Gak terpikirkan di benak Yuda kalau malam ini di pos kamling samping rumahnya dia dikuliti sama Angkasa. Awalnya mereka berdua main catur sambil nungguin Saras kakaknya Yuda pulang kerja dengan selamat soalnya kadang di persimpangan komplek suka ada orang iseng yang menghadang pengendara motor. Saras pernah mengalami itu waktu masih kuliah dan Yuda jadi berjanji sama dirinya sendiri untuk tiap malam ngawasin persimpangan karena takut kejadian gak mengenakkan terulang kembali.
Udara di sekitar pos kamling serasa menyusut dan fokus Yuda udah buyar secara tiba-tiba setelah Angkasa nyeletuk. "Yud. Gue tau lo suka sama Nad lebih dari temen. Please lah kali ini jangan jadi orang bego lagi."
Ucapan Angkasa itu udah dia pikirin matang-matang gara-gara kejadian dia memergoki Sean yang mepet Yuda, tapi enggak dikasih ketegasan. Soalnya waktu SMA dulu juga gitu, kejadiannya lebih rumit lagi karena Angkasa juga jadi salah satu yang terlibat di dalamnya. Kejadian itu yang membuat mereka berempat merenggang selama hampir satu tahun.
"Kita cukup jadi orang bego waktu SMA aja Yud. Buat sekarang jangan lagi," ulang Angkasa masih belum ditanggapi oleh Yuda. "Waktu itu gue yang salah malah musuhin lo padahal murni cewek itu yang bangsat dan gue yang bego. Tapi tindakan lo coba-coba macarin Erlin itu murni kesalahan lo."
Yuda masih bungkam. Sorot matanya yang sendu lebih memilih untuk mengamati hitam putih papan catur ketimbang ekspresi Angkasa yang entah sekarang seperti apa, yang jelas obrolan mereka berdua sangat serius malam ini. Yuda meyakini itu karena Angkasa gak pernah mau bercanda tentang masalah yang terjadi di antara mereka dulu. Angkasa mungkin udah siap ngomongin kejadian dulu seakan gak ada apa-apa, tapi Yuda masih ngerasa gak nyaman. Dia bakal menghindar kalau ngomongin soal cewek ke Angkasa, mangkanya dia gak mau bahas lebih lanjut soal Sean waktu Angkasa tanya-tanya.
"Gue...masih ngerasa sumber masalahnya itu gue Sa. Perasaan dia ke gue itu jadi masalahnya karena perasaan itu yang ngebuat dia manfaatin lo. Gue matahin hati orang yang baru pertama kali jatuh cinta dan sialnya itu lo sobat gue."
Angkasa membuang napasnya kasar. Menurut dia emang susah kalau ngomong sama oknum people pleasure kayak Yuda. Mau ditegasin berkali-kali pun jawabannya pasti sama.
"Kan gue udah bilang. Dalam kasus gue lo gak salah Yud. Gue yang gak dewasa malah nonjokin lo waktu itu. Lo harusnya minta maaf sama Erlin," ucap Angkasa tegas. "dan Nadira," batinnya tidak bersuara.
Yuda tertawa pahit mendengar nama Erlin lagi-lagi disebut. "Erlin maafin gue asalkan gue gak muncul di depan dia lagi. Gue gak tau kalo tindakan anak abg bakal jadi serumit orang dewasa dampaknya."
"Sakit tetep sakit Yud, gak kenal umur. Semua orang bisa sakit. Lo mungkin berpikir rasa suka Erlin ke lo itu cuma sekedar anak abg yang lagi belajar suka-sukaan, yang kalo putus seminggu lagi udah punya pacar baru, tapi nyatanya dia tulus beneran sesayang itu Yud."
Habis itu Angkasa gak ngomong apa-apa lagi, dia memilih untuk menuang teh dari teko ke gelas yang dia bawa dari rumah Dito. Satu gelas teh itu gak dia minum sendiri melainkan dia sodorin ke Yuda yang masih melamun. Angkasa sadar banget raut wajah sedih Yuda soalnya di antara mereka berempat cuma Yuda yang sering memperlihatkan ekspresi sendu kalau sendirian.
"Nad bilang teh chamomile bagus diminum pas lagi curhat-curhatan," ucap Angkasa masih berusaha membujuk Yuda untuk menerima gelasnya.
"Thanks Sa."
Gak lama setelah sesi deep talk antara Angkasa dan Yuda selesai, Dito keluar dari rumahnya bawa satu panci mie godog yang asapnya masih mengepul.
"Kasih tatakan, cepet panas ini!" titah Dito begitu sampai di pos kamling.
Dengan sigap Yuda mengambil tutup tupperware punya Mama Astria buat dijadiin alas panci yang masih panas. Langsung aja buru-buru diambil lagi sama Angkasa, bisa-bisa sampai rumah dia dijadiin perkedel sama mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lay Your Head On Me
أدب الهواةThe Identity Series#1 Nadira Riyani si pejuang kehidupan yang mencoba untuk memahami eksistensi dirinya sendiri di dunia. Di tengah upayanya mencari arti, Baratayuda Pamungkas hadir menemani. Mencoba membuktikan pada Nadira jika dirinya bukan hanya...