Minho menatap wajah Jisung yang tersenyum sambil menyeka keringatnya. Rasa panas dan gerah ditubuhnya tidak dia rasakan lagi karena terlalu fokus melihat Jisung dari jarak yang dekat.
Bus berhenti di halte selanjutnya, dan di sana ada Changbin dan Jeongin yang mulai masuk ke dalam bus.
"Kau juga ikut Minho?" Tanya Jeongin.
"Ya. Aku sedang libur, jadi aku ikut saja."
Mereka duduk di tempat yang kosong, dan akhirnya yang di tunggu-tunggu Minho tiba. Karena ini pemberhentian terakhir dan mereka akan turun. Minho akhirnya bisa bernafas lega, berlama-lama di dalam bus sangat gerah dan tidak nyaman.
Mereka pergi ke taman hiburan yang berada tak jauh dari sana, dan mencoba berbagai permainan. Sebenarnya hanya Jisung dan Jeongin saja yang bermain, Changbin dan Minho hanya bersantai di dekat mereka sambil melihat Jeongin dan Jisung bermain. Jisung terlihat begitu senang setiap menaiki setiap wahana,bahkan wahana yang cukup menyeramkan sekalipun. Minho sampai geleng-geleng kepala melihat Jisung yang tak ada rasa takutnya.
"Jisung begitu senang." Ucap Minho.
"Tentu saja. Dulu saat masih sekolah dia lebih sering menghabiskan waktunya dengan belajar, agar mendapatkan nilai terbaik untuk membanggakan orang tuanya. Dia jarang bermain,dan hanya pergi jika sedang libur sekolah. Makanya dia terlihat begitu senang."
Minho tersenyum, Jisung mengingatkannya pada masa lalu. Dia juga lebih sering menghabiskan waktunya dengan belajar dan belajar. Dan setelah bekerja di perusahaan, Minho selalu fokus pada pekerjaannya. Tapi dia bertemu Stela saat kuliah dan Minho sedikitnya tidak terlalu fokus pada kuliahnya, karena gadis itu selalu mengajaknya pergi kencan. Jika Minho menolak, gadis itu akan merajuk seharian.
Ngomong-ngomong soal Stela, Minho melupakan kekasihnya itu beberap waktu ini. Sejak adanya Jisung, Minho tak pernah mengingat sang kekasih. Minho meminta maaf dalam hati.
Jisung dan Jeongin sudah selesai bermain. Kini mereka makan bersama di sebuah cafe. Jisung dan Jeongin makan sambil bercanda, Minho sampai tak bisa melepas pandangannya saat melihat Jisung tertawa dengan Jeongin. Keduanya sama-sama terlihat cantik padahal mereka laki-laki, tapi Jisung berbeda tentu saja. Pria cantik dan imut itu selalu bisa menarik perhatian Minho
"Jisung, kau mau makan yang lain?" Tanya Minho.
"Sebenarnya aku ingin sekali makan ice cream, apa boleh?"
"Tentu saja. Pesan apapun yang kau suka."
"Terima kasih Minho."
Setelah makan, mereka pergi ke taman terdekat dan menikmati udara sore di sana. Mereka harus menikmati waktu santai mereka sebelum kembali sibuk bekerja. Jisung juga pasti akan sibuk saat cafenya sudah buka.
"Aku rindu menikmati sore hari di sini. Rasanya semua penat dan pusing karena pelajaran hilang seketika." Ucap Jeongin.
"Iya, aku juga. Rasanya waktu begitu cepat berlalu, kita sudah tumbu dewasa, bahkan aku sudah menikah." Ucap Jisung.
"Kau ingat dulu saat kita Sma, kita mau naik wahana. Penjaganya mwnghadangmu karena mengira kau masih Smp." Ucap Jeongin.
"Dan kau marah pada penjaganya dan mengatakan kau sudah 17 tahun." Ucap Changbin.
"Ya. Dan penjaga itu tak percaya padaku. Aku sampai harus memperlihatkan kartu pelajarku padanya. Penjaga itu tak bisa melihat apa betapa tampannya seorang Jisung."
"Kau cantik Jisung, sangat cantik." Ucap Minho yang sejak tadi diam.
Ucapan Minho berhasil membuat wajah Jisung bersemu.Jisung dan Minho tiba di rumah, Minho terlihat kelelahan. Jisung kembali merasa bersalah.
"Maaf ya, kau pasti lelah. Setelah berhari-hari bekerja di kantor kau malah ku ajak pergi."
"Aku kan yang ingin ikut. Lagipula aku tak merasa lelah. Aku senang bisa menemanimu pergi. Oh ya, bagaimana dengan cafemu?"
"Tinggal perbaikan sedikit lagi, dan rencananya aku ingin mengganti beberapa perabotan di sana."
"Besok aku akan membawamu ke tempat temanku. Barang-barang di tempatnya sangat bagus, danku harap itu sesuai seleramu."
"Tidak perlu Minho, nanti kau lelah. Besok kan kau harus ke kantor."
"Tidak apa-apa. Aku senang bisa membantu. Besok setelah bekerja aku akan membawamu kesana."
"Baiklah. Terserah kau saja. Aku akan siapkan air hangat untuk mandi."
"Terima kasih."
"Sama-sama."
Akhirnya Minho dan Jisung bisa sedikit akrab dan tidak terlalu canggung saat bersama.
~~
Jisung sudah lama terlelap, tapi Minho masih terjaga. Sudah hampir 1 jam dia memandangi wajah Jisung yang sedang tidur damai. Terlihat cantik dan manis.Minho bersyukur dia di jodohkan dengan sosok Jisung yang baik, mandiri, dan terdidik dengan baik. Sangat jauh dengan Stela, yang selalu manja dan meminta ini itu padanya.
Minho terus merasakan kantuk mulai menyerangnya, dan perlahan dia juga mulai tertidur.
~~
Jisung sedang menyiapkan sarapan di dapur, sedangkan Minho baru saja selesai bersiap ke kantor. Jisung menghampiri Minho dan membetulkan letak dasinya yang kurang rapi. Tanpa menyadari jarak keduanya yang begitu dekat. Jisung tersenyum setelah merapikan dasi Minho, dan mengajaknya sarapan bersama.Jane dan Minhyuk tersenyum melihat interaksi ke duanya.
Sorenya, sesuai janji Minho. Dia mengantar Jisung ke toko furniture milik temannya. Jisung begitu senang melihat barang-barang di sana, dan memilih barang yang dia butuhkan untuk cafenya.
Setelah selesai dengan belanjaannya, mereka makan di sebuah cafe. Seorang pelayan menawarkan menu pasangan pada Minho, dan Minho memesannya.
Rata-rata makanannya berbentuk hati, dan membuat Jisung gemas dengan bentuknya."Lucu sekali, sayang memakannya."
"Kau mau pesan yang lain?"
"Eh tidak perlu. Kita makan yang ada saja, ini sudah sangat banyak."
~~
Hari pembukaan cafe milik Jisung tiba. Semua keluarga dan teman-temannya sudah datang. Hanya Minho yang belum datang, karena tadi dia harus menghadiri meeting penting dan tak bisa diwakilkan.Pembukaan cafe di mulai, dan Jisung mulai memotong pita sebagai peresmian cafenya. Semua orang bertepuk tangan, dan menikmati makanan buatan Jisung. Tak lupa dessert buatan Jeongin, dan berbagai minuman buatan Felix.
Semua orang terlihat menikmati makanan yang tersaji, tapi sampai detik ini Minho belum juga datang.
Jisung menghela nafasnya pelan dan menunduk melihat ponselnya."Apa menu spesial di sini?"
Jisung mendongakkan kepalanya saat mendengar suara Minho.
"Minho."
"Maaf aku terlambat. Klien ku sangat cerewet dan menyebalkan. Tapi syukurlah aku masih bisa datang walau terlambat."
Jisung tersenyum. Dia begitu senang Minho akhirnya datang.
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love by married
RomantizmHan Jisung dan Lee Minho tidak pernah saling mengenal, dan mereka terjebak dalam perjodohan. Apa yang akan terjadi setelah mereka menikah.