BAB 26

244 29 0
                                    

Ø Mungkin ada beberapa typo

Ø Bahasa Baku dan Non-Baku

Ø EYD masih belum sempurna

Ø Cerita bertemakan LGBT/sesama jenis/boys love/boyXboy/gay/YAOI/MPREG

Ø Dewasa 21+

Ø Adegan seks eksplisit


Jika tidak suka dengan genre cerita yang saya buat, saya tidak memaksa untuk membaca.



PERINGATAN!!!

BAB INI BERISI ADEGAN DEWASA YANG TERGAMBAR SECARA EKSPLISIT ATAU GAMBLANG (TERANG-TERANGAN / JELAS). BAGI KALIAN YANG TIDAK SUKA PENGGAMBARAN SEKS SECARA EKSPLISIT DIPERKENANKAN UNTUK TIDAK MEMBACA BAB INI DAN BISA LANGSUNG MEMBACA KE BAB SELANJUTNYA. KARENA CERITA PADA BAB INI TIDAK AKAN BERPENGARUH BANYAK PADA CERITA DI BAB SELANJUTNYA.



Selamat Membaca dan Selamat Menikmati!



***



Elvan tersenyum ketika kelopak mata Satya bergerak pelan sebelum akhirnya mata itu terbuka lebar. Walau kulit Satya coklat, dengan jarak sedekat ini, Elvan dapat melihat kedua pipi Satya yang memerah. Dan itu membuat Elvan tersenyum senang, sebab Satya terlihat sangat manis dan seksi.

Elvan menyingkap helaian rambut yang menjuntai di kening Satya dan mengusapnya. Lalu tangannya beralih mengusap pipi kecoklatan Satya, pipi yang sering memerah setiap kali ia menggodanya. Terakhir Elvan menggerakkan tangannya dan berhenti di bibir bawah Satya yang kenyal, yang membuatnya kecanduan setiap kali menciumnya.

Elvan menatap mata Satya yang jernih. "Aku menyukai bibirmu. Rasanya begitu manis dan membuatku kecanduan."

Setelah mengatakan itu, Elvan mencium bibir Satya yang merah dan sedikit membengkak. Namun kali ini ia mengontrol nafsunya supaya tidak menyakiti kekasihnya. Elvan hanya mencium bibir atas dan bawah Satya sampai puas, sebelum akhirnya ia beralih ke leher Satya.

Elvan semakin ganas menghujami leher Satya dengan ciuman ketika pemuda itu mendongakkan kepalanya yang mempermudah Elvan untuk menjelajahi setiap inci leher Satya. Setelah puas menjelajahi leher Satya, Elvan beralih mencium bagian belakang telinga Satya.

Elvan benar-benar kecanduan untuk terus mencium dan meninggalkan jejak kepemilikannya pada setiap inci tubuh Satya.

"Apa yang kamu lakukan, Van?" Satya menggerakkan kepalanya karena geli.

"Mempraktikkan bagaimana caranya laki-laki dan laki-laki bercinta hingga membuatmu bisa cepat hamil," jawab Elvan sekenanya.

Wangi rambut Satya membuat Elvan semakin ganas menciumi bagian belakang lehernya. Ditambah Satya yang tenang, itu membuat Elvan kalap hingga menciumnya dengan keras hingga meninggalkan jejak yang sangat jelas di kulitnya yang berwarna coklat.

Satya yang meremas rambutnya seolah-olah memberinya semangat untuk terus mencumbu leher itu. Hal itu membuat Elvan bersemangat dan tidak menahan diri lagi. Ia melampiaskan hasratnya mencumbu bagian belakang telinga Satya. Setelah puas, ia kembali beralih mencium leher Satya dan menghisapnya hingga meninggalkan bekas merah yang nyata di setiap bagian yang ia cium.

Belahan Jiwa [BL | MPREG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang