisung yang sangat lezat.

Malamnya, Jisung sudah menutup cafe dan bersiap pulang. Tadinya dia akan menghentikan taxi, tapi di urungkan saat melihat mobil Minho yang baru sampai d cafenya.

Minho sengaja menjemputnya pulang, agar Jisung tidak perlu naik kendaraan umum.

"Minho, aku bisa pulang sendiri. Kau kan pasti lelah setelah seharian bekerja di kantor."

"Kau juga kan pasti lelah. Aku pulang cepat jadi bisa menjemputmu. Ayo naik, ini sudah mau hujan."

"Terima kasih Minho."

"Sudah kewajibanku."

"Bagaimana dengan cafemu? Semua lancar?"

"Iya. Pengunjungnya cukup ramai sampai kami cukup kerepotan. Tapi kami senang, banyak yang puas dengan makanan dan pelayanan kami. Dan juga katanya semua pekerjanya tampan dan manis."

"Tentu saja. Lagipula masakanmu kan sangat lezat, jadi pasti banyak yang menyukainya."

"Aku melakukan yang terbaik. Kau sudah makan?"

"Sebenarnya belum."

"Dasar. Untung saja aku membawa makanan. Nanti aku akan hangatkan."

Sesampainya di rumah, Jisung meminta Minho untuk mandi sementara dia akan menghangatkan makan malam untuk Minho.
Selesai mandi, Minho melihat Jisung menyiapkan makan malam di meja. Ingin rasanya dia memeluk tubuh mungil itu dan mengucapkan terima kasih istriku pada Jisung. Tapi dia tak berani melakukannya, dia takut Jiaung tak akan nyaman, dan dia juga sadar pernikahannya bukan seperti pasangan biasa yang menikah karena cinta. Tapi pernikahan mereka karena perjodohan orang tua. Minho tak mau sampai Jisung merasa tak nyaman di dekatnya. Dia hanya bisa menahan diri dan menatap Jisung dari kejauhan.

Tbc

Love by marriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang